Tuesday, April 19, 2011

Social Media = Jalan Pamungkas


Perkembangan zaman kian cepat, sehingga akses informasi boleh dibilang tanpa batas ( borderless ), yang dulu media cuma ada televisi, media cetak, dan radio, sekarang sudah menjadi komplit dengan adanya media online. Salah satu produk turunan dari media online adalah social media, yang beberapa contohnya seperti facebook, twitter, blogspot, atau youtube, adalah media yang sekarang kita sering temui dalam sehari-hari kita. Sebut saja Shinta-jojo atau yang paling gress Briptu Norman, adalah hasil dari kehebatan “social media” yang membuat mereka menjadi artis karbitan dunia maya.

Untuk media konvensional ( tv,radio, media cetak ) akses informasi sangatlah mudah dikooptasi oleh kalangan pemilik, atau bahkan penguasa, sehingga masyarakat sulit menerima informasi yang objektif dan berimbang,Ini sangat berbeda dengan karakter social media, dimana sang pemilik akun bisa siapa saja dan orang bebas mengungkapkan apa saja pada media ini, dan semua orang pun dapat melihat apa yang sudah diposting/ditampilkan oleh sang pemilik akun.

Hal yang menarik buat saya adalah fenomena penyelesaian masalah dengan menggunakan Social Media yang sekarang menjadi trend, bukan saja di Indonesia tetapi juga dihampir semua belahan dunia. Berikut beberapa contoh kasus yang “diselesaikan” dengan social media:
1. Koin untuk Prita, prita akhirnya diputus bebas setelah sempat ditahan dan disuruh membayar denda.
2. BiCan, terkenal dengan grup 1 juta facebooker mendukung bibit-chandra , Bibit-Chandra akhirnya memperoleh Deponeering dari Kejagung.
3. Tumbangnya Rezim Otoriter di Tunisia dan Mesir.

Untuk kasus prita, sebelum muncul gerakan “koin untuk prita”, persidangan yang dihadapi oleh prita sangat bertele-tele, prita bahkan sempat ditahan dan disuruh membayar denda, tetapi setelah didukung oleh komunitas social media, kasus prita akhirnya dibebaskan dari segala tuduhan. Untuk kasus bibit Chandra, setelah terjadi perdebatan panjang, bahkan presiden SBY turun tangan, akhirnya Bibit dan Chandra memperoleh Deponeering. Nah, untuk kasus demonstrasi di Tunisia dan Mesir, social media adalah senjata utama yang meletupkan gelombang demonstrasi di Negara tersebut, sehingga pemerintah Tunisia dan Mesir pun menahan, dan menculik para blogger kritis dinegara tersebut.

Dari beberapa contoh kasus diatas dapat ditarik sebuah benang merah mengapa masyarakat menggunakan social media, yaitu kebuntuan penyelesaian masalah melalui cara-cara normatif, karena masyarat tidak dapat mendapat rasa keadilan dari sistem yang ada. Sehingga, Social Media menjadi senjata pamungkas untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
Faktanya, Social Media adalah senjata yang paling “canggih” jika dibandingkan dengan Rudal Tomahawk amerika sekalipun, dengan cara mudah dan minim biaya, senjata ini mampu mengenai sasaran dengan minim korban, maka tidak heran dalam dokumen wikileaks yang beredar pemerintas AS sangat concern dengan Social Media, bahkan sempat diinformasikan blogger-blogger Indonesia mendapat “suntikan dana” dana pemerintahan as untuk pencitraan pemerintah as diIndonesia ( detik.com ).

Nah, kaitannya dalam pekerjaan operasional sehari-hari penulis di PT.JLJ ada pesan yang penulis ingin sampaikan, salah satunya mengenai fenomena Derek liar. Memang pembaca pasti akan tertawa ketika saya mengaitkan antara kasus Prita, BiCan, bahkan Demonstrasi Tunisia-Mesir dengan Derek Liar dilingkungan tugas, tetapi ketakutan ini cukup berasalan. Disamping penulis mengalami dan melihat langsung fenomena ini, penulis juga merasa mempunyai rasa keprihatinan mendalam fenomena ini. Fenomena Derek liar sekarang ini hendaknya cepat diselesaikan dengan tuntas, karena mereka sangat leluasa beroperasi ( operasi premanisme, pemerasan )bahkan sudah mulai berani MENGINTIMIDASI petugas gerbang. Jadi, yang saya takutkan adalah ketika fenomena ini menjadi bola salju yang terus membesar dan pada akhirnya menjadi mention ditwitter,status update di facebook, atau bahkan hedline diportal berita online, maka efek dari semua ini adalah citra perusahaan yang akan buruk, dan akan timbul efek domino yang lain. Tak ada yang tak mungkin, apalagi dalam dunia maya,susah payah perusahaan ini memperoleh sertifikasi internasional, harusnya sangat mudah pula membasmi Derek liar. CMIIW

1 comment: