Saturday, July 30, 2011

Focus Group Discussion Internal PT.Jasa Marga

PT.Jasa Marga (Persero) Tbk selaku leader dalam bidang pengembangan dan perngoperasian jalan tol seluruh Indonesia dan sebagai perusahaan yang telah mencatatkan diri/listing pada lantai bursa (BEI), perlu melakukan penyusunan strategi yang berhubungan dengan stakeholder terutama dengan pengguna jalan (customer) agar pelayanan yang diberikan semakin membaik dan citra perusahaan pun semakin baik dimata publik dan investor.
Jumat, 29 juli 2011 bertempat di Jasa Marga Development Centre Kantor Pusat PT Jasa Marga (Persero) Tbk sekitar pukul 09.00 WIB telah dilaksanakan sebuah forum diskusi internal yang diadakan oleh manajemen PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. Seperti yang dijelaskan oleh Sekretaris Perusahaan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Okke Marlina dalam sambutannya, bahwa tujuan diadakannya acara ini adalah untuk menindaklanjuti komitmen PT Jasa Marga (Persero) TBk meningkatkan pelayanan, serta disisi lain untuk menggali persepsi karyawan terhadap pelayanan dari bidang tugas di PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Masih menurut Sekretaris Perusahaan PT Jasa Marga (Persero) Tbk Okke Marlina, acara ini juga bertujuan menggali kendala-kendala apa saja yang dihadapi oleh petugas operasional dalam hal ini Petugas Pengumpulan Tol, Patroli, dan JMTIC (Jasa Marga Traffic Information Centre) sebagai “Etalase” perusahaan, dalam memberikan pelayanan prima kepada pengguna jalan.

Acara ini diikuti oleh 10 orang peserta dari Cabang Jasa Marga Se-Jabotabek, JMTIC plus PT.JLJ, Dengan komposisi Cabang Jagorawi 2 orang ( 1 pultol dan 1 patroli ), Japek 2 orang ( 1 pultol dan 1 patroli ), CTC 2 orang ( 1 pultol dan 1 patroli ), Janger 2 orang ( 1 pultol dan 1 patroli ), JMTIC 1 orang, dan terakhir PT.JLJ 1 orang pultol TANPA patroli. Pada sesi awal diskusi dimulai dengan diberikan selembar kertas berisi pertanyaan oleh moderator yang berasal dari konsultan komunikasi perusahaan. Pertanyaan yang ditanyakan kepada peserta adalah mengenai seberapa besar pengetahuan dan pemahaman peserta terhadap tugasnya masing-masing, sejauh mana peserta memahami visi, misi,dan tata nilai perusahaan, dan pertanyaan paling subtansial adalah mengenai kendala yang dihadapi serta saran dari peserta untuk perusahaan.

Setelah para peserta selesai menulis jawaban, para peserta diminta moderator untuk menjelaskan masing-masing jawaban didepan forum. PT.JLJ dalam hal ini diwakili oleh Wiwit Wibowo (pultol wilayah 5), dalam salah satu point yang disampaikan mengungkapkan bahwa kendala utama pultol dalam bertugas adalah ketiadaan informasi yang realtime, artinya didalam gardu tol tidak terdapat sarana/sistem informasi yang langsung berhubungan dengan kemacetan atau kejadian khusus didalam tol atau area sekitarnya. Point lain yang diungkapkan antara lain keberadaan Derek Liar, rambu Lalu lintas yang terkesan “menjebak” pengguna jalan yang pada akhirnya pultol yang menjadi sasaran kemarahan pengguna jalan. Ternyata peserta lain dibagian petugas pultol ternyata sebagian besar mempunyai permasalahan yang hampir sama, yaitu ketiadaan informasi, keberadaan derek liar, rambu-rambu yang kurang jelas, dan sarana dan prasarana didalam gardu tol yang tidak memadai.

Dari bagian petugas patroli dan JMTIC menegaskan, masalah utama yang sekarang dihadapi adalah keberadaan derek liar yang semakin marak. Setelah mendengarkan semua jawaban peserta akhirnya moderator dapat mengambil benang merah dari permasalahan petugas operasional saat ini yakni ketiadaan Informasi petugas tol didalam gardu dan keberadaan Derek liar.

a. Ketiadaan Informasi Didalam Gardu Tol
Setelah terjadi diskusi yang cukup panjang dan sempat terjadi perbedaan pendapat antara “kubu” pultol dengan “kubu” patroli plus JMTIC mengenai ketiadaan informasi, akhirnya terjadi titik temu permasalahan informasi yaitu tidak adanya (alat) penghubung dari radio komunikasi internal perusahaan kedalam gardu tol, sehingga disarankan disediakan semacam alat komunikasi realtime.

b. Keberadaan Derek Liar
Pada pembahasan ini, semua peserta baik pultol maupun petugas patroli mengungkapkan pengalaman tentang Derek liar, bahkan salah satu Kasubag Humas PT. Jasa Marga Wasta Gunadi pun mempunyai pengalaman betapa “saktinya” derek liar. Semua peserta sepakat bahwa langkah-langkah yang selama ini diambil perusahaan sudah tepat dan sesuai porsinya, karena hal ini sudah masuk ranah penegakan hukum. Jadi, tinggal menunggu political will dari para penegak hukum, apakah mau menyelesaikan masalah ini dengan tuntas atau tidak. Tetapi semua peserta juga sepakat agar manajemen perusahaan tetap membuat strategi yang lebih ampuh lagi untuk (minimal) mengurangi keberadaan Derek liar di sepanjang jalan tol PT Jasa Marga (Persero) Tbk.

Dikarenakan waktu yang sangat terbatas, sekitar pukul 11.30 WIB acara Focus Group Discussion (FGD) ditutup oleh moderator dengan menyampaikan point-point yang telah dibahas dan disimpulkan dan akan ditampung untuk kemudian data-data tersebut diolah kembali oleh mereka sebagai konsultan komunikasi perusahaan yang telah digandeng PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Seperti diungkap dalam awal diskusi, forum ini tidak mencari solusi tetapi hanya menggali informasi dan masukan sebanyak-banyaknya dari petugas operasional. Semoga kedepan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk, TERMASUK PT.JLJ menjadi perusahaan modern yang semakin dipercaya oleh publik, karena semakin modern perusahaan pastinya semakin sejahtera karyawannya,Amien

2 comments:

  1. karyawan pt. jasa marga yah mas..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bu Naniz Martha: saya karyawan anak perusahaan Jasa Marga yaitu PT.JLJ, terima kasih sudah berkunjung ke blog saya
      : )

      Delete