Kolom afwan #40
Assalamualaikum wr.wb
Kalo kata mbah definisi, kebenaran itu sesuatu yang secara objektif di terima sama oleh siapapun. Contoh bola itu bulat... Maka ketika seseorang melihat objek bola itu memang bulat maka itulah kebenaran objektif.
Nah kalo saya melihat mpok Nori itu cantik, sementara anda mengatakan tidak dan ketika dihadirkan objek nya tetep tidak bisa ketemu satu konsensus tentang cantiknya mpok Nori, maka kita sebut saja bahwa itu adalah kebenaran subjektif. Karena cantiknya mpok Nori ternyata hanya berlaku untuk saya.
Lha.. Kalo kita sudah sepakat bola itu bulat, dan ketika dihadirkan tuh objek juga bulat tapi anda tetep nyari nyari alasan dan argumentasi bahwa tidak semua bola bulat itu namanya pembenaran. Dan ketika dijelaskan malah anda ngeyel.. Itu namanya ndableg..
Orang pencari pembenaran ini biasanya terlihat lebih pinter dari para pencari kebenaran. Karena memang mencari pembenaran butuh kemampuan argumentatif dan logika berfikir yang mumpuni. Perlu menguasai berbagai filsafat yang membuat kita lebih ndableg dari yang seharusnya, tapi yang jelas lebih terlihat intelektual.
Contoh paling konkret adalah ketika membahas tentang rokok. Si perokok juga tau kalo rokok itu tidak baik untuk kesehatan, antara pengetahuan dan objek tentang tidak sehatnya rokok juga sudah menjadi konsensus bersama. Tapi berkat kelihaian berfilsafat maka rokok menjadi baik. Seketika sang perokok mendapatkan definisi pembenaran yang mengarah pada kebenaran subjektif tentang rokok, karena pada dasarnya kebenaran objektif nya rokok tidak sehat.
Lebih gampang nya, ketika perokok bilang saya tahu kalo rokok itu tidak sehat tapi...
Nah ketika kata "tapi" itu dilontarkan maka kalimat selanjutnya adalah "Pembenaran"
Jadi rumus sederhananya sebelum "tapi " adalah kebenaran objektif, setelah "tapi" adalah pembenaran yang bisa mengarah pada kebenaran subjektif.
Saya tahu kalo rokok tidak sehat tapi kalo saya nggak ngrokok saya ga bisa ganteng. Nah ini adalah pembenaran.
Kalo anda pernah lihat maling digebugin, ada dua jenis maling..pertama ketika maling itu digebugin trus mengaduh, memohon dimaafkan itu pertanda ini jenis maling yang tidak gentle, dia akan cari pembenaran akan tindakan nya, bahwa ia melakukan ini karena untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Kebutuhan keluarga jadi "pembenaran" tindakan maling nya tadi.
Kedua, ada maling yang digebugin sampai sekarat tidak mengeluh sedikit pun dan dia siap dengan konsekuensi terburuk, karena ia tahu kalo tindakannya adalah salah. Pengakuan ini adalah tindakan pengakuan "kebenaran" atas tindakannya. Semua orang sepakat bahwa maling adalah sebuah kejahatan, dan itu kebenaran objektif.
Dan maling yang kedua itu pun sepakat bahwa tindakan nya adalah salah, ia siap menerima konsekuensi atas kesalahan tanpa mencari pembenaran untuk diampuni.
So... Ketika secara objektif kebenaran itu kita akui lalu kita beri kata "tapi", maka kalimat setelah nya adalah pembenaran..
Dan ketika kita berargumen dan berfilsafat atas pembenaran itu maka sebutan yang tepat adalah ndableg...!!
SEMANGAT PAGI....!!!
No comments:
Post a Comment