Kolom Afwan #38
(Analisa Febriyanto Ngawur-ngawuran)
Assalamualaikum wr.wb..
Dunia dihentakkan dengan munculnya Mujahidin yang kemudian menamakan diri sebagai Islamic State of Iraq and Levant (ISIL) yang kemudian seiring dengan luasnya wilayah yang dikuasai menjadi Islamic State of Irak anda Suriah (ISIS) berlanjut dengan penuh percaya diri mendeklarasikan kekhalifahan baru dengan khlaifahnya Al-baghdadi yang kini merubah bentuk menjadi Islamic State (IS).
Tak ayal tidak kurang dari 40 negara membombardir wilayah yang dikuasai IS dan...Hingga kini belum menampakkan hasil yang signifikan, justru sebaliknya IS semakin kuat karena menjadi magnet bagi Mujahidin di seluruh dunia untuk bergabung. Tidak hanya perang fisik, perang media pun terus berkobar.. IS digambarkan sebagai kelompok kriminal sadis dan barbar. Tak berhenti disitu di dunia maya tersebar isu bahwa IS adalah bentukan amerika.
Disini cukup menarik, bahwa Amerika sejak perang Irak tidak pernah mengakui bahwa itu tindakan menyerang Irak adalah sebuah kesalahan. Tapi kini tiba - tiba mengakui bahwa IS adalah bentukan amerika. Mari secara ngawur kita analisa. Fakta bahwa IS semakin kuat dan sulit dikalahkan ini cukup membuat amerika panik. Perlu diketahui bahwa Amerika tidak ikut berperang melawan IS.
Untuk mengalahkan ribuan Mujahidin yang rela syahid, maka diperlukan musuh yang seimbang, disinilah kartu syi'ah sebagai musuh tradisional Suni di mainkan. Amerika lebih senang membiayai kelompok2 syi'ah untuk berperang melawan IS daripada mengorbankan ribuan prajuritnya. Tapi tampaknya ini belum juga bisa membendung gelombang perlawanan Mujahidin IS. Maka digunakanlah cara lain. Yaitu menciptakan publik enemi dikalangan Suni.
Ketika amerika mengaku bahwa IS adalah bentukan mereka, maka tidak hanya syi'ah yang membenci IS, bahkan suni pun ikut berperang melawan IS karena yakin bahwa itu adalah bentukan musuh utama Islam. Kartu perang telah dikobarkan, geliat kecurigaan menyebar dg cepat IS yang suni perang melawan Syi'ah. Sedangkan Syi'ah menggunakan isu IS untuk memprovokasi kantong2 suni untuk mendesak pemerintahan agar waspada terhadap gerakan IS yang bisa mengancam negara. Dan kini perang telah menyebar dipenjuru dunia.
Indonesia pun tak luput dari provokasi media. Suni berhadapan dengan syi'ah. Kasus adzikra masih segar dalam ingatan. Ketakutan pemerintah terhadap IS berimbas pada pengawasan ketat terhadap simbol - simbol IS. Menyasar pada orang ber jenggot, bekam, buku2 islam dan toko herbal yang kini di khawatirkan menjadi penyokong dana maupun tenaga untuk bergabung dengan Mujahidin IS.
Keuntungannya sudah pasti. Syi'ah mampu mencegah sumber kekuatan Mujahidin penegak syariat yang terus berbondong2 memberikan dukungan terhadap IS. Dan Amerika pun merasa potensi ancaman dari dunia islam akan berkurang. Kini amerika tidak perlu perang langsung dengan islam. Cukup memainkan kartu suni vs syi'ah maka mereka akan melihat pertunjukan dahsyat perang dunia islam. SEMANGAT.. WASPADA..!!
Tak ayal tidak kurang dari 40 negara membombardir wilayah yang dikuasai IS dan...Hingga kini belum menampakkan hasil yang signifikan, justru sebaliknya IS semakin kuat karena menjadi magnet bagi Mujahidin di seluruh dunia untuk bergabung. Tidak hanya perang fisik, perang media pun terus berkobar.. IS digambarkan sebagai kelompok kriminal sadis dan barbar. Tak berhenti disitu di dunia maya tersebar isu bahwa IS adalah bentukan amerika.
Disini cukup menarik, bahwa Amerika sejak perang Irak tidak pernah mengakui bahwa itu tindakan menyerang Irak adalah sebuah kesalahan. Tapi kini tiba - tiba mengakui bahwa IS adalah bentukan amerika. Mari secara ngawur kita analisa. Fakta bahwa IS semakin kuat dan sulit dikalahkan ini cukup membuat amerika panik. Perlu diketahui bahwa Amerika tidak ikut berperang melawan IS.
Untuk mengalahkan ribuan Mujahidin yang rela syahid, maka diperlukan musuh yang seimbang, disinilah kartu syi'ah sebagai musuh tradisional Suni di mainkan. Amerika lebih senang membiayai kelompok2 syi'ah untuk berperang melawan IS daripada mengorbankan ribuan prajuritnya. Tapi tampaknya ini belum juga bisa membendung gelombang perlawanan Mujahidin IS. Maka digunakanlah cara lain. Yaitu menciptakan publik enemi dikalangan Suni.
Ketika amerika mengaku bahwa IS adalah bentukan mereka, maka tidak hanya syi'ah yang membenci IS, bahkan suni pun ikut berperang melawan IS karena yakin bahwa itu adalah bentukan musuh utama Islam. Kartu perang telah dikobarkan, geliat kecurigaan menyebar dg cepat IS yang suni perang melawan Syi'ah. Sedangkan Syi'ah menggunakan isu IS untuk memprovokasi kantong2 suni untuk mendesak pemerintahan agar waspada terhadap gerakan IS yang bisa mengancam negara. Dan kini perang telah menyebar dipenjuru dunia.
Indonesia pun tak luput dari provokasi media. Suni berhadapan dengan syi'ah. Kasus adzikra masih segar dalam ingatan. Ketakutan pemerintah terhadap IS berimbas pada pengawasan ketat terhadap simbol - simbol IS. Menyasar pada orang ber jenggot, bekam, buku2 islam dan toko herbal yang kini di khawatirkan menjadi penyokong dana maupun tenaga untuk bergabung dengan Mujahidin IS.
Keuntungannya sudah pasti. Syi'ah mampu mencegah sumber kekuatan Mujahidin penegak syariat yang terus berbondong2 memberikan dukungan terhadap IS. Dan Amerika pun merasa potensi ancaman dari dunia islam akan berkurang. Kini amerika tidak perlu perang langsung dengan islam. Cukup memainkan kartu suni vs syi'ah maka mereka akan melihat pertunjukan dahsyat perang dunia islam. SEMANGAT.. WASPADA..!!
Daulah Islamiyah akan menegakkan hukum syariat Allah dengan darah segar para mujahidin.
ReplyDeletesalam transparan.org