Sunday, June 3, 2012

Dahlan Iskan : Pengalaman Pribadi Menjalani Transplantasi Liver ( Rangkuman Tulisan di Jawa Post ) Part 2


Pengalaman Pribadi Menjalani Transplantasi Liver 

September 17, 2007
Datang Tawaran Liver Hidup dari Orang Muda asal Bandung
( Part 2 0f 2 )
SAYA hampir kehilangan momentum. Kedatangan saya untuk antre transplantasi liver ini agak terlambat, meski belum fatal. Sebulan setelah saya menunggu, keluar peraturan baru: tidak gampang lagi pasien asing mendapatkan donor. Tapi, mestinya, saya belum terkena peraturan itu karena saya sudah mendaftar sebelum itu.


Pasien asing banyak yang gelisah. Dulu-dulunya, waktu menunggu sering tidak sampai sebulan. Saya pun datang dengan harapan seperti itu. Apalagi di lengan saya sudah dipasangi saluran infus sampai ke dada, sebagai persiapan transplantasi yang sudah dekat. Tapi, ternyata terhalang aturan baru itu.

Saya memutuskan sabar menunggu. Tapi, setelah dua bulan tidak juga ada tanda-tanda akan mendapat donor, saya ingin pulang dulu dua hari. Kali ini untuk menyelesaikan urusan di Kalimantan Barat. Saya merasa punya tanggung jawab yang belum saya penuhi.

Sebagaimana juga di Kaltim, saya ingin ikut mengatasi krisis listrik di Kalbar. Gubernurnya sudah sangat mendambakan turun tangan saya, mengingat krisis listrik di sana sudah berlangsung lebih dari lima tahun. Krisis listrik di Kalbar lebih parah daripada di Kaltim. Maka saya bersama gubernur dan Dirut PLN menandatangani MoU pembangunan PLTU di Pontianak.

Untuk menunjukkan keseriusan, saya langsung membeli tanah 20 hektare di lokasi yang paling cocok untuk itu. Juga melakukan perundingan dan penandatangan kontrak mesin-mesin di Tiongkok. Namun, beberapa waktu kemudian ternyata PLN melakukan tender untuk pembangunan PLTU itu, tanpa sedikit pun memberi informasi kepada saya bagaimana nasib MoU yang sudah dibuat.

Kami tidak mau ikut tender itu karena merasa PLN tidak beretika sama sekali. Dan lagi, saya memang tidak dalam posisi mencari proyek. Saya hanya ingin ikut mengatasi krisis listrik di Kalbar, sebagai awal dari membangun Kalbar lebih lanjut. Provinsi itu sangat kasihan. Tidak kaya sumber alam dan tidak punya proyek besar. Investor yang mau datang pasti mengeluhkan listrik.

Tender itu berjalan lancar dan itu memang proses yang benar. Tapi, pemenang tendernya, sampai tulisan ini dibuat, tidak ada tanda-tanda fisik mulai membangun PLTU. Berarti Kalbar kehilangan lagi waktu tiga tahun. Jelek sekali nasib Kalbar. Juga nasib (tanah) saya. Memang, suatu ketika, kira-kira dua tahun lalu, peserta tender ingin mengajak saya bergabung membangun PLTU tersebut. Tentu saya tidak mau kalau modal dia hanya selembar kertas izin. Dia juga menanyakan apakah tanah kami akan dijual. Tentu saja tidak. Kami bukan spekulan atau jual beli tanah. Kami serius membeli tanah tersebut untuk PLTU.

Memang bukan salah saya kalau sampai hari ini belum ada tanda-tanda konkret krisis listrik Kalbar akan teratasi. Tapi, setidaknya saya bertanggung jawab untuk mewujudkan sesuatu di sana. Terutama sebagai ungkapan terima kasih kepada masyarakat setempat bahwa koran kami di sana menjadi yang terbesar.

Karena itu, saya bertekad menggunakan dana yang sudah saya siapkan untuk PLTU ke proyek lain: perkebunan rakyat. Yakni, mengolah hasil pertanian rakyat yang selama ini harganya selalu hancur-hancuran di musim panen. Proyek itu harus berjalan. Banyak pengungsi Madura akibat kerusuhan etnis pada 1999 itu yang mulai bekerja di proyek ini. Saya harus datang ke sana untuk membuat keputusan yang terpenting.

Saat saya menyelesaikan urukan Kalbar itulah, sebenarnya ada donor yang potensial. Dokter mencari-cari saya apakah bisa membatalkan kepergian saya ke Indonesia. Tapi, saya sudah di atas pesawat. Tapi, beruntung bahwa ternyata donor potensial itu ternyata juga tidak cocok untuk saya.

Saya harus menunggu lagi entah berapa lama. Orang-orang Pakistan mulai mencari jalan sendiri. Yakni, mendatangkan donor dari negaranya. Yakni, donor orang hidup. Mereka mencari salah satu keluarganya, atau sukarelawan, yang mau menyumbangkan separo livernya untuk dicangkokkan ke pasien. Ini mungkin karena liver adalah satu-satunya organ tubuh yang kalau dipotong bisa tumbuh utuh lagi.

Hanya operasinya lebih sulit: Orang yang sehat dibedah, lalu livernya dipotong separo. Pada saat yang sama, si calon penerima (resipien) liver juga dibedah untuk membuang (seluruh) livernya yang sudah rusak. Setelah itu, potongan liver yang sudah dilepas dari tubuh pemiliknya ditanamkan ke tubuh si penerima.

Seseorang bisa hidup normal dengan liver yang hanya separo karena liver atau hepar atau hati adalah satu-satunya organ yang bisa tumbuh kembali dengan cepat. Berbeda dengan ginjal dan organ lain. Karena itu, sekali orang kehilangan ginjal, ya sampai meninggal, ginjalnya tetap satu. Beda dengan donor liver. Hari ini separo livernya didonorkan, besok pagi sudah tumbuh lagi. Dan dalam tempo tiga minggu sampai maksimal sebulan, liver yang dipotong itu sudah akan utuh kembali.

Dengan begitu, seorang donor juga tak perlu tinggal berlama-lama di rumah sakit. Hanya dalam tempo dua tiga hari pascaoperasi, dia sudah boleh latihan berdiri dan berjalan. Seminggu berikutnya dia sudah bisa beraktivitas lagi. Tapi, memang masih harus ekstrahati-hati karena tiga sayatan panjang bekas operasi di perutnya masih basah.

Lantas bagaimana nasib potongan liver yang sudah berpindah tubuh tadi? Ini pun tak perlu dikhawatirkan karena dalam tempo maksimal tiga bulan, potongan itu sudah akan tumbuh menjadi liver yang utuh sebagaimana orang normal. Karena itu, di negara-negara yang jumlah donor mayat (cadaver)-nya terbatas, livernya dibagi dua. Jadi, satu liver untuk dua pasien. Di Tiongkok, umumnya masih satu liver untuk satu pasien. Termasuk saya.

Menjelang transplantasi, Robert menemui keluarga-keluarga Pakistan itu untuk mempelajari bagaimana praktik cangkok liver dengan donor hidup. Dia menjadi amat yakin itu juga akan berhasil. Lalu mengajak salah satu pendonor ke kamar saya.

"Dia mendonorkan livernya dua minggu yang lalu," kata Robert sambil menepuk bahu anak muda Pakistan itu. "Sekarang sudah jalan-jalan dan mau saya ajak ke sini," tambahnya.

Anak itu sendiri, yang bahasa Inggrisnya bagus sekali, lantas menceritakan mengapa mau melakukan itu, mengapa berani, dan bagaimana kondisinya sampai saat itu. "Liver saya yang setelah dipotong tinggal 9 cm, sekarang sudah menjadi 16 cm lagi. Dua minggu lagi sudah kembali utuh seperti semula," katanya. Lalu dia menunjukkan perutnya yang masih dibebat untuk mengeringkan luka akibat pembedahan.

Bagaimana dengan penerima livernya? "Bapak itu juga mulai baik. Liver saya yang di sana, yang semula hanya 11 cm, hari ini sudah 17 cm," katanya sambil menggambar di papan tulis tentang bagaimana livernya tumbuh kembali, baik yang masih di dalam tubuhnya maupun yang sudah pindah ke tubuh orang lain.

Saya amat yakin dengan jalan itu. Saya juga memutuskan akan melakukannya. Saya tidak yakin bisa dapat donor utuh dalam waktu dekat. Saya harus berhitung dengan sirosis dan kanker saya yang sedang berlomba dengan waktu. Kalau saya menunggu terlalu lama, bisa jadi fungsi liver saya akan keburu memburuk. Dan, karena penurunan fungsi itu bisa merusak pertahanan tubuh saya, sel-sel kanker yang mungkin masih tersisa di liver saya bisa menyebar (metastase) ke mana-mana. Saya butuh melangkah cepat.

Mulailah saya melihat ke istri, anak-anak, dan keponakan-keponakan. Ternyata, tidak satu pun yang darah dan rhesus-nya sama dengan saya. Beberapa teman dekat yang siap mendonorkan separo livernya juga tidak ada yang cocok darahnya. Tapi, jalan tidak buntu. Tanpa kami cari, seseorang dari Jakarta menghubungi kami. Memberitahukan perihal seorang anak muda dari Bandung yang mau secara sukarela mendonorkan livernya. Darah maupun rhesus-nya cocok sekali dengan saya. Umurnya masih 32 tahun. Badannya yang tinggi tegap sangat sehat.

Anak muda itu mengatakan tidak menginginkan apa pun kecuali menyelamatkan nyawa saya. Apakah harus dengan mempertaruhkan nyawanya sendiri? Dia bilang, dia sudah menghitung risikonya. Mengapa dia begitu berani? Karena, dia bilang, dia ingin menebus penyesalannya yang tak sempat menyelamatkan bapaknya yang keburu meninggal sebelum tranplantasi dilakukan.

Tim kami segera ke Bandung melihat keadaan rumah tangganya. Semula kami memperkirakan harus membantu kehidupannya. Ternyata, dia cukup berada. Rumahnya baru, tidak kecil, di kompleks perumahan yang cukup mewah. Mobilnya juga masih gres dari merek yang tidak murah. Handphone-nya pun Communicator seri terbaru. Anak keduanya baru bisa berjalan. Sikap istrinya, di luar dugaan: Sangat mendukung keputusan suaminya.

Kami pun makin percaya bahwa tidak ada motif komersial di balik niatnya yang mulia itu. Tapi, saya sendiri juga masih berpikir, haruskah sampai mengorbankan nyawa orang lain? Tidakkah lebih baik saya menunggu dengan risiko tidak keburu sekali pun? Bukankah membuat keputusan melakukan transplantasi saja sudah tersirat tekad untuk mungkin mati?

Saya benar-benar sudah siap kalau harus mati. Saya punya filsafat tersendiri dalam menyikapi umur. Yakni, filsafat "intensifikasi umur". Umur pendek tidak apa-apa asal penggunaannya sangat intensif. Sikap ini muncul, barangkali karena saya melihat kok ibu saya, kakak saya, paman-paman saya berumur pendek. Saya kurang melihat bahwa bapak saya dan kakak sulung saya berumur panjang sekali.

Tim kami terus mendesak agar saya jangan berpikir bahwa saya akan mengorbankan orang lain. Terutama Robert Lai. "Dia tidak akan jadi korban. Dia juga akan memiliki kembali livernya secara utuh," kata Robert. Saya masih keberatan, tapi diam-diam tim kami terus menyiapkan saudara dari Bandung itu untuk siap berangkat ke Tiongkok. Dia juga menyatakan sudah siap kapan pun harus berangkat.

Bersamaan dengan persiapan pemberangkatan saudara dari Bandung itulah, ada kabar bahwa saya mendapatkan donor. Transplantasi pun dilakukan dengan cara membuang sama sekali hati saya yang lama dan menggantinya dengan hati baru made in 1985-an secara utuh. (Bersambung)


September 18, 2007
Istri Khawatir Saya Meninggal dengan Wajah Menghitam


Pengalaman Pribadi Menjalani Transplantasi Liver (24)


SAYA tidak berhasil menyembunyikan perubahan di wajah saya. Padahal, dua tahun lamanya saya berhasil menyembunyikan bengkaknya kaki. Juga bengkak di badan. Menyembunyikan membesarnya payudara. Yang tak kalah penting, saya berhasil menyembunyikan keloyoan fisik saya.

"Empat tahun saya bekerja dengan Anda. Sedikit pun saya tidak merasakan bahwa Anda mengidap penyakit begitu gawatnya," ujar Hadi Ismoyo, manajer di perusahaan minyak milik Pemda Jatim. Perusahaan minyak itu masih baru sehingga saya harus banyak belajar, diskusi, rapat, dan negosiasi.

"Selama ini tidak tampak kegelisahan sedikit pun tatkala tampil di banyak kegiatan masyarakat," tulis Lusye, pecinta Jawa Pos dari Manyar Jaya. "Kalau tahu seperti ini, saya tidak akan sampai hati mengejar-ngejarnya selama ini," ujar Gunawan, direktur di perusahaan minyak kami.

Ya, saya memang berhasil menyembunyikan semuanya. Tapi, saya sebenarnya tidak sengaja menyembunyikannya. Kalau ada yang bertanya tentang penyakit saya, selalu saya jawab apa adanya. Cuma, memang tidak banyak yang bertanya. Kalau ada yang bertanya pun, seperti para manajer di Perusda PT PWU Jatim, jawaban saya jujur, tapi saya sampaikan dengan nada yang menyenangkan.

Menceritakan penyakit dengan cara yang menyenangkan, itulah kuncinya. Pernah dalam satu rapat evaluasi bulanan yang amat disiplin di PT PWU, saya jelaskan semua penyakit saya. Juga bahaya-bahayanya. Mereka memang ngeri mendengarnya, tapi juga tertawa-tawa. Setelah itu rapat evaluasi berjalan seperti biasa. Yang harus dimarahi, ya dimarahi. Yang harus dipuji, ya dipuji. Tetap saja persoalan rumit-rumit, harus dipecahkan. Padahal, persoalan Perusda tidak hanya soal bisnis, tapi juga politis.

Tapi, sebenarnya, saya tidak berhasil menyembunyikan berubahnya wajah. Kulit saya yang aslinya memang agak hitam menjadi kian hitam. Terutama di dahi dan sekitar mata. Hitam yang tidak merata itulah yang kian mencurigakan. Saya akan menyembunyikannya dengan cara meratakannya. Tapi, bagaimana caranya? Atau pakai make up saja. Tapi saya kan laki-laki? Bahkan laki-laki yang bukan metroseksual?

Tak pelak lagi, banyak orang yang mulai rasan-rasan, menggosipkan wajah saya. Gosip yang tidak menyenangkan. Untunglah, saya sudah sering digosipkan sehingga sudah agak kebal. Tapi, ini gosip yang benar. Dan, memprihatinkan. Gosip itu bukan lagi masih menyangkut fisik, tapi sudah masuk ke tataran psikis. Terutama psikis istri saya. Psikis seorang wanita yang sangat kuat memegang prinsip agama.

Suatu saat istri saya memandangi wajah saya lama sekali. Lalu memberikan komentar yang sudah sering saya dengar itu. Ada nada sedih ketika mengucapkan itu. Sedih bercampur perasaan malu. Karena itu, kadang dia hanya memperhatikan wajah saya tanpa mengucapkan komentar apa-apa. Pandangannya penuh keprihatinan. Saya tahu dia menyimpan dua kekhawatiran. Pertama, khawatir akan kesehatan saya. Kedua, merasa malu kalau saja saya meninggal dalam keadaan wajah yang menghitam.

Sudah menjadi opini awam bahwa seseorang yang meninggal dalam keadaan wajah yang menghitam, tandanya tidak diterima oleh Tuhan. Tuhan murka padanya. Kalau sampai itu terjadi pada saya, alangkah malunya istri saya. Apalagi dia aktif di kegiatan keagamaan. Suaminya meninggal dalam keadaan dimurkai Tuhan. Karena banyak sekali dosa yang diperbuatnya. Dosa sebagai lelaki, dosa sebagai atasan yang kejam, dosa sebagai pribadi yang sombong, dosa sebagai suami yang amat sibuk, dosa orang kaya yang pelit, dan tentu masih banyak sekali sisi negatif yang bisa dihubung-hubungkan.

Pembicaraan seperti itu kian kuat ketika Cak Nur meninggal dalam keadaan wajah menghitam. Ada yang menilai, itu sebagai bukti bahwa Cak Nur dimurkai Tuhan. Ini karena dosa-dosanya yang tidak terampunkan. Yakni, dosa karena dia telah menyekulerkan Islam. Yakni, ketika memelopori pembaharuan pemikiran dalam Islam yang menghebohkan pada 1970-an. Sampai-sampai disebutkan Cak Nur lagi mendirikan neo-Islam. Begitu hebatnya tentangan akan langkah Cak Nur tersebut sehingga sampai ada yang memvonis Cak Nur sudah murtad.

Tentu saya bukan apa-apa dibanding Cak Nur. Saya bukan intelektual. Bukan budayawan. Bukan sarjana. Bukan ahli agama. Saya memang pernah mau didapuk jadi kiai di pesantren saya, tapi saya menolak. Ini karena saya sadar bahwa saya turunan dari jalur wanita (ibu) di struktur pesantren itu. Kebetulan yang dari jalur laki-laki masih kanak-kanak. Mengapa masih kanak-kanak? Karena pesantren kami kehilangan dua generasi sekaligus. Para kiai sepuh (enam orang bersaudara, paman-paman ibu saya), dan anak-anak mereka yang sudah dewasa, dibunuh PKI dalam peristiwa Madiun, pada 1948. Tapi, saya harus tahu diri bahwa kalau dia sudah dewasa, dialah yang punya hak mewarisi pesantren itu.

Saya lantas memilih ’uzlah’ -menyingkir, menjauh, dan merenungkan masa depan. Bukan karena ngambek, tapi sebagai perwujudan sikap tawaduk seperti yang dicontohkan bapak saya. Toh saya akan tetap bisa berperan di pesantren itu kelak, yang mungkin tidak kalah besarnya. Apalagi saya juga baru gagal dalam pemilihan ketua umum pengurus besar Pelajar Islam Indonesia (PII) di Bandung, kalah dengan Yusuf Rahimi, tokoh dari Ambon.

Saya mengambil kesimpulan, tidak akan bisa jadi kiai dan tidak bakat jadi politisi. Karena itu, saya bergegas mengambil keputusan pindah ke jalur hidup sama sekali.

Sikap tawaduk yang sama saya lakukan juga di Jawa Pos pada 1980-an. Ketika Pak Eric Samola, direktur utama Jawa Pos saat itu, jatuh sakit, saya tidak mau menggantikannya sebagai Dirut. Padahal, sakitnya beliau amat berat sehingga tidak punya kemampuan menandatangani dokumen perusahaan. Beliau terkena stroke yang sampai mengakibatkan tidak bisa bicara dan harus diopname bertahun-tahun.

Saya memilih mengerjakan saja semua pekerjaan direktur utama, tanpa menyandang jabatannya. Saya tetap direktur saja. Karena hal itu sudah berlangsung tiga tahun, lantas muncul kesulitan teknis. Banyak dokumen bank yang harus direktur utama yang boleh tanda tangan. Tidak bisa hanya direktur seperti saya waktu itu. Tapi, saya tetap tidak mau jadi Dirut. Jangan sampai saya minta jadi Dirut. Apalagi, sampai harus dengan cara sikut sana-sini.

Bahwa ada kesulitan di bank, tiba-tiba saya punya ide baru yang barangkali tidak lazim. Inilah gunanya ilmu mantiq (logika), pikir saya. Saya ciptakan sendiri jabatan baru, meski hanya untuk sebutan: CEO (chief executive officer). Agar saya bisa meyakinkan bank bahwa meski saya hanya direktur, tapi saya ini CEO. "CEO yang tidak ada SK dan legal formalnya. He he…" kata saya dalam hati. Tapi, bank percaya. Apalagi mereka juga tahu sayalah yang selama ini yang selalu mengambil keputusan. Maka lahirlah "jabatan CEO".

Baru setelah lima tahun lebih, setelah beliau sendiri yang minta, saya mau jadi Dirut. Sebutan CEO telanjur melekat. Lalu keterusan sampai sekarang. Bahkan, saya membuat sebutan (untuk membedakan dengan ’jabatan’) CEO lebih fleksibel lagi di grup yang saya pimpin. Bisa saja Dirut sebagai CEO, direktur sebagai CEO (Dirutnya bukan CEO), bahkan general manager sebagai CEO (semua direktur bukan CEO). Lebh dari itu sekarang ini berkembang seperti di AS. Meski saya bukan direktur utama lagi (karena jabatan itu sekarang dipegang Ratna Dewi Wonoatmodjo), saya yang tetap jadi CEO. ’Chairman yang CEO’.

Tentu tidak lagi seperti ketika Dirut merangkap CEO. Banyak hal sudah harus dialihkan menjadi tanggung jawab Dirut. Apalagi Ratna Dewi juga amat mampu. Sama dengan saya. Setidaknya sama-sama hanya tamatan SMA. Dia SMA di kota Surabaya (Petra), saya SMA di Desa Takeran, Magetan (aliyah).

Hanya namanya yang sering bikin salah paham orang asing. Pernah ada tamu dari India yang ingin bertemu dengannya. Waktu itu Ratna Dewi masih menjabat direktur keuangan. Si tamu ternyata berharap akan ketemu seorang direktur keuangan keturunan India. Maklum namanya Ratna Dewi. "Kami tidak menyangka kalau dia seorang Tionghoa," kata tamu itu sambil tertawa ngakak. Kami sendiri tidak terlalu mengenal nama Ratna Dewi, sehingga kalau ada tamu yang menanyakan, "Apakah bisa bertemu ibu Ratna Dewi", staf-staf kami sering bengong. Dia kami kenal sebagai Wenny saja. Bukan "Bu Wenny", tapi "Cik Wenny".

Gosip bahwa "saya segera meninggal dengan wajah hitam" juga beredar di kalangan pesantren saya sendiri. Sebagian mengira saya dimurka Tuhan karena kurang taat beragama. Sebagian lagi karena saya berdosa kepada leluhur. Terutama karena saya ’uzlah’, lari dari tanggung jawab menjadi kiai. Mereka tidak tahu kalau ’uzlah’ itu saya lakukan sebagai wujud sikap tawaduk saya.

Tentu ada juga yang menyamakannya dengan Cak Nur. Padahal, saya dan Cak Nur jauh sekali derajatnya. Cak Nur seorang intelektual, doktor lulusan Chicago, ahli agama, bisa banyak bahasa, termasuk Prancis dan Parsi, Inggris, dan Arab. Saya hanya seperti itu tadi. Saya dan Cak Nur seperti langit dan sumur -untuk menunjukkan jarak langit-bumi kurang jauh.


Satu-satunya yang menyamakan saya dan Nur adalah sakitnya. Sama-sama sakit liver, sama-sama sirosis. Karena itu, juga sama-sama menghitam di wajah. (Bersambung)


September 19, 2007
Prihatin atas Keprihatinan terhadap Wajah Hitam Saya

Pengalaman Pribadi menjalani Transplantasi Liver (25)

"SAYA nanti juga akan meninggal dengan wajah hitam," kata saya kepada istri saya. Saya ingin menyiapkan mental istri saya bagaimana harus menahan rasa malu. Terutama di mata keluarga dan teman-teman pengajiannya. Istri saya memang aktif di perkumpulan Pengajian Wanita Surabaya (Pengawas), satu perkumpulan yang amat besar dan aktif. "Saya nanti akan seperti Cak Nur," tambah saya.

Itu saya lakukan karena istri saya juga mendengar omongan orang tentang Cak Nur. Dia juga mendengar ada khatib di sembahyang Jumat yang mengatakan Tuhan murka pada Cak Nur (Nurcholish Madjid, tokoh pembaruan pemikiran Islam). Buktinya, ketika meninggal, wajahnya menghitam.

Istri saya memang sudah beberapa lama kelihatan prihatin melihat perubahan di wajah saya. Saya prihatin atas keprihatinannya itu. Maka, saya perlukan bicara soal mengapa wajah saya menghitam dan mengapa ada orang menilai Cak Nur seperti itu.

Saya jelaskan sebisa-bisa saya bahwa "wajah hitam" Cak Nur sebenarnya tidak ada hubungannya dengan kemurkaan Tuhan. Tuhan itu tidak punya hobi murka seperti khatib yang mengecam Cak Nur itu. Tuhan itu Maha Pengasih dan Penyayang. Sampai di sini saya sadar bahwa istri saya sudah sangat sering mendengar khotbah sehingga saya tidak perlu menambahinya. Apalagi khotbah saya kurang meyakinkan. Saya memilih menjelaskannya secara ilmiah saja.

Mengapa wajah Cak Nur, juga wajah saya, menghitam? Ya, begitulah memang salah satu perubahan fisik yang dihasilkan oleh liver yang terkena sirosis. Ini berlaku pada siapa saja. Yang Islam, yang Kristen, yang Buddha, yang Hindu, yang Kejawen, yang komunis, dan yang tidak punya aliran apa pun -free thinker.

Wajah hitam adalah tanda-tanda perubahan fisik dari sirosis yang parah. Karena itu, kalau Anda sakit liver, minta saja meninggal sebelum sirosis parah. Terutama kalau Anda ingin meninggal dengan wajah yang tidak hitam. Terjadinya wajah hitam itu sama dengan akibat sirosis yang lain: Kaki yang bengkak, payudara yang membesar, dan kemudian muntah darah. Untung, tidak ada penilaian bahwa siapa yang meninggal dengan payudara besar berarti dimurkai Tuhan.

Sebenarnya, masih banyak lagi tanda fisik lain. Yakni kulit menguning, mata juga menjadi kekuning-kuningan, bibir pucat, dan telapak tangan seperti tidak berdarah. Terutama kalau telapak tangan baru saja digenggamkan. Begitu genggaman dibuka, darah seperti tidak segera kembali memerahkan telapak tangan.

Bahwa ada khatib yang menilai wajah Cak Nur yang menghitam sebagai tanda bahwa Tuhan tidak mau menerima rohnya, sebabnya mungkin si pengkhotbah tidak sempat belajar ilmu yang lain -misalnya, karena terlalu larisnya. Bahkan, sang khatib begitu sibuk berkhotbah, kadang isi khotbahnya ya hanya yang diketahuinya itu saja. Diulang-ulang. Seperti kaset lama yang diputar terus-menerus.

Pasti si pengkhotbah juga tidak pernah melihat wajah mayat Mao Zedong. Setidaknya tidak pernah membaca tentang itu. Setidaknya lagi, kalau toh pernah membaca, tidak sampai menjadikannya pertimbangan. Mao adalah pendiri partai komunis Tiongkok yang tentu saja tidak mengakui adanya Tuhan. Namun, bagaimana wujud wajah mayatnya? Saya pernah melihatnya dua kali. Wajahnya putih, bersih, dan amat cerah. Bibirnya menunjukkan senyum kecil seperti amat bahagia di akhir hayatnya. Mayat itu sampai sekarang masih bisa dilihat di Beijing. Orang antre untuk menyaksikannya.

Demikian juga di Kremlin, Moskow. Mayat Lenin, salah satu pendiri komunisme sedunia, terlihat putih, bersih, dan manis sekali. Saya juga pernah mengunjunginya. Apakah itu pertanda roh Lenin diterima dengan senang oleh Tuhan? Lebih diterima daripada Nurcholish Madjid? Meski Cak Nur tokoh Islam dan Lenin tidak mau mengakui adanya Tuhan? Bahkan menjadi pelopornya? Wallahu a’lam.

Yang jelas, Lenin, dan juga Mao, tidak meninggal karena sirosis.

Saya sangat prihatin atas keprihatinan istri saya. Tapi, saya juga prihatin memikirkan bagaimana umat di masa depan. Dengan pola berpikir seperti itu, apakah umat akan bisa maju? Apakah tidak semakin ketinggalan dan kemudian terpojok? Lalu, introvert dan mencari kompensasi dalam bentuk ekstremitas?

Saya prihatin karena dengan pola pikir yang seperti itu, keseimbangan antara dunia dan akhirat tidak memadai. Banyak memang orang yang terlalu berat ke duniawi, tapi juga bukan berarti harus dibalas dengan bersikap lebih berat ke ukhrowi. Semua harus seimbang: beribadah sungguh-sungguh seperti besok akan mati saja, bekerja sungguh-sungguh seperti akan hidup seribu tahun.

Kalau ukuran diterima Tuhan atau tidaknya seseorang dilihat dari wajah mayatnya, betapa suramnya kemajuan ilmu pengetahuan di masa depan. Bagaimana kita bisa mengharapkan kemajuan dan kemodernan sebuah negeri kalau penduduknya -terutama para pemimpin penduduk itu- berpikiran demikian.

Dan lagi, ada satu kenyataan yang lebih pahit. Bukankah kini sudah ditemukan cara membuat wajah orang yang meninggal kelihatan tersenyum? Cerah dan bahagia? Lantas, apakah itu berarti ukuran diterima atau tidaknya sebuah roh oleh Tuhan ditentukan oleh para ahli perias mayat?

Saya punya teman yang bisnisnya event organizer (EO). Tapi, EO khusus untuk orang meninggal. Mulai penyediaan pakaiannya, membentuk tubuh dan wajahnya, menyediakan peti matinya, angkutan ke kuburannya, sampai mencarikan siapa yang akan jadi pengkhotbahnya. Dia begitu menghayati bisnisnya itu sehingga akan terus mendalami ilmu di bidang itu. Satu-satunya anaknya (perempuan) dia sekolahkan khusus bagaimana memelihara mayat. Bagaimana membuat wajah orang meninggal menjadi lebih ganteng dan cantik daripada ketika masih dalam hidupnya. Bahkan, ilmu itu juga berkembang ke arah sebelum kliennya meninggal. Yakni bagaimana menyiapkan agar bisa meninggal dengan wajah tersenyum.

Tapi, saya juga sadar bahwa istri saya mungkin tidak gampang menerima penjelasan saya itu. Sebab, penjelasan seperti itu amat jarang dilakukan orang. Tapi, setidaknya, dia bisa menutup sedikit rasa malu karena suaminya meninggal dengan wajah menghitam. Bisa punya alasan -yang meskipun mungkin juga dia ragukan kebenarannya. Ragu karena bukan penjelasan seperti yang saya ucapkan tersebut tidak pernah didengarnya. Yang sering diperdengarkan kepadanya adalah kaset lama yang diputar tidak henti-hentinya itu. Dalam teori komunikasi, kebohongan pun kalau terus-menerus dijejalkan akan jadi seperti kebenaran.

Padahal, kaset lama itu bukan juga kebohongan. Tapi, penafsiran. Sebuah penafsiran yang sangat bisa memuaskan orang dari sisi emosinya. Kebohongan saja bisa menang, apalagi bukan kebohongan. Berdasar teori itu, satu penjelasan yang benar tidak akan bisa menang atas kebohongan yang terus-menerus dikampanyekan.

Agama memang akan menghadapi tantangan yang hebat. Kini bukan hanya Islam, tapi juga Kristen. Setelah abad informasi sekarang ini, akan ada abad baru lagi. Dulu kita masih meraba-raba "abad apa gerangan yang akan menggantikan abad informasi?". Kita pernah mengalami berturut-turut, "zaman batu", "zaman besi", "zaman cocok tanam", "zaman industri", "zaman teknologi", dan "zaman informasi". Kini semakin jelas dunia akan mengalir ke zaman apa. Saya kira, zaman baru yang akan kita masuki adalah "zaman biologi".

Di zaman itu kehidupan akan bisa direkayasa, diperbaiki, bahkan diciptakan. Kehidupan tanaman, binatang, dan juga manusia. Tidak perlu lagi transplantasi seperti saya, tapi liver (dan organ apa pun) bisa direparasi dengan penemuan lebih lanjut dari pendalaman terhadap DNA manusia. Dan, itu bukan lagi akan ditemukan, tapi sudah ditemukan. Penemunya kini lagi merahasiakannya sampai pada akhirnya dia akan bisa memproduksi sesuatu yang bisa dijual secara masal dan terjangkau. Agar bisnis di bidang ini menjadi amat besar.

Operasi tidak perlu lagi. Transplantasi tidak dibutuhkan. Bahkan, orang tidak perlu sakit. Sehat terus-menerus. Cukup membeli produk baru itu nanti. Kini pun barang itu sudah bisa diproduksi sebenarnya. Tapi, karena belum ditemukan kombinasi-kombinasinya, harganya bisa jadi masih Rp 10 miliaran.

Dengan harga setinggi itu, meski saya pun akan membelinya, tapi hanya berapa juta yang mampu beli? Bandingkan, kalau kelak, harganya tinggal Rp 1 jutaan. Betapa besar bisnis itu. Ia akan mengalahkan bisnis obat yang sudah amat raksasa itu. Bahkan akan mengalahkan bisnis minyak dan gas. Mengapa? Penemuan lebih lanjut dari itu adalah lahirnya sumber energi baru yang sama sekali tidak kita bayangkan.

Kalau kehidupan sudah bisa dibikin, bagaimana kita akan menafsirkan ajaran agama? Orang boleh tidak percaya seperti juga zaman dulu tidak percaya akan bentuk dunia yang bulat. Tapi, ini akan menjadi kenyataan. "Akan" di situ tidak lama lagi. Kata "akan" mungkin kurang tepat. Yang tepat "segera".

Maka, apa yang ditulis Agus Mustofa di buku-bukunya, terutama mengenai Kitab Kejadian, sungguh menarik dan akan cocok dengan zaman baru itu nanti. Yakni jangan lagi kita membayangkan bahwa manusia pertama dulu dibuat dari lempung, lalu lempung itu di-emek-emek, dibentuk seperti boneka, kemudian Tuhan meniupkan roh ke ubun-ubunnya.

Penggambaran seperti itu, meski ternyata memang tidak ada di kitab suci, amat melekat di setiap manusia. Juga melekat di pikiran saya. Saya tidak pernah mempersoalkannya secara kritis. Bahkan tidak pernah mengecek ulang apa bunyi ayat yang sebenarnya dari penggambaran seperti itu.

Cerita itu sama melekatnya dengan istilah "memanjatkan doa" yang sering kita lakukan sampai sekarang. Kita, terutama saya, tidak pernah mempersoalkan apakah teknik menyampaikan doa seperti itu masih cocok dengan abad informasi seperti sekarang. Mengapa di zaman komputer, e-mail, dan SMS ini kita masih mengirim doa dengan menggunakan teknik "memanjat". Alangkah lambatnya doa itu akan sampai.

Tentu kata "memanjat" hanya simboliasi atau penyastraan. Dan lagi, Tuhan toh tidak akan membedakan doa yang dikirim dengan cara dipanjatkan, yang di-e-mail-kan, atau yang di-compress-kan seperti yang dilakukan golongan tasawuf Shatariyah. Tapi, penggunaan term "panjat" juga mencerminkan ketertinggalan kita dalam menggunakan teknologi yang tersedia. Pak Nuh, mantan rektor ITS yang kini menteri informasi, bisa malu. (Bersambung)
September 20, 2007
Transplantasi Berhasil, Istri Gembira karena Wajah Berubah

Pengalaman Pribadi menjalani Transplantasi Liver (26)

KALAU saja foto liver lama saya dimuat di koran tanpa penjelasan (foto-foto itu akan dimuat di edisi buku), setidaknya akan muncul tiga versi tanggapan. Orang di desa saya akan langsung mengatakan, "Pasti ini karena disantet". Begitu jugalah dulu penilaian terhadap ibu saya. Juga terhadap kakak saya.

Liver saya memang seperti daging yang dibakar setengah matang! Pasti ketika menyantet saya, si penyantet membeli hati sapi dulu. Lalu memanggangnya. Asapnya lantas di-email-kan ke dalam tubuh saya. Karena maraknya pandangan santet di masyarakat kita, maka yang maju lantas dunia mistik dan bukan rasionalitasnya.

Pandangan kedua akan datang dari kalangan agama yang berpandangan sempit. Yang suka marah-marah, termasuk di mimbar Jumat. Kalangan ini, kalau melihat hati seperti itu, akan langsung mengambil kesimpulan: Tuhan telah murka padanya. Bahkan, bisa-bisa mengerasnya liver saya diterjemahkan ke dalam bahasa Arab ’sadat qulbuha’ (sudah keras hatinya), agar mirip dengan ayat Quran yang sangat terkenal, "… fasadat qulubuhum".

Kalangan ini sudah kritis lagi, karena emosi lebih besar daripada rasio. Bahkan, lupa bahwa kata dalam bahasa Arab ’qalb’ (kalbu) artinya bukan hati -dalam pengertian liver. Liver bahasa Arabnya ’kabid’. Lupa bahwa ’qalb’ itu artinya jantung. Ini memang agak kacau. Direktur Radar Banyuwangi, Samsudin Adlawi (Udi), orang yang paling jago bahasa Arabnya di lingkungan Group Jawa Pos, pernah saya Tanya arti ’qalb’. Ini karena saya juga ragu akan ingatan bahasa Arab saya. Begitu saya tanya, Udi spontan menjawab: qalb artinya hati!

Lantas saya tanya lagi. Mengapa kok lambang cinta itu gambar jantung? Mengapa dalam bahasa Inggris disebut heart? Dan, dalam bahasa Mandarin disebut xin? Rupanya dia baru berpikir ulang. Lalu bergegas meralat jawaban pertamanya. "Saya tadi salah. Memang qalb itu artinya jantung. Sedang liver adalah……" kata Udi yang juga sastrawan itu. Bayangkan, Udi yang demikian mahir bahasa Arab terbius oleh sesuatu yang salah, tapi sudah memasyarakat.

Memang, kita lupa mempersoalkan mengapa para ahli bahasa dulu menerjemahkan kata ’liver’ (bahasa Inggris) menjadi ’hati’ dalam bahasa Indonesia? Kini sudah sulit mengubah agar liver jangan lagi diterjemahkan menjadi ’hati’. Sudah telanjur begitu mendarah-mendaging. Kalau diubah, nanti bisa banyak sekali konsekuensinya. Misalnya kata ’patah hati’ harus diubah menjadi ’patah liver’. Atau ’patah jantung’ (broken heart).

Jadi, sebaiknya, urusan ilmiah memang jangan terlalu dikait-kaitkan dengan keyakinan keagamaan, apalagi ketakhayulan. Kalau toh dikaitkan, harus dalam rangka dzikir, bahwa Tuhan telah memberikan manusia otak yang luar biasa cerdasnya. Begitu hebat pemberian itu sehingga harus digunakan sebanyak-banyaknya. Padahal, orang yang paling pinter pun baru menggunakan sebagian saja otaknya. Kita-kita barangkali baru menggunakan lima persennya. Kita tidak boleh memubazirkan rezeki dari-Nya itu. Kalau sedikit-sedikit sudah harus lari ke doktrin, kita akan semakin terbiasa tidak menggunakan ciptaan-Nya itu.

Maka, kalau istri saya merasa sangat gembira akan keberhasilan transplantasi liver ini, antara lain karena wajah saya kini sudah sedikit berubah. Dia tidak perlu lagi menghadapi rasa malu karena suaminya meninggal dalam keadaan wajah menghitam.

Memang setelah 1,5 bulan transplantasi, wajah saya yang sudah dua tahun menghitam, kini kembali … hitam. Maksud saya kembali ke hitam yang aslinya. Bukan hitam karena sirosis. Kini wajah saya sudah boleh dibilang kembali seperti hitamnya kereta api (duile!), meski hitam banyak yang antre. Imbuhan kata terakhir itu bukan asli ciptaan saya. Anak kalimat itu adalah keputusan yang diambil dalam kongres para pemilik kulit keruh, untuk sedikit mengangkat derajat mereka.

Kini kaki saya juga tidak bengkak lagi. Meski begitu, saya masih sering memijit-mijitnya. Setengahnya karena sudah menjadi kebiasaan selama dua tahun terakhir, setengahnya lagi untuk mengetes apakah dekok akibat pijatan itu bisa cepat kembali. Ternyata biarpun saya pijit kuat-kuat, bukan lagi dekoknya cepat kembali, bahkan tidak bisa dekok sama sekali. Dulu, setiap memijat kaki, selalu berharap ada mukjizat atau keajaiban. Tapi, setiap kali saya memijit kaki, setiap itu pula saya disadarkan bahwa keajaiban tidak berlaku di bidang yang amat scientific ini.

Kini saya kembali sering memijit kaki saya dengan sangkaan sebaliknya: jangan-jangan bengkak lagi. Saya juga tidak lagi membenci kaus kaki. Tapi, pada keadaan ’tidak membenci kaus kaki’ itu, justru saya tidak terlalu memerlukannya. Tanpa kaus kaki pun kini perut tidak merasa kembung.

Bagaimana dengan payudara saya? Tiap hari saya masih meraba-rabanya. Masih tetap besar, tapi sudah mulai mengencang. Dokter bilang, lama-lama juga akan kembali normal. Saya belum bisa memperkirakan apakah saya akan lebih senang dengan payudara saya yang asli. Atau justru sudah terbiasa nyaman dengan payudara seperti gadis yang menginjak remaja.

Limpa saya, yang meski sudah dipotong sepertiga, tapi masih dua kali lipat lebih besar dari limpa asli, lama-lama juga akan kembali normal. Demikian juga saluran pencernakan yang telanjur ’dilaminating’. Tidak perlu lagi dilaminating kedua atau ketiga.

Membaca SMS mengenai mulai pulihnya organ-orang di tubuh saya, seorang teman masih sempat menggoda saya dari Musi Banyuasin, Sumsel, sana: "Apakah bulunya yang dicukur juga sudah kembali normal?" tulisnya di SMS. "Untung, dulu tidak jadi minta dikembalikan. Bisa-bisa susternya marah dan mengembalikannya ke dekat payudara," tambahnya.

Saya makin sembuh, suasana pengajian di rumah juga lebih ceria. Berbeda dengan saat para karyawan berkumpul untuk berdoa di rumah menjelang saya operasi. Saat itu suasananya murung. Minggu lalu diadakan acara pengajian dan hafalan Alquran sehari penuh hingga tarawih. Para hafidz (penghafal) Alquran di Surabaya memang aktif berkumpul sebulan sekali di tempat berpindah-pindah. Tiap tiga bulan sekali di rumah saya

Kini saya sudah bisa membuat perencanaan. Dulu, begitu tidak pastinya penyembuhan sakit saya, saya tidak berani bikin perencanaan yang agak panjang. Bahkan, tidak berani bikin janji kapan menerima tamu dan kapan harus rapat. Kecuali yang amat penting.

Perencanaan pertama yang muncul di pikiran saya adalah apa yang diucapkan Cak Nur. Yakni, ketika pemikir itu ditanya mengenai apa bagaimana berislam yang baik dan enak. "Bekerjalah yang sungguh-sungguh," kata Cak Nur. Lalu mengisahkan keberhasilan Daud mengalahkan Jalut (Goliat). Di akhir ayat yang mengisahkan soal ini, tertulis "Bekerjalah, wahai keluarga Daud, sebagai tanda syukur kepada-Ku". Bersyukur dengan cara bekerja keras. Itulah juga yang akan saya tiru. Saya akan mensyukuri keberhasilan transplantasi liver saya dengan meneruskan kerja keras. Apalagi, seperti dikatakan Cak Nur, bekerja adalah tingkatan syukur yang tertinggi setelah mengucapkan alhamdulillah dan istighfar (minta ampun).

Saya sudah beberapa kali mengucapkan alhamdulillah. Juga sudah sering mengucapkan istighfar. Tinggal, begitu sembuh, kerja keras lagi. (Bersambung)


September 21, 2007
Liver Ganti, Khawatir Berubah Tak Bisa Menulis Baik


Pengalaman Pribadi Menjalani Transplantasi Liver (27)


KARENA yang diganti ini adalah hati, apakah perasaan saya tidak berubah? Pertanyaan itu bahkan datang dari diri saya sendiri. Sejak sebelum dilakukan transplan sampai sesudahnya. Gara-garanya, literatur yang mengatakan bahwa banyak kasus si penerima organ akan mengalami perubahan.

Tim saya juga mengatakan begitu. Ada yang menerima informasi bahwa kenalannya langsung berubah menjadi amat jeleknya. Liong Pangkiey, pemilik pabrik sepatu di Surabaya yang asli Gorontalo itu, kirim SMS bahwa temannya ganti ginjal. Setahun kemudian, badannya menjadi berbulu. Ini karena donornya dari India.

Bahkan, keluarga salah satu direksi Grup Jawa Pos sendiri mengalaminya. Anaknya harus transplantasi ginjal di Guangzhou. Karena masih keturunan Arab, tentu anaknya juga masih membawa ciri-ciri fisik bapaknya. Operasi itu sukses sekali. Anaknya tumbuh dewasa, kemudian berumah tangga. Anehnya, setelah istrinya melahirkan, anaknya seperti Tionghoa. Kulitnya putih bersih.

Suatu saat, si bapak kembali ke Guangzhou bersama anaknya yang masih kecil yang seperti anak Tionghoa itu. Maksudnya akan memeriksakan ginjalnya setelah lebih dari 10 tahun transplantasi. Ketika di rumah sakit, si kecil pergi ke taman bermain dengan pamannya yang juga membawa ciri fisik keturunan Arab. Waktu senja sudah tiba, si paman mengajak si kecil kembali ke hotel. Tapi, si kecil tidak mau. Bahkan sampai menangis. Saat menangis itulah, si paman memaksa menggendongnya pergi. Si kecil kian berontak dan berteriak-teriak.

Melihat orang Arab membawa pergi anak Tionghoa sampai menjerit-jerit itu, polisi turun tangan. Si paman diamankan dengan sangkaan melarikan anak penduduk setempat. Terpaksa si paman menelepon bapak si kecil. Akhirnya, urusan selesai.

Saya sendiri, ketika baru sebulan antre untuk mendapatkan donor, membawa koran lokal yang juga memberitakan kejadian serupa. Kali ini menyangkut wanita Shanghai yang baru transplantasi jantung di Kota Shenyang. Waktu itu jantungnya mogok di atas pesawat dalam penerbangan Shanghai-Shenyang. Turun pesawat, langsung dilarikan ke RS dan harus menjalani transplantasi.

Wanita itu biasanya pemurung, tidak mau keluar rumah, penakut, dan introvert. Tapi, beberapa bulan setelah operasi, dia mulai menyenangi internet, mengendarai mobil, dan banyak omong. "Bahkan kalau naik mobil suka ngebut," ujar suaminya seperti diberitakan China Daily. Yang lebih mengherankan lagi, wanita itu kemudian suka main saham di pasar modal. Koran tersebut juga menampilkan foto keluarga itu yang lagi bergurau di rumahnya. "Saya menjadi agak khawatir pada istri saya," kata suaminya.

Saya juga sering membayangkan jangan-jangan mengalami hal yang sama. Kalau itu sampai terjadi, apakah yang paling saya takutkan?

Kekhawatiran utama saya ternyata ini: tidak bisa lagi menulis baik. Karena itu, seminggu setelah operasi, saya sudah minta laptop. Saya memaksakan diri untuk memulai menuliskan pengalaman saya ini. Sebagian agar tidak ada catatan di otak saya yang hilang, sebagian lagi untuk mengetes apakah saya masih bisa menulis dengan baik.

Kini giliran saya bertanya kepada pembaca: Apakah ada perubahan dalam gaya penulisan saya? Memang, ada seorang teman yang setengah bertanya dan setengah menyesalkan: Penyakit kok diberitahukan ke orang-orang. Secara terbuka, di koran lagi. Kepadanya saya jelaskan bahwa saya dulu, ketika masih jadi pemimpin redaksi Jawa Pos, sering menugasi wartawan agar mewawancarai tokoh-tokoh yang berhasil mengatasi penyakitnya. Tidak semua orang bisa menulis baik. Karena itu, harus wartawan yang menuliskan ceritanya. Karena itu, saya harus fair. Ketika saya sendiri mengalami itu, saya harus mau menuliskannya.

Tapi, mengapa tidak disertai foto-foto? "Bukankah Anda dulu mengajarkan setiap features harus disertai foto? Kalau perlu pinjam ke sumber berita?" tanya Edy Aruman, mantan redaktur Jawa Pos yang kini menjadi redaktur majalah Swa.

Saya jawab: Kali ini saya memang minta jangan ada satu foto pun yang disertakan dalam tulisan ini. Mengapa? Ada dua tujuan. Pertama, saya akan mengetes diri sendiri agar dalam tulisan ini memberikan sebanyak mungkin deskripsi. Saya sering mengajarkan kepada wartawan kami agar jangan mengabaikan diskripsi. Yakni menceritakan hal-hal detil yang dianggap sepele, tapi sebenarnya penting. Sebuah tulisan yang deskripsinya kuat, begitu saya mengajarkan, bisa membawa pembaca seolah-olah menyaksikan sendiri suatu kejadian. Deskripsi yang kuat bisa membuat pembaca seolah-olah merasakan sendiri kejadian itu. Deskripsi yang kuat bahkan bisa menghidupkan imajinasi pembaca. Imajinasi pembaca kadang lebih hidup daripada sebuah foto. Inilah salah satu kunci kalau jurnalistik tulis masih diharapkan bisa bertahan di tengah arus jurnalistik audio visual.

Saya juga selalu mengajarkan agar dalam menulis kalimat-kalimatnya harus pendek. Kalimat pendek, begitu saya mengajar, akan membuat tulisan menjadi lincah. Kalimat-kalimat yang panjang membuat dada pembaca sesak. Semakin pendek sebuah kalimat, semakin membuat tulisan itu seperti kucing yang banal. Apalagi kalau di sana-sini diselipkan kutipan omongan orang. Kutipan itu -direct quotation-juga harus pendek-pendek. Mengutip kata seorang sumber berita dalam sebuah kalimat panjang sama saja dengan mengajak pembaca mendengarkan khotbah. Tapi, dengan selingan kutipan-kutipan pendek, tulisan itu bisa membuat pembaca seolah-olah bercakap-cakap sendiri dengan sumber berita.

Alasan kedua mengapa foto tidak disertakan di tulisan ini adalah: Semua foto akan dimuat ketika tulisan ini diterbitkan dalam bentuk buku. Foto-foto seputar operasi, termasuk foto-foto liver saya yang lama.

Sebenarnya, masih ada satu lagi ide saya yang akan saya sumbangkan ke dunia jurnalistik. Ide ini sudah saya kemukakan lima tahun yang lalu, namun penerapannya masih memerlukan pembuatan software komputer. Saya tidak puas dengan lambatnya pelaksanaan ide ini karena saya tidak lagi dalam posisi pemimpin redaksi. Padahal, ide ini penting justru untuk menyesuaikan praktik jurnalistik di alam kebebasan mutlak seperti sekarang. Dalam alam demokrasi seperti ini, tanggung jawab justru lebih besar. Prinsip-prinsip jurnalistik yang baik harus lebih dipentingkan.

Misalnya mengenai cover both side, pemberitaan yang berimbang. Maka, saya ingin di setiap komputer yang digunakan reporter dilengkapi software check-list. Setiap kali reporter selesai menulis berita kan harus mengirimkannya ke redaktur untuk diedit. Dalam proses pengiriman berita dari komputer ke komputer itu, reporter harus menekan tombol "kirim". Nah, saat menekan tombol "kirim" itulah, saya ingin agar di layar komputer muncul dulu sejumlah pertanyaan yang harus diisi si reporter. Misalnya: Apakah Anda sudah membaca ulang tulisan Anda? Di belakangnya dimunculkan kolom isian: sudah dan belum. Kalau "belum", dia tidak akan bisa menekan tombol "kirim". Lalu, pertanyaan sudah berimbangkah berita yang Anda tulis? Apakah pihak-pihak yang Anda tulis sudah diwawancara? Dan seterusnya. Setiap pertanyaan disertai kolom isian. Kalau tidak mengisinya, si reporter tidak bisa menekan tombol "kirim". Kalau kelak ada reporter yang menipu dengan cara mengisi kolom yang salah, tanggung jawabnya jelas.

Saya berharap software yang saya inginkan itu segera dibuat. Lalu, Jawa Pos-lah yang pertama menerapkannya. Itu bukan saja menjadi sumbangan saya ke dunia jurnalistik berikutnya, tapi juga sumbangan IT ke dalam jurnalistik. Maka, saya bisa menyumbangkan ilmu manajemen ke dalam jurnalistik melalui penerapan "rukun iman" Jawa Pos. Lalu, menyumbangkan software untuk prinsip cover both side yang penting itu. Di tulisan mendatang saya juga akan menceritakan sumbangan "ilmu tauhid" ke dalam bisnis dan manajemen. Sumbang-menyumbang dari satu disiplin ilmu ke ilmu yang lain, apa salahnya dilakukan. Untuk kemajuan.

Saya sendiri tidak tahu apakah tulisan saya mengenai pengalaman ganti liver ini masih mencerminkan doktrin jurnalistik saya itu. Kalau tidak, berarti juga ada kemunduran dalam kemampuan saya menulis. Dan jangan-jangan, itu karena saya ganti liver.

Setiap membicarakan persiapan transplantasi, tim saya ternyata juga sering menyinggung kemungkinan perubahan perilaku saya pascatransplantasi. Tentu dengan nada penuh humor. Melinda Teja, bos Pakuwon Jati itu, misalnya.

"Saya sangat khawatir kalau liver yang didonorkan itu punya sifat asli seorang gay," gurau Melinda. "Kalian yang laki-laki harus waspada," tambahnya.

"Saya justru khawatir kalau itu liver Laura," ujar yang lain. "Kita harus segera carikan pekerjaan yang cocok," tambahnya. Laura yang dimaksud adalah "lanang ora, wedok ora" (tidak laki-laki dan juga tidak perempuan).

Sampai hari ini, saya belum merasakan perubahan apa-apa. Tapi, diri sendiri kadang memang tidak bisa merasakan. Orang lainlah yang tahu. Kalau saja seperti itu, tentu saya berharap segera diberi tahu. Jangan hanya dijadikan bahan gosip semata.

Yang jelas sudah berubah adalah perut saya. Akibat sayatan pisau bedah yang panjang, kulit perut saya tidak mulus lagi. Ada sederet bekas jahitan yang kasar. "Rupanya, tim dokter tidak membawa ahli obras malam itu," ujar tim kami. Karena itu, saya lagi mengusahakan untuk memperhalusnya. Ada cara yang katanya cukup mujarab. Terutama yang biasa digunakan ibu-ibu yang melahirkan secara caesar. Lebih terutama lagi ibu-ibu di Amerika. Yakni silicon scar treatment. Saya masih memesannya lewat internet karena hanya di AS barang itu dijual. Kalau saja usaha itu tidak berhasil, anggaplah saya baru saja melakukan caesar tiga kali berturut-turut. (Bersambung)


September 22, 2007
Tunggu Pulang Diimunisasi Hepatitis B, Saingi Cucu

Pengalaman Pribadi Menjalani Transplantasi Liver (28)

TEPAT sebulan setelah transplantasi, dokter sudah mengizinkan saya pulang. Jadi, 6 September yang lalu sebenarnya saya sudah bisa kembali ke Indonesia. Tapi, tim saya, terutama Robert Lai, minta saya lebih bersabar. Tim Surabaya juga demikian. Bahkan, ada yang minta biar enam bulan baru pulang juga lebih baik. Dia tahu, kalau pulang, saya pasti langsung lupa diri. "Kalau selama ini sudah sabar enam bulan, mengapa tambah dua bulan lagi tidak kuat?" tambah Ir Budiyanto, perancang Gedung Jatim Expo dan Rumah Cepat Tsunami Aceh, ketika menjenguk saya.

Dulu Budi itu, saya kira, seorang Kristen. Dia Tionghoa dan lulusan Fakultas Teknik Universitas Kristen Petra Surabaya. Sebuah konotasi yang ternyata salah. Ini baru saya ketahui setelah bertahun-tahun kenal. "Apakah tidak ke gereja?" tanya saya saat dia mengajak rapat soal Aceh di hari Minggu. "Saya bukan Kristen, Pak," jawabnya. Oh, berarti dia Konghucu atau Buddha. Saya berpikir salah sekali lagi. "Saya penganut Sapto Dharmo," jawabnya. Bahkan, kemudian, saya tahu dia salah satu tokohnya.

Makanya, ketika saya ajak omong Mandarin, dia tidak nyambung. Aneh. Dia Tionghoa, bicaranya kromo inggil. Saya yang Jawa bicara Mandarin. Sejak itu, saya selalu kromo inggil kepadanya. Agar tidak lupa bahasa Jawa tinggi itu. Sebab, di rumah saya menggunakan bahasa Banjar. Kromo inggil pas sekali kalau dipakai bicara soal ajaran sangkan paraning dumadi, filsafat ojo dumeh dan hukum "timba sing kudu nggoleki sumur". Saling SMS dan email pun pakai kromo inggil hingga suatu saat kebentur kata forward. Nah, apa kromo inggil untuk forward?

Keinginan pasien untuk cepat-cepat pulang memang agak ajaib. Begitu seminggu setelah operasi berhasil (umumnya mereka tandai dengan bisa jalan-jalan), pasien langsung membuat rencana tanggal berapa akan pulang. Fokus pikiran sudah berubah: Pulang! Pulang! Pulang! Ini bagian dari misteri rumah, misteri kampung halaman. Itu sebabnya bahasa Inggris membedakan mana kata "rumah" (house) dan mana kata "rumah" (home).

Suasana kebatinan setelah operasi mirip dengan setelah berhaji di Makkah. Sebelum tiba hari pelaksanaan haji, biar dua bulan menunggu pun asyik-asyik saja. Semangat menjalani ibadah luar biasa. Tawaf (berjalan memutari Ka’bah) dilakukan berkali-kali -meski "tawaf" di mal dan supermarket juga tidak bosan-bosannya. Sudah tawaf siang hari, mencoba sore hari. Sudah pagi hari mencoba malam hari. Rasanya ingin terus dekat dengan Ka’bah dan mencium berkali-kali hajar aswad, sebuah batu hitam (blackstone) di pojok Ka’bah. (Waktu saya menulis bahwa Tiongkok dengan kekayaan barunya sudah mampu membeli saham perusahaan raksasa Amerika yang bernama Blackstone, seorang pembaca mengirim SMS ke saya: Tiongkok sudah pula membeli hajar aswad?)

Karena itu, suasana di sekitar Ka’bah tidak pernah sepi. Kemacetan manusia selalu terjadi di sekitar hajar aswad. Mereka berebut menciumnya. Kadang dengan cara menyikut dan menyingkirkan orang lain. Saya tidak sampai hati melihat pemandangan itu. Karena itu, meski entah sudah berapa kali saya ke Makkah, saya belum bisa mencium hajar aswad -secara fisik. Saya tidak tega kalau harus berebut seperti itu caranya. Maka, saya selalu berusaha menciumnya dengan hati saya yang dalam. "Hati" dalam pengertian pedalaman saya -bukan hati dalam pengertian liver saya. Tuhan pasti tahu isi pedalaman saya. "Uda, Tuhan kita adalah Tuhan yang cerdas," kata Pinto Janir dari Padang kirim SMS ke saya. Toh mencium hajar aswad itu bukan rukun tawaf. Bahkan, Syayidina Umar pernah mengatakan, "Kalau bukan karena Rasulullah pernah menciumnya, saya tidak akan sudi menciumnya". Tentu, suatu saat saya akan menciumnya. Mungkin akan ada manajemen yang lebih baik untuk mengatur antrean itu.

Ada terus kegiatan orang di Makkah sebelum hari haji. Tapi, begitu pulang dari Padang Arafah, apalagi begitu selesai salat Idul Adha, rasanya sudah amat berbeda. Antiklimaks yang tajam. Bagi yang masih lama dapat giliran pulang, luar biasa tidak sabarnya.

Begitu juga pasien transplan liver. Begitu bisa jalan, pikirannya sudah langsung fokus ke pulang. Maklum, sudah terlalu lama menunggu di rumah sakit ini. Sudah antiklimaks.

Pasien dari Taiwan umumnya sudah pulang sebulan setelah transplantasi. Pasien Jepang bahkan tiga minggu sudah check-out. Mereka memang tidak perlu khawatir. Di dua negara itu ada rumah sakit yang punya pengalaman merawat pasien pascatransplan. Bahkan sudah menjadi seperti satu network dengan pusat transplan di Tiongkok ini. Sedang kalau saya pulang, kalau terjadi apa-apa, rumah sakit mana yang punya pengalaman cukup untuk pasien seperti saya?

Walhasil, saya memutuskan baru akan kembali ke Surabaya sekitar seminggu setelah Lebaran. Kebiasaan saya Lebaran di Makkah tidak bisa saya lakukan lagi tahun ini.

Ternyata benar juga bahwa saya tidak buru-buru pulang. Saya masih harus menjalani satu proses yang amat lucu: Imunisasi hepatitis B. Saya tersenyum mendengar bahwa saya harus menjalani beberapa kali suntikan imunisasi. "Sudah umur 56 tahun baru imunisasi. Bersaing dengan Icha, cucu saya," kata saya pada suster yang akan menyuntik. Suster tertawa. Saya kembali tersenyum. Kecut.
Hasil tes terakhir memang menunjukkan bahwa liver baru saya bersih. Tidak kejangkitan hepatitis atau sel bibit kanker. Karena itu harus segera dilindungi dari dua makhluk halus (karena hanya bisa dilihat oleh mikroskop) yang pernah mengancam jiwa saya itu.
Saya dapat informasi bahwa dokter-dokter anak di Surabaya juga kebanjiran bayi yang minta diimunisasi hepatitis B. Yakni pada hari saya mengungkapkan mengapa saya sampai menderita penyakit seperti itu. "Jam lima pagi sudah lima ibu yang mendaftar," kata dr Wawan yang dulu pernah jadi anggota yang aktif di Dewan Pembaca Jawa Pos. "Saya kaget. Kok tumben. Oh, agak siang sedikit, saya baru tahu sebabnya. Pasti pagi-pagi mereka sudah baca Jawa Pos," tambahnya. "Departemen Kesehatan harus membayar Anda. Kampanye yang berhasil," tulisnya di SMS-nya.

Tentu, saya tidak mengharapkan bayaran itu. Saya sudah amat senang kalau tulisan saya ini memberikan manfaat. Bahkan, saya berencana mendirikan lembaga yang tugasnya gerilya ke kawasan-kawasan miskin untuk mencari anak yang belum diimunisasi. Saya akan membiayai kegiatan itu. Saya perlu sejumlah tenaga yang punya antusiasme menangani pekerjaan tersebut. Diam-diam, tekun, dan njlimet.

Karena teman-teman se-"angkatan" saya sudah pada pulang, tinggal saya sendiri yang dari Angkatan April 2007. Tidak ada lagi teman-teman lama yang saya kunjungi setiap hari. Saya harus mencari kawan baru. Berarti juga harus mau menjadi narasumber untuk bagi-bagi pengalaman kepada mereka. Saya melakukannya dengan senang hati. Hati baru, tentunya. Saya ingin ikut memberikan semangat agar mereka optimistis menghadapi operasi besar. Saya pun merasa dapat semangat yang sama dari pasien yang menjalani transplan sebelum saya. Saya merasa mereka beri semangat. Giliran saya memberikan semangat. Toh, saya tidak harus membeli semangat.

Sebelum operasi, saya memang suka bertanya kepada pasien yang baru saja menjalani operasi. Atau ke keluarga mereka. Jawaban-jawaban itu tidak terlalu memengaruhi psikologi saya. Tapi, begitu pertama melihat pasien yang jalan-jalan di koridor rumah sakit dengan kantong plastik berisi cairan merah menggantung di pinggangnya, saya tertegun. "Oh, begini ya orang habis transplantasi," pikir saya. Badannya lebih kurus daripada yang saya lihat sebelum operasi. Jalannya thimik-thimik pelan. Lengannya dipegangi oleh suster. Mulutnya, juga mulut susternya, dipasangi masker.

Lalu, saya tanya kepada susternya: Sudah berapa hari dia operasi? "Tepat seminggu yang lalu," jawabnya. Oh! Baru seminggu yang lalu! Sudah bisa jalan, meski thimik-thimik. Meski badannya kelihatan lemah, wajahnya segar. Juga lebih merah. Lebih segar dan merah daripada yang saya lihat sebelum operasi. Seminggu sudah bisa jalan! Saya pun akan begitu nanti! Seminggu, Dahlan, hanya seminggu! Sudah bisa jalan! Kau nanti juga harus begitu! Kalau perlu lima hari!

Dengan melihat contoh nyata itu, optimisme saya kian menyala-nyala. Saya kian rajin senam untuk membuat badan saya lebih segar. Saya lebih semangat makan, tanpa harus merasakan enak-tidaknya. Kalau badan saya lebih kuat, tentu lima hari setelah operasi sudah bisa jalan. Dia saja, yang badannya memang sudah kurus dan umurnya sudah 62 tahun, seminggu sudah bisa jalan.
Rasa optimistis kian hari kian besar setelah melihat pasien tadi di hari-hari berikutnya. Kian hari kian cepat jalannya. Juga kian segar badannya. Pasien kedua yang saya lihat pun begitu. Pasien ketiga juga sama. Pasien keempat, kelima, dan seterusnya. Semua kurang lebih sama. Jadi, ajaib memang transplantasi ini. Bahkan, pasien yang sebelum operasi kelihatan matanya sudah amat keruh, sudah tergeletak tidak bisa berjalan, napasnya sudah tersengal-sengal, seminggu setelah operasi juga sudah bisa jalan.

Suatu saat ada contoh-hidup yang lain. Serombongan besar orang Korea memenuhi lantai 11. Ada pemandu wisatanya. Wisatawankah mereka? "Mereka adalah orang-orang yang dua-tiga tahun lalu transplantasi di sini," kata seorang perawat. Mereka ingin datang lagi bersama keluarga dan kerabat. Untuk menunjukkan di sinilah dulu mereka dapat sambungan nyawa.

Tiba-tiba saya penasaran, ingin bertanya masak kini mereka bisa begitu sehatnya. Ternyata dengan suka rela mereka menceritakan segala pengalamannya. Bahkan, tiga orang di antara mereka (antara umur 60 dan 70 tahun) mau saya ajak masuk kamar saya. Agar bisa bicara lebih santai. Di kamar saya semangatnya menjadi-jadi. "Lihat ini," katanya sambil menyingkap bajunya. Terlihatlah di kulit perutnya bekas sayatan dan jahitan yang panjang. Begitu jugalah saya nanti, pikir saya.

Selama empat bulan menunggu operasi, saya hanya sekali mendengar orang meninggal. Yakni yang transplantasi enam bulan sebelumnya. Dia seorang wanita 60-an tahun dari Pakistan. Konon, seorang anggota parlemen. Transplantasinya sukses dan amat sehat. Sebulan setelah transplantasi langsung pulang. Mungkin memang politisi yang sibuk. Di negaranya langsung aktif karena memang terasa sudah amat sehat.

Perawatan terhadap slang yang masih ada di pinggangnya pun dilakukan di negerinya. Slang itu, berikut kantong plastik kecil, memang masih terus akan di situ selama tiga bulan. Tiap dua minggu harus dibersihkan dan dirawat. Agar tidak jadi sumber infeksi. Bahkan, tiga bulan kemudian, waktu seharusnya dia kembali ke Tiongkok untuk mengeluarkan benda yang dipasang untuk menyambung livernya dulu, dia tidak ke Tiongkok. Dilakukan sendiri oleh dokter setempat karena dia juga ahli. Beberapa saat setelah itu, dia bahkan pergi naik haji. Entah proses pengambilan benda asing itu yang salah atau karena kegiatannya yang berlebihan, dia terkena infeksi. Kian lama kian parah. Lalu datang lagi ke Tiongkok untuk menyelamatkannya.

Di Tiongkok dia akan ditransplantasi sekali lagi, namun menunggu kondisi badannya stabil. Yang ditunggu tidak segera tiba. Bahkan memburuk. Dan akhirnya meninggal.

Saya harus belajar dari pengalaman itu. Saya tidak harus buru-buru pulang. (Bersambung)


September 23, 2007
Sering Kaget Disapa Wanita Modis dan Ceria dalam Lift

Pengalaman Pribadi Menjalani Transplantasi Liver (29)

DI masa menanti waktu pulang ini, saya kehilangan dua teman wanita yang paling saya akrabi. Keduanya tinggal di lantai yang sama. Satu dari Jepang, satunya lagi dari Harbin, Tiongkok. Saya sering sekali mengunjungi kamar masing-masing dan ngobrol berlama-lama. Terutama kalau istri saya pergi belanja. Apalagi mereka senasib: juga hepatitis, sirosis, dan kanker hati. Kami biasa saling curhat.

Yang wanita Jepang amat modis. Bajunya bagus-bagus dan mahal-mahal. Rambutnya disasak tinggi. Sepatunya seperti Cinderella. Dia sendirian. Tidak satu pun keluarganya mendampingi. Dia juga tidak bisa berbahasa Mandarin sehingga hanya saya pasien yang bisa dia ajak ngobrol dalam bahasa Inggris.

Dua wanita itu juga amat mengesankan. Bicaranya, guraunya, dan intelektualnya bisa nyambung dengan saya. Dua-duanya juga amat cantik -terutama kalau penilaian ini saya berikan 35 tahun yang lalu, saat keduanya masih kira-kira berumur 30 tahun.

"Saya nanti tidak sesukses kamu," kata wanita yang dari Jepang itu suatu saat kepada saya. Dia ngiri melihat badan saya yang sehat dan agak gemuk. Saya memang tidak menceritakan bahwa gemuk saya waktu itu karena bengkak. "Umur saya sudah 72 tahun," tambahnya.

Wanita yang dari Harbin lebih mengeluh lagi. Bukan saja mengenai umurnya, tapi juga kondisi badannya. "Perut saya sudah berisi air," katanya. Kalau saja dia masih muda, tentu orang akan mengira dia hamil. "Umur saya juga sudah 69 tahun," tambahnya. Lebih dari itu dia juga mengidap sakit gula.

Saya memahami keadaannya. Saya tahu bahwa sakit gula akan menjadi salah satu faktor yang memengaruhi sukses tidaknya transplantasi. Tapi, saya tidak menceritakan bagian ini padanya. Saya ceritakan kenyataan bahwa ada pasien lain yang juga punya sakit gula toh berhasil dengan baik juga.

Di lain waktu wanita Harbin tadi curhat yang lain lagi. "Saya nanti pulangnya mungkin paling belakangan," katanya. "Kalian sudah pulang semua, saya akan masih di sini. Sendirian," katanya. Saya menjawab: Saya juga tidak akan buru-buru pulang. Saya juga berjanji kepadanya untuk terus memberinya semangat. Saya cepat akrab dengan wanita Harbin ini, antara lain, karena saya pernah lama di sana: Belajar bahasa Mandarin dengan cara home stay. Juga sudah tak terhitung lagi berapa kali saya ke Harbin sesudah itu.

Benar saja, si Cinderella sangat berhasil operasinya. Pasti semakin modis dia nanti. Juga benar bahwa seminggu setelah operasi dia sudah menentukan tanggal pulang. "Dokter saya di Jepang yang minta saya segera pulang. Menjalani perawatan di sana," katanya seperti minta pengertian. Tentu kami tetap menampakkan kegembiraan kami bahwa dia begitu sukses dengan transplantasinya.

Yang wanita Harbin juga sudah menjalani transplantasi. Juga sukses. "Perut saya yang mulai buncit dulu itu, sudah hilang," katanya dengan meraba-raba perutnya. Benar, saya lihat perutnya "sudah hilang". Meski memang lebih lambat mulai bisa turun dari tempat tidur, bicaranya sudah keras dan tegas. Juga sudah bisa tertawa, meski kalau tertawa lantas kian terlihat umurnya yang sebenarnya.

Saya sendiri akhirnya mendapat gelar ’yuan lao’ di rumah sakit ini. Penghuni lama. Pasien yang kerasan di rumah sakit. Tidak buru-buru pulang. Karena ’yuan lao’, saya sangat hafal pada perawat, pegawai, dan dokter di rumah sakit ini. Mereka juga hafal pada saya.

Meski begitu hafal, saya masih sering kecele kalau suatu saat disapa wanita yang sangat modis dan ceria di dalam lift atau di lobi. Terutama pada jam-jam pulang atau berangkat kerja. "Siapa ya wanita cantik ini," sering saya bertanya dalam hati. Eh, baru sadar bahwa mereka adalah perawat atau pesuruh yang tadi melayani saya.

Rupanya mereka biasa ganti-ganti baju. Begitu selesai bertugas, para perawat itu ganti pakaian seperti model. Bajunya, tatanan rambutnya, cara membawa tasnya, sama sekali tidak menyangka kalau dia tadi yang pakai baju perawat dengan topi putih. Dia sering menyapa, tapi saya seperti tidak kenal lagi siapa dia.

Perawat di sini memang disediakan kamar mandi dan ganti baju. Setiap masuk kerja mereka mandi dulu dan baru ganti baju perawat. Demikian juga ketika pulang kerja. Ini agar kuman yang terbawa perawat saat berangkat kerja tidak terbawa ke pasien.

Yang seperti itu tidak hanya perawat. Pesuruh dan tukang pel lantai pun idem ditto. Sewaktu bertugas mengepel kamar saya, pakaiannya baju-kerja penyapu lantai. Sepatunya sepatu kungfu yang murahan. Tapi, begitu pulang, sungguh membelalakkan mata. Bajunya you can see, celananya hot pants (maklum, musim panas) dan rambutnya dimain-mainkan seperti artis Korea. Mereka sama sekali tidak punya rasa rendah diri meski pekerjaannya tukang pel lantai. Sebaliknya, meski berangkat kerja dengan amat modis, ketika kerja tidak ogah-ogahan.

Saya ingat direktur saya Zainal Muttaqien. Kami sering diskusi soal kemiskinan di Indonesia dan Tiongkok. Mengapa orang di Tiongkok yang juga banyak sekali yang lebih miskin dari orang miskin Indonesia, harga dirinya lebih baik. Bukan saja jarang lihat pengemis, juga kalau bertemu orang seperti tidak punya rasa rendah diri. Dan ini menjadi salah satu sumber kemajuan Tiongkok. Ini yang disebut social-capital -modal sosial. Bank Dunia menyebutkan social-capital ini menjadi faktor penting kemajuan Tiongkok di samping modal finansial.

Muncullah istilah dari Zainal yang akan selalu saya ingat dan yang akan kami perjuangkan sebagai inti dimulainya pembangunan harga diri ini. Yakni, satu moto: "Kaya Bermanfaat, Miskin Bermartabat". Saya dan Zainal, dan banyak lagi yang lain, akan bisa jadi model perjuangan itu. Bagaimana ketika miskin dulu tidak jatuh sampai menjual harga diri dan jabatan. Dan, ketika sudah kaya (duille!) tidak sewenang-wenang.

Saya ingat, meski waktu itu sudah menyandang gelar wartawan majalah TEMPO yang begitu ternama, saya belum punya sepeda, apalagi sepeda motor. Rumah pun masih menyewa di satu gang sempit di belakang pasar Kertajaya, Surabaya. Rumah separo tembok separo kayu. Yang kamar mandinya dipakai bersama beberapa rumah tangga. Yang airnya dari sumur yang harus ditimba sendiri. Yang kasur tipisnya harus dihampar di lantai.

Waktu harus wawancara ke daerah industri di Tandes Margomulyo, saya hanya punya uang Rp 75 di saku. Hanya cukup untuk naik bemo berangkatnya. Dari Kertajaya ke Jembatan Merah Rp 25, lalu dari Jembatan Merah ke Tandes Rp 50. Selesai wawancara, saya diberi amplop. Saya tahu isinya pasti uang. Saya menolaknya meski di saku tidak ada lagi uang sepeser pun. Meski Tandes-Kertajaya begitu jauhnya. Saya pulang dengan jalan kaki. Hampir dua jam. Karena beberapa kali harus berhenti untuk menghindar dari panasnya Surabaya.

Waktu harus pulang ke Kaltim, tentu banyak orang yang akan memberi saya tiket. Tapi, saya pilih naik kapal kayu ke Banjarmasin dulu, agar murah. Lalu naik kendaraan umum berupa jip terbuka yang penuh sesak dengan penumpang. Belum ada bus waktu itu. Saya khawatir dengan istri saya. Maka, saya bilang kepada sopir agar boleh naik di kursi dekat sopir. "Istri saya hamil muda," kata saya.

"Kaya Bermanfaat, Miskin Bermartabat" akan membuat bangsa ini tidak gampang jatuh ke derajat bangsa-pengemis. Atau, bangsa yang kalau melihat orang kaya yang muncul kecemburuannya. Bangsa yang mudah disogok dan dipermainkan. Yang juga mudah dibayar untuk, misalnya, sekadar berdemo.

Dari penampilan para perawat dan tukang pel di rumah sakit ini, saya belajar bagaimana menjalani pekerjaan rendahan dengan jiwa yang kuat. Saya kepingin sekali meniru ini di Graha Pena. Petugas cleaning service tidak harus merasa rendah diri. Saya sudah minta manajemen Graha Pena untuk menghitung konsekuensi biayanya. Kalau upaya meniru ini berhasil, penampilan Graha Pena juga akan lebih "keren". Dan harga diri pegawai yang di situ sama tingginya.

Lalu muncul ide gila yang tidak masuk akal. Untuk membuat kota-kota di Indonesia cantik, para wanita yang lalu lalang di kota itu harus juga terlihat cantik. Betapapun bersihnya sebuah kota, kalau yang lalu-lalang di dalamnya kumuh-kumuh, nggak menarik jadinya. Maka, pemda yang menginginkan kotanya cantik dan menarik harus memberikan penduduknya yang wanita barang-barang ini secara gratis: Baju, lipstik, eye shadow, sepatu, dan biaya ke salon.

Ide itu tentu tidak mungkin dilakukan. Kalaupun dilakukan, belum tentu lipstiknya digunakan. Bisa-bisa dijual. Sebab, filsafat "Kaya Bermanfaat, Miskin Bermartabat" belum menjadi budaya.

Tentu semua biaya seperti itu, kalau di rumah sakit ini, ditanggung sendiri. Tapi, di Graha Pena kami akan mencoba memberikannya secara cuma-cuma kepada pegawai bagian cleaning service-nya. Tentu tidak harus sampai pada hot pants, tapi berjilbab pun akan dicarikan jilbab yang modis.

Salah satu kesimpulan saya, membangun kepercayaan diri begitu pentingnya. Jarang saya lihat orang Tiongkok yang merasa rendah diri. Mereka bisa membedakan ’rendah diri’ dan ’rendah hati’. Sedangkan kita, kalau tidak mau dibilang kurang ajar, sering terbelit filsafat ’unggah-ungguh’, ’sopan-santun’, ’tawaduk’, yang sebenarnya tetap bisa kita lakukan tanpa harus jatuh ke derajat ’rendah diri’.

Kembali ke dua wanita tadi (eh, kok ingat dia lagi sih?), ternyata ada baiknya juga dia pulang lebih dulu. Kalau tidak, tulisan ini tidak akan bisa selesai tepat waktunya. (Bersambung)


September 24, 2007
Banyak Faktor Keberhasilan, tapi Jangan Buru-Buru Merasa Sehat

Pengalaman Pribadi Menjalani Transplantasi Liver (30)

MENGAPA operasi transplantasi liver saya berhasil? Setidaknya sampai hari ini? Faktor apa saja yang memengaruhinya?

Jawabnya dua macam: mau yang pendek atau yang panjang. Mau yang religius atau yang ilmiah. Kalau mau pendek dan tampak religius, jawabnya ini: semua itu berkat tangan Tuhan. Selesai. Tidak perlu lagi tambahan apa-apa. Siapa yang bisa membantahnya? Siapa yang berani mempersoalkannya? SMS yang masuk ke saya pun hampir semuanya bernada begitu. Mereka mengatakan semua ini karena Allah. Hanya satu-dua yang mengatakan, "Semua ini karena Allah dan kepintaran para dokternya."

Tapi, kalau jawabnya itu, saya tidak perlu lagi menulis. Tapi, saya ingin menulis. Terutama ingin menulis sesuatu agar para dokter tidak kehilangan semangat karena tidak dipuji sama sekali. Saya ingin memujinya.

Saya tidak ingin para dokter menjadi ngambek seperti humor ngambek-nya seorang istri yang sudah terkenal itu: Suatu saat sebuah keluarga ingin mengundang makan malam seorang suci. Sang istri sehari penuh sibuk menyiapkan makanan yang lezat-lezat. Waktu mau makan, sang suami meminta sang suci membacakan doa. "Terima kasih, Tuhan, Engkau telah menyediakan makanan yang lezat-lezat ini." Ucap sang suci mengakhiri doanya. Selama makan sang istri merengut saja. Setelah sang suci pulang, si istri menggugat suaminya: Tidakkah tadi kau laporkan kepada sang suci bahwa sayalah yang sehari penuh menyiapkan makanan ini?

Saya tidak ingin para dokter njegol seperti si istri itu.

Sudah tentu tidak hanya faktor keahlian dokter yang menjadi satu-satunya kunci sukses. Saya mencoba merincinya sebagai berikut:
1. Keahlian dan pengalaman dokternya.
2. Kecanggihan peralatannya.
3. Kemajuan obat-obatannya.
4. Kemampuan manajemen rumah sakit dan tim operasinya.
5. Keberadaan donor yang sangat prima.
6. Kondisi badan saya yang masih baik.
Faktor mana yang terpenting, rasanya sulit menentukan. Tapi, kalau ada waktu membahasnya lebih dalam, pasti juga akan diketahui ranking-nya.

Soal keahlian dokter, di Indonesia pun tidak akan kalah. Saya pernah menerima keluhan dokter ahli bedah jantung seperti Prof Dr dr Paul Tahalele. Keahliannya pasti tidak kalah dengan dokter Singapura. Tapi, kesempatan untuk memperoleh pengalaman yang banyak sangatlah minim. Baik karena langkanya donor maupun minimnya peralatan. Bagaimana bisa punya pengalaman transplantasi liver 150 kali setahun kalau di negeri itu orang tidak bisa mendonorkan organnya?

Mengenai kecanggihan peralatan, rumah sakit ini tergolong yang terbaik di dunia. Bahkan, ada satu alat yang hanya empat di dunia: di AS, Korea, Jepang, dan di rumah sakit ini. Saya tidak diberi tahu alat yang mana. Tersedianya peralatan yang canggih ini sangat terkait dengan kemampuan dana dan keinginan pemimpinnya. Untuk Indonesia, dua-duanya belum bisa banyak dinanti. Begitulah nasib dokter kita meski itu juga dialami bidang yang lain.

Di bidang kemajuan obat-obatan harus diakui bahwa kemajuan penemuan obat baru bukan main cepatnya. Kalau saja kemajuan obat-obatan tidak seperti sekarang, mungkin juga banyak halangannya. Untuk kegagalan transplantasi liver karena rejection, sekarang jumlahnya hampir nol. Obat sinkronisasi liver baru dengan organ lain sudah amat sempurna.

Bahkan, obat antiinfeksi juga sudah membuat kegagalan karena infeksi amat minim. Kegagalan yang terbanyak kini karena tekanan darah tinggi dan gula darah. Sebab, obat-obatan yang harus dimakan setelah transplan menimbulkan efek samping di dua sektor itu. Kebetulan, saya tidak memiliki bakat darah tinggi maupun gula darah.

Kondisi pasien yang prima memegang peran penting karena banyaknya komplikasi juga akan menyulitkan. Salah satu pasien yang saya kenal kelihatan gembira sekali di hari pertama dan kedua setelah keluar dari ICU. Tapi mulai lemas di hari-hari berikutnya. Ini karena jantungnya memburuk.

Itulah sebabnya, saya membuat keputusan justru harus melakukan transplantasi ketika saya masih sehat. Maksud saya ketika organ-organ lain saya masih baik. Kalau saja terlambat mengambil keputusan, akan lain hasilnya.

Mendapatkan donor yang prima pun, antara lain, juga ditentukan oleh kondisi pasien. Misalnya, kalau saja saya tidak sabar menunggu. Mungkin akan mendapat juga donor, tapi kualitasnya belum tentu sebaik yang ada di dalam badan saya sekarang. Atau, kalau saya sabar, tapi kondisi badan saya sudah tidak bisa lagi menunggu lebih lama, tentunya donor seperti apa pun akan diterima. Toh semua donor sudah diperiksa kualitasnya. Bahwa ada kualitas I atau II, itu tentu ada kelas-kelasnya.

Kalau sejak sebelum operasi saya optimistis bahwa transplantasi ini akan berhasil, antara lain, saya sudah menghitung semua faktor di atas. Tentu, semua itu tidak saya informasikan kepada keluarga atau teman-teman. Hanya saya dan tim saya yang tahu.

Teman-teman, juga para pemegang saham, mungkin banyak yang pesimistis. Terutama kalau mereka melihat tanda-tanda fisik saya: mulai dari sudah muntah darah, sudah bengkak, dan wajah sudah menghitam. Mereka juga melihat tanda-tanda nonfisik yang saya lakukan. Misalnya, saya tiba-tiba mengundang teman-teman yang ketika bekerja di Jawa Pos dulu pernah saya marahi. Kadang saya sadari bahwa ternyata tidak seharusnya saya marah karena ternyata dia tidak salah. Tapi kalau sudah telanjur marah, masak bisa diralat? Yah, saya sering juga kemudian minta maaf, tapi saya yakin sudah telanjur melukai hati mereka.

Kepada mereka (baik yang sudah pensiun maupun yang belum), saya berikan uang. Ada yang cuma Rp 5 juta, ada yang sampai Rp 100 juta. Tergantung perasaan saya seberapa saya merasa bersalah. Rupanya, bagi-bagi uang ini terdengar juga oleh pensiunan karyawan yang lain. Lantas, dia menghubungi saya lewat SMS: saya menyesal mengapa dulu tidak pernah dimarahi. "Boleh nggak sekarang saja dimarahi. Asal kemudian ikut diundang," katanya.

Saya juga sering mengadakan khataman Alquran yang diikuti para hafiz (orang yang hafal Quran). Mereka aktif berpindah-pindah di Surabaya dan tiga bulan sekali di rumah saya.

"Apakah Pak Dahlan sudah mau mati? Mau khusnul khotimah?" komentar seorang teman secara diam-diam tapi sampai juga ke telinga saya. Apalagi saya juga menyelenggarakan zikir-pidak dan ikut mendengungkan kalimat syahadat yang sudah di-compress menjadi kata pendek hu itu ribuan kali.

Para pemegang saham juga sangat khawatir ketika saya minta bertemu dan menyampaikan sesuatu yang amat sangat pentingnya. "Apakah yang Anda lakukan ini ada hubungannya dengan sakit Anda?" tanya seorang pemegang saham.

Sambil menunggu saatnya transplantasi pun, buku yang saya baca adalah buku kisah artis terkemuka Tiongkok yang meninggal muda setelah transplantasi liver. Sampai-sampai tim saya bilang, "Mbok jangan baca buku yang begituan." Maksudnya jangan membaca yang seperti memberikan isyarat-isyarat bahwa saya akan gagal dan meninggal.

Mereka tidak tahu bahwa saya ingin belajar dari buku itu. Terutama: mengapa gagal? Apa yang tidak boleh saya tiru agar saya tidak gagal? Juga ada maksud saya yang lain lagi: belajar membaca huruf Mandarin.

Pelajaran penting yang saya peroleh dari buku itu adalah ini: jangan terlambat ambil keputusan transplantasi. Ini menambah kuat tekad saya untuk melakukan transplan ketika kondisi badan saya masih kuat.

Artis itu sudah amat terlambat melakukannya. Transplantasi pertama dilakukan di Beijing. Berhasil. Belum dua bulan sudah sibuk menghadiri berbagai acara, termasuk talk show dan jumpa fans di kota-kota yang jauh. Padahal, dia melakukan transplantasi dalam keadaan sudah amat terlambat. Kankernya sudah telanjur menyebar ke bagian tubuhnya yang lain.

Akhirnya, dia harus transplantasi lagi di kota ini. Juga berhasil. Tapi, kanker sudah lebih menyebar lagi. Akhirnya meninggal dunia.

Pelajaran lain yang saya dapat adalah: Jangan buru-buru merasa sehat dulu. Karena itu, sepulang dari Tiongkok nanti, saya akan mampir dulu di Singapura beberapa hari. Kebetulan, istri perdana menteri Singapura yang juga CEO Temasek Group, Madame Ho Ching, juga minta agar saya menjalani review di negaranya. Itu bisa dilakukan dalam rangkaian perjalanan saya pulang kelak. Singapura memang punya reputasi yang baik untuk perawatan pascaoperasi. Bahkan, untuk transplantasi "separo hati", Singapura sudah amat berpengalaman. "Saya yang akan atur," tulis Madame Ho Ching dalam email-nya kepada saya. (Bersambung)


September 25, 2007
Setelah Transplantasi, Kian Tidak Jelas Hitungan Umur Saya


Pengalaman Pribadi Menjalani Transplantasi Liver (31)

UMUR berapakah saya sekarang?
Tepatnya saya tidak tahu. Apalagi setelah melakukan transplantasi liver ini.

Kakak sulung saya memang pernah mencatat tanggal kelahiran saya. Yakni di balik pintu lemari kayu yang kasar. Ditulis dengan kapur lunak, diambilkan dari kapur yang biasa dipakai nenek untuk makan sirih. Itu bukan lemari pakaian karena kami tidak perlu lemari untuk pakaian. Baju kami, sekeluarga, tidak lebih dari sepuluh. Cukup disangkut-sangkutkan di paku yang menancap di dinding. Juga karena kami tidak bisa beli lemari. Lemari yang ada itu bikinan bapak sendiri untuk menyimpan apa saja: kaleng bekas, piring seng untuk makan, cobek (mangkuk terbuat dari tanah), dan leper (tempat mengulek sambal, terbuat dari tanah), dan sebangsanya. Makanan juga disimpan di situ -kalau kebetulan ada.

Itulah satu-satunya perabot rumah tangga bapak saya. Tidak ada kursi atau meja makan. Kami makan sambil duduk di lantai. Lantai itu terbuat dari tanah karena tidak mampu menyemennya. Kalau mau makan, barulah dihamparkan tikar. Posisi duduk anak kecil seperti saya sangat minggir -kadang hanya dapat separo pantat saja yang di atas tikar. Di atas tikar itu juga kami tidur. Paginya, ketika tikar dilipat, sering ada gambar pulau di lantai tanahnya: ngompol. Jangan gusar. Bau kencing itu akan hilang dengan sendirinya kalau tanahnya sudah kering lagi. Inilah keunggulan yang tak tertandingi dari lantai tanah: Bisa menyerap ompol sebanyak-banyaknya! Dia seperti popok abadi! Tidak perlu dibuang yang sampahnya bisa merusak lingkungan. Dari segi ini, lantai tanah sangat ramah lingkungan -setidaknya hidung kami sudah biasa tidak menghiraukannya. Kalau musim hujan, gambar pulaunya lebih banyak dan lebih lama hilangnya.

Sejak masih ngompol, saya sudah harus bisa menyapu lantai. Tiap pagi, itulah tugas pertama masa kecil saya: menyapu lantai. Karena lantai itu akan menimbulkan debu, sebelum disapu harus dikepyur-kepyur dulu dengan air. Saya sangat ahli me-ngepyur-kan air ke lantai ini. Juga menyenanginya -terutama saya punya kesempatan untuk me-ngepyur-kan air lebih banyak di dekat pulau ompol untuk mengamuflasekannya. Meski akan menghabiskan air lebih banyak, tapi bisa mengurangi rasa malu.

Setelah ibu sakit (seperti sakit saya ini), apa pun dijual. Sawah warisan yang hanya secuil, alat-alat tukang bapak yang bisa dirombengkan, dan juga lemari satu-satunya itu. Maka, pergilah lemari dari rumah kami -dan hilanglah catatan tanggal lahir saya.

Di desa, orang memang tidak peduli dengan tanggal lahir. Yang selalu diingat hanya hari dan pasarannya. Karena itu, bapak ingat saya lahir Selasa Legi. Tapi, Selasa Legi yang tanggal berapa, bulan berapa, tidak ingat. Untuk apa diingat? Untuk ulang tahun? Emangnya perlu ulang tahun? Bahwa orang itu ternyata bisa diulangtahuni belum pernah saya dengar sampai saya masuk SMA. Yang biasa diulangtahuni adalah orang mati. Pakai selamatan dan tahlilan. Kami hafal semua kapan meninggalnya siapa. Tanggal itu penting bagi anak-anak miskin karena berarti akan ada selamatan.

Kalau toh ada orang yang selamatan kecil dikaitkan dengan hari kelahirannya, itu dilakukan setiap 35 hari sekali. Misalnya, setiap Selasa Legi. Tapi, keluarga kami tidak mengenal itu karena kurang kejawen. Kami keluarga santri. Ibadahnya pakai aliran NU ahli sunnah wal jamaah: tarwihnya 21 rakaat (sampai sekarang), salatnya pakai doa kunut, wiridannya pakai tahlil, nyekar ke kuburan, salat id tidak mau di lapangan. Namun, kami juga ikut Kejawen: Bersih desa, wayangan Murwad Kolo. Anehnya, aliran tarikat kami Syatariyah, bukan Naqsyabandiyah. Kalau bulan Syura, kami selamatan Rebo Wekasan, yang aslinya milik aliran Syiah. Pada selamatan ini, kiai kami menaruh gentong (tempat air yang besar terbuat dari tanah) dengan air yang penuh. Ke dalamnya dimasukkan rajah -kertas yang ditulisi huruf Arab yang ruwet, entah apa bunyinya. Setelah kenduri, kami antre minum airnya. Dengan ciduk yang sama: tidak terpikirkan itu sebagai sarana yang efektif untuk menularkan virus hepatitis. Itulah peringatan meninggalnya Sayidina Hasan dan Husein, putra Sayidina Ali dan Sayidah Fatimah, yang berarti cucu Rasulullah.

Lebih aneh lagi, aliran politik keluarga kami adalah ini: Masyumi. Bahkan, saya ingat, gambar pertama yang bisa saya buat ketika kecil adalah lambang partai itu: Bulan bintang. Dan ketika terjadi Gestapu/PKI di tahun 1965, sepupu-sepupu saya yang sudah dewasa semua jadi anggota Banser.

Suatu saat saya dicap sebagai Muhammadiyah. "Lihat dia dari keluarga Masyumi," kata seorang tokoh. Di lain kali saya tidak diterima di kalangan Muhammadiyah. "Dia tahlil," kata yang lain. Saya sendiri tidak peduli, saya ini orang apa. Semoga di langit sana tidak ada pengelompokan seperti itu. Lagi pula, kini, suasana juga sudah tidak seperti itu lagi. Perbedaan dua golongan itu sudah kian cair.

Asal-usul keluarga kami adalah pelarian dari Jogja. Yakni setelah Pangeran Diponegoro kalah karena ditipu oleh Belanda. Para panglima perangnya melarikan diri, antara lain ke timur, ke Banjarsari di selatan Ponorogo. Lalu beranak-pinak dan ada yang membuka hutan di timur Gunung Lawu untuk dijadikan kampung: Takeran. Sekaligus jadi pusat Pesantren Sabilil Muttaqin.

Karena saya dari jalur wanita, ibu saya tidak tinggal di pusat keluarga itu. Ibu harus ikut bapak saya. Bapak saya adalah abdi di pusat keluarga itu, tapi kemudian kawin dengan ibu saya. Jadilah bapak-ibu saya tinggal di desa, 6 km dari pusat keluarga itu. Jadi keluarga tani, kemudian jatuh ke buruh tani.

Sampai tamat SMA, saya belum peduli dengan tanggal lahir dan karena itu juga tidak pernah bertanya ke bapak. Hidup di desa, waktu itu, tidak ada administrasi yang memerlukan tanggal lahir. Ketika sudah amat dewasa dan saya bertanya kepada bapak mengenai kapan saya dilahirkan, jawabnya tegas: Selasa Legi. Tapi, bukankah setiap 35 hari ada Selasa Legi? "Waktu itu," kata bapak saya sambil berpikir keras, "ada hujan abu yang sangat hebat." Maksudnya ketika Gunung Kelud meletus. Begitu hebatnya sampai desa saya yang jaraknya lebih 100 km dari gunung di Blitar itu dalam keadaan gelap selama sepekan.

Tentu, saya malas melakukan riset kapan saja Gunung Kelud meletus. Bagi saya, tidak tahu tanggal lahir tidak penting-penting amat. Saya putuskan sendiri saja: Saya lahir tanggal 17 Agustus 1951. Itulah tanggal lahir yang secara resmi saya pakai di dokumen apa pun sampai sekarang. Tanpa dukungan surat kenal lahir. Tapi sudah diakui di banyak negara. Buktinya, saya tidak dianggap memalsukannya.

Bukankah bisa ditelusuri kapan Gunung Kelud meletus? Soalnya bukan hanya itu. Bapak saya kemudian menyebut, ketika Gunung Kelud meletus, saya sudah mulai bisa merangkak!

Kini, setelah ganti liver, kian tidak jelas lagi saya ini berumur berapa. Badan saya berumur 56 tahun, tapi hati saya belum lagi berumur 25 tahun. Apakah harus dijumlah lalu dibagi dua? Atau masing-masing diberi bobot dan nilai? Lalu, bobot dan nilai dikalikan seperti ajaran ilmu manajemen problem-solving yang sangat memengaruhi saya kalau ambil keputusan?

Untuk apa juga saya pikirkan. Tiwas nanti merasa ge-er karena hitungannya jatuh bahwa saya baru berumur 38 tahun atau 45 tahun. Untunglah, saya belum pernah merayakan ulang tahun sehingga tidak kian ruwet memikirkannya. Ulang tahun saya adalah Selasa Legi. Titik.

Yang lebih saya pikirkan adalah bagaimana hati baru itu bisa kerasan menjadi "keluarga besar Dahlan Iskan". Dan, rasanya bisa. Sampai 1,5 bulan setelah ganti hati ini, kondisi saya terus saja membaik. Semua parameter darah normal. Yang juga menggembirakan saya adalah: sekarang saya bisa berkeringat.

Sudah tiga tahun saya tidak pernah berkeringat. Habis jalan jauh pun tidak berkeringat. Kini, begitu habis makan, langsung berkeringat. Juga setelah sedikit senam atau joging. Saya memang harus banyak senam, terutama yang bisa membuat dada saya mekar lagi. Mengapa? Selama ini rongga dada saya ternyata dalam proses mengecil. Ini karena liver lama saya juga mengecil. Jadi tulang-tulang iga ikut bergerak ke dalam, berusaha menyesuaikan dengan ruang yang dilindunginya. Antara hati dan tulang iga, secara alamiah, memang tidak boleh ada ruang kosong. Ketika hati mengecil, tulang iga menyesuaikannya.

Saya sendiri tidak menyadari dan tidak mengetahui itu. Tahunya ketika anak wanita saya bertanya kepada dokter: apa saja kesulitan dokter dalam melakukan transplantasi liver malam itu? Dokter mengatakan, "Hampir tidak ada kesulitan apa pun". Kecuali satu: Rongga dada saya sudah mengecil. Akibatnya, ketika dokter mau "memasang" liver baru di ruang yang ditinggalkan liver lama, ruangnya agak terasa kesempitan. Sehingga menaruhnya jadi agak sulit. Sesak. Liver baru masih dalam ukuran normal, bukan? Itulah sebabnya saya memperbanyak senam agar liver baru saya bisa "bernafas" dengan lebih lega dan itu berarti membuatnya semakin kerasan tinggal di dalam badan saya. (bersambung)


September 26, 2007
Kini Ada Simbol Mercy di Perut Saya (Sebuah Penutup)


Pengalaman Pribadi Menjalani Transplantasi Liver (32-Habis)


ADA kesan yang mendalam bahwa sakit saya yang parah kemarin-kemarin itu karena saya kerja terlalu keras. Seorang ibu sampai menasihati anaknya begini: Jangan kerja terus seperti itu. Nanti seperti Pak Dahlan Iskan!

Setelah menerima SMS dari Saudara Socrates, teman di Batam yang lahir di Padang itu, saya jadi merasa bersalah. Ternyata, saya kurang pandai menjelaskan bahwa sakit saya ini bukan karena kerja keras, tapi karena saya terkena virus hepatitis B. Memang, setelah virus itu berkembang menjadi sirosis dan kemudian kanker, sebaiknya tidak kerja keras lagi. Tapi, itu bukan berarti akan menyembuhkan sakitnya, melainkan memperlambat saja perkembangannya.

Tentu memperlambat juga amat baik. Hanya, saya tidak memilih itu karena saya punya filsafat sendiri dalam menyikapi umur manusia. Saya memilih berumur pendek tapi bermanfaat, daripada umur panjang tapi tidak bisa berbuat banyak. Jalan pikiran saya itu biasanya saya ungkapkan ke teman-teman dengan istilah: intensifikasi umur.

Tentu kalau masih ada pilihan lain, saya akan memilih yang terbaik. Misalnya, ya berumur panjang, ya bermanfaat.

Tentu, saya akan merasa sangat berdosa kalau gara-gara tulisan saya ini banyak orang takut bekerja keras. Bangsa ini memerlukan puluhan juta orang yang gigih.

Kalau saya akan dijadikan contoh jelek, jangan dikaitkan dengan kerja keras, melainkan kaitkan saja dengan kecerobohan. Misalnya, jangan sampai terkena virus hepatitis seperti Pak Dahlan Iskan!

***

Kesan yang lain dari serial tulisan saya ini adalah bahwa rumah sakit-rumah sakit di Tiongkok hebat. Sampai-sampai beberapa dokter menghubungi saya bagaimana kalau mereka studi banding ke Tiongkok untuk belajar manajemennya.

Kepada para dokter itu, saya bilang bahwa ide tersebut kurang tepat. Belajar manajemen dan pelayanan rumah sakit jangan ke Tiongkok. Manajemen dan pelayanan rumah sakit-rumah sakit kita, secara umum, lebih baik. Terutama yang swasta. Memang, belakangan ini semakin banyak rumah sakit di Tiongkok yang lebih modern, tapi masih belum mencapai tingkat kecanggihan seperti di Singapura, bahkan di Malaysia sekalipun. Masih perlu satu kurun lagi untuk mencapai tahap itu. Ini karena, meski secara fisik dan peralatan sudah amat modern, carry over problems masih terbawa. Kebiasaan lama orang-orangnya tidak bisa begitu saja berubah.

Saya sendiri sering berdebat dengan petugas kebersihan toilet di Graha Pena Jawa Pos Surabaya mengenai pertanyaan ini: sudah bersihkah toilet ini? Saya menilai belum. Tapi, petugas menilai "sudah amat bersih". Saya bisa memahami itu karena toilet ini mungkin sudah lebih bersih daripada kamar tidur di rumahnya sekalipun.

Saya tidak bisa marah karena tahu berapa gajinya dan bagaimana latar belakang ekonominya. Biasanya, saya hanya memberikan contoh dengan cara mengelap sendiri bagian-bagian yang kurang bersih itu di depan dia. Lama-lama standar kebersihannya berubah. Tapi, memang perlu waktu dan kesabaran.

Kalau toh mau belajar ke Tiongkok adalah mengenai keseriusan riset dan semangat untuk majunya. Karena mereka sangat unggul di situ, saya yakin tidak lama lagi rumah sakit di Tiongkok akan mencapai tahap seperti Singapura, lebih cepat daripada waktu yang kita perlukan.

Kecepatan itu akan fantastis kalau saja Tiongkok mengizinkan berdirinya rumah sakit swasta. Sampai sekarang, semua rumah sakit masih milik pemerintah. Rumah sakit juga menjadi sentral semua urusan kesehatan karena tidak boleh ada dokter praktik di sana. Semua dokter fokus bekerja di rumah sakit.

***

Berapakah biaya yang saya keluarkan untuk mereparasi organ-organ saya itu? Kalau di penutup tulisan ini saya memberikan isyarat jumlahnya, itu sudah meliputi semua pengeluaran. Biaya operasinya sendiri tidak besar untuk ukuran saya. Mungkin seharga rumah tipe 100 di lokasi yang sedang.

Seandainya saya hanya punya rumah seperti itu pun, saya akan jual kalau harus melakukan transplantasi ini. Itu juga yang dilakukan bapak saya ketika ibu sakit: Menjual apa pun, termasuk alat-alat tukang kayunya, dan satu-satunya. Kalau waktu itu tidak menjual rumah, itu karena tidak akan ada orang yang mau membeli rumah lantai tanah di pelosok desa.

Dari seluruh pengeluaran, yang terbanyak adalah untuk pendukungnya. Misalnya, transportasi lokal, akomodasi, dan konsumsi saya sekeluarga, wira-wiri saya sekeluarga dari Indonesia ke Tiongkok, dan sebagainya. Biaya itu juga sudah termasuk pengobatan sejak terjadinya muntah darah pada 2005.

Jadi, biaya terbesar sebenarnya bisa ditekan sesuai dengan kemampuan. Misalnya, membatasi keluarga yang harus wira-wiri. Di Tiongkok juga jangan tinggal di hotel, tapi cari apartemen murah saja. Itu pun sewa saja. Misalnya, sewa enam bulan (tidak bisa sewa kurang dari enam bulan).

Transportasi yang bagaimana juga memengaruhi besarnya biaya. Naik kendaraan umum? Taksi? Beli mobil sendiri? (Kebetulan saya beli mobil kelas Toyota Corolla dan itu berarti juga harus punya sopir). Makan dengan masak sendiri atau setiap makan ke restoran? Dan banyak lagi. Satu orang dan yang lain tidak akan sama. Kalau semua biaya itu ditotal, untuk kasus saya ini, biaya operasinya sendiri tidak sampai 20 persennya.

***

Semua itu tidak ada artinya dibanding nilai kesehatan yang saya peroleh. Tapi, juga sekaligus menyadarkan betapa mahalnya sehat itu. Imunisasi yang sekali suntik Rp 70.000 memang mahal. Tapi, apa artinya dibanding yang harus saya keluarkan ini?

Saya ingat kata-kata bijak di laboratorium Prodia: Waktu muda mati-matian bekerja sampai mengorbankan kesehatan untuk memperoleh kekayaan. Waktu tua menghabiskan kekayaan itu untuk membeli kembali kesehatannya -dan banyak yang gagal.

Kebetulan, saya tidak gagal. Dan lagi, saya kerja keras tidak semata-mata untuk mencari kekayaan. Di dunia ini banyak orang yang kerja keras tanpa bermaksud kerja keras. Atau sekadar hobi. Mainannya ya kerja keras itu. Seperti Pak Moh. Barmen, tokoh olahraga di Surabaya. Mainannya ya mengurus sepak bola itu.

Juga banyak sekali orang kerja keras yang karena didorong niat mulia -dan kekayaan hanya datang membuntutinya.

***

Kini saya tidak hanya hidup baru dengan liver baru, tapi juga dengan tanda baru di kulit perut saya. Yakni, tanda mirip simbol mobil Mercy (Mercedes Benz), bekas sayatan dari tiga arah yang menyatu di tengah. Boleh juga dibilang sayatan dari satu titik di tengah ke tiga arah. Tapi, simbol Mercy di kulit perut saya itu tidak sempurna. Seperti simbol Mercy yang digambar oleh anak berumur tiga tahun. Jelek tapi tetap terlihat Mercy-nya. Jelek wujudnya, tetap mahal citranya.

Kini saya punya dua Mercy. Yang satu, yang di rumah, adalah Mercy seri 500 keluaran 2005 yang dibeli dengan harga sekitar Rp 3 miliar. Satunya lagi "Mercy" di kulit perut saya. Jelek, tidak tahu seri berapa, tapi kira-kira sama harganya. (TAMAT)



Tulisan bersambung Pengalaman Pribadi Dahlan Iskan Ganti Liver berakhir hari ini pada seri ke-32. Mulai besok disambung dengan Hati Baru Menjawab. Dahlan Iskan akan menjawab e-mail dan SMS dari pembaca.


September 27, 2007
Mulai Hari Ini Dahlan Iskan Menjawab


Hati Baru Menjawab (1)

Serial tulisan Pengalaman Pribadi Dahlan Iskan Menjalani Trasplantasi Liver mendapat banyak tanggapan dan apresiasi pembaca. Ribuan SMS dan e-mail masuk. Mulai hari ini Dahlan Iskan menjawab.

Ijazah Aliyah, Kok Bisa Sukses?
Ass… pak Dahlan smg cpt semboh & beraktifitas lg, sy salah st pengemar bpk sblm sy baca jawa pos pasti sy cari pengalaman prbd bpk, mau nanya gmn pnglm Bpk ko’ bisa berhasil dengan ijasah Aliyah kayak saya, tlng kpn d tulis saya mau bl koran nya soalnya sy tdk mampu untuk langganan dan ma’af klau ganggu bapak. Wassalamu’ alaikum Wr.Wb. Anton taufani prenduan sumenep madura
081703401XXX
"Uzdlah"!! Dan orang Madura paling berani itu. Kenapa merantau menjadi salah satu kunci sukses? Bisa lebih fokus dan tekad. Asal jangan sering-sering pulang kampung, he he, he…

Penuh Filosofi
Ass.. wr.. wb! Maaf pak mggnggu! Nama sy Maul Gani! Sy s’rang MHS UNHALU (UNIVERSITAS HALUOLEO)!jrsn MANAJEMEN! Di Kendari, Sul-Tra! Tiap hri sy suka m’baca tulisn dri Bapak! Sy sng kt2 filsaft! Apa Bapak sdh mngeluarkan buku ttg filsafat, pak?
085241950XXX
Saya bahkan belum pernah menulis buku apa pun. Saya bukan orang istimewa. Itu bukan filsafat kok, hanya apa yang muncul di pikiran saja. Kalau toh saya dipaksa nulis buku filsafat, pasti tidak ada penerbit yang mau menerbitkannya….

Ingin Ikut Tulis Kisah Operasi …
Wah salut nih sama bpk, br sembuh brp hari dah nulis kisah sendiri sdemikian panjang, detail, dan sarat psan. Oya pak, prknalkn sy wahyu, dr magetan juga lo pak, rumah sy utaranx kali tinil, 2km arah utara trminal baru mgtn. Sy dah pernah 2 kali oprasi bsar. 2 kali oprsi kecil. Meski kasus beda, bnyk kmiripan yg sy alami pascaoprasi. Sy br myadari trnyata sbnarnx sy pun pny kisah yg mnarik jg u sy abadikan. Plg tdk sy hrs pny catatan smacam diary yg akan sy baca lg ntar klo dah tua, dan u cucu sy nanti.. Hehe. Pasti mreka akan bangga pny nenek yg sdemikian tegar  ,meski crita yg sy pny ga panjang sperti bpk, hny sbatas yg sy ingat saat itu. Pak is yg sy hormati & sy kagumi (sy panggil pak is sj biar sama spr sy panggil kakak sy, mbak is.. Hehe) klo boleh usul kisah bpk itu bgmn klo dbukukan & dterbitkn. Soalnx bgus & unik bgt, sy yakin pmbaca jp psti byk yg spakat. Ok bpk.. sy doakn bpk cpat pulih kmbali, dan smoga livernx ga rewel..Nwn
08995079XXX
Jangan kecil hati. Kalau Anda mau, tulisan Anda bisa juga kami muat di internet, orang sedunia bisa membaca. Tidak harus di koran. Ada juga lho (nah, saya pakai kata "lho" agar lebih kelihatan Magetannya, he he..) pembaca yang kirim SMS bahwa operasi saya itu sebenarnya kan biasa saja. Yang beda hanya karena dimuat di koran. Saya kira pendapat itu benar.


Liver Baru, Jangan Kangen Babi Ya!
Memohon kpd liver Bapak yg br untk jngan skali2 kangen akan dging babi..! Maaf apa sblumnya Bpk prnah mkan dging babi ? Smg saja tidak..Wass
08123454XXX
Seumur hidup saya belum pernah makan daging babi. Saya penggemar bumbu bali ikan gabus. Atau ikan woku belanga. Sampai hari ini tidak ada tanda-tanda keinginan itu dari liver baru saya. Apa mungkin ya suatu saat ada ilmuwan Islam yang bisa menciptakan binatang yang bentuk dan rasanya persis seperti babi tapi asal mulanya diambilkan dari sel kambing? Yang ada sekarang baru bakso rasa daging, tapi bukan daging. Ini ditemukan oleh para penganut vegetarian untuk mengatasi kekangenan mereka akan daging. Kalau penciptaan binatang baru itu bisa dilakukan, alangkah banyaknya penggemar daging babi yang mau berislam? Bukan tidak mungkin lho. Kan sudah ada rekayasa biologi sekarang ini?


Tiga Sayatan, Nilai Tetap Tinggi
Mnrt saya pak dahlan ngga perlu memesan silicon scar treatment yakinlah sekalipun punya 3 sayatan perut, bapak tetap punya nilai jual yg tinggi he..,he. Tp aku takut keinginan utk memperbaiki perut, apa bukan keinginan liver baru?
081373870XXX
Maksud saya, sekalian uji coba. Kalau berhasil, bisa jadi agennya. Untuk dijual ke ibu-ibu yang sekarang mulai lebih memilih melahirkan dengan cara operasi caesar, he he… dasar otak dagang!


Dapat Info dari Tuhan?
Bapak kok tahu klau wajah hitam cak nur tidak ada hubungannya dg kemurkaan tuhan! Apakah bapak dapat info dr tuhan?
085231044XXX
Pertanyaan yang kritis dan adil. Saya ternyata sama emosinya dengan yang memastikan bahwa itu karena dimurkai Tuhan. Astaghfirullah!! Seharusnya saya menggunakan kata "belum tentu karena dimurkai Tuhan". Terima kasih. Yang pasti (menurut ilmu kedokteran) itu karena sirosis.


Estimasi Sukses Operasi
Pertama, ane ngucapkan slamat. Kedua, mo nanyak dulu, pa bung Dahlan yakin btul dgn estimasi dokter ttg masa aktif hidup bung Dahlan pasca transpalansi itu.?
081917312XXX
Dokter tidak pernah menjanjikan saya bisa bertahan berapa lama. Yang dia estimasikan hanya operasinya 99,9% berhasil. Selebihnya di tangan Tuhan dan bagaimana saya menjalani hidup. Ada yang satu minggu sudah meninggal ada yang 15 tahun masih segar-bugar. Saya sudah siap untuk mati sejak mau operasi. Jadi tidak ada masalah kan?


Ayo Bangun Kampung
Ass. Wr. Wb. P.DAHLAN.. Smg cepat sembuh & dpt cpt plg kembali ke tanah air.. Aku baru tau ternyata Bpk ini berasal dari PSM Takeran - MGT, saya hampir tiap hari melintasi kampung BPK, pembgn/kemajuan ekonominya ya itu2 aja, apa tdk ada keinginan di hati BPK, untuk membgn kampung kelahiran Bpk.. Wass ( dari Sutrisno - MGT)
081335339XXX
He he…jangan memanas-manasi saya untuk nyalon bupati Magetan ta. Sudah mulai masuk masa kampanye ya? Anda ikut nyalon?


Konsultasi Dokter
Slmat pgi pak dahlan, saya ska skali bca pngalman bpk yg ad dikoran kaltim post, saya sllu mengikti crta bpk tnpa trlwat, saya pgn tau ap gjala2 yg bpk rskan sma dgn yg dirskan bpk saya krn awal bln 9 bpk saya cek up diRS hsilx bpk saya trkna sirosis. saya krang mngrti mngenai crta pak dahlan diepsd 17 yg mnybtkan"kl tdk pke kaos kaki prut saya lngsng kmbung" ap hbnganx dgn kaos kaki? ap org yg kna sirosis bdanx krus? mhon pak dahlan bsa mnjlskan diepsde brktx
0852467XXX
Setelah baca episode berikutnya, sudah jelas bukan? Yang harus disadari pertama-tama adalah: saya bukan dokter. Datanglah ke dokter (lho kok seperti nasihat dokter di rubrik kesehatan majalah-majalah ya).


Tolong Berantas Korupsi Pak!
Ass wrwb, pak iskan gmn kabarnya? Semakin membaik khan? Sy slalu berdoa unt kesembuhan bpk,berhub sy tdk pinter berdoa, sy cuman baca alfatihah 3x stlh sholat khusus unt bpk. Semoga allah swt memberkahi, amin. Tolong jgn lupa, kalo benar2 dah sembuh, tepati janji bpk unt memberantas penyakit di negara kita, terutama korupsi. Biar orang2 miskin bisa mendapatkan obat gratis yg berkualitas bagus. Selama ini orang kaya aja yg bisa berobat, org miskin gak boleh sakit, tapi hrs langsung mati, soale gak punya duit buat beli obat. Mohon perhatian dr bpk. Semoga allah swt memberkahi setiap langkah bpk. Amin. Wassalam.
08123350XXX
Jangan terlalu berharap kepada saya. Saya orang swasta. Saya orang biasa seperti Anda. Tanpa jabatan apa pun, kecuali di perusahaan sendiri…


Kok Nggak Terjun Politik Praktis?
Selamat pgi pak dahlan, maaf meggangu istirahat bapak, sy pengagum bpk dr bali, sy demen ngikuti tulisan bpk, aplgi seri tlsan ini, sderhana bahasanya namun sarat makna, sy ikut mdoakan smg bpk dberi umur panjang, agr dpt lebih lama bkiprah demi bangsa, kenapa bpk tdk terjun lgsg ke politik praktis, mgkn bpk bs mberi warna jagat perpolitikan indonsia.
0818545XXX
Di Tiongkok lagi musim panas. Jangan tambah manas-manasi ya…he he…


Ingin Orang Miskin Berubah
Slamat pgi pak, bgm kndisi bp skr sht aja ya, sy ngikuti pgalamn prbdi bpk yg d tls di kaltim pos sy salut, pertnyan sy bgm kodisi sm spt bp tp tdk ada biaya yg ke2 tlg ditls bsr2 di harian koran selrh indo bhw di wil kaltim sdg krisis air dan pln tp anggta dwn yg diurus cm DAU, apa bpk brani mbangun kaltim
Ssssssstttttt…. sedang mau pemilihan gubernur kan?
Pak dahlan ngimana solusiya org yg nda punya uang sedangkan dia pengin hidup utk makan aja mereka susah apa lagi utk beli obat ngapain juga kita bil. kasihan klu tidak ada solusiya tetap tdk akan merubah keadaankan
081347070XXX
Jangan takut. Waktu saya lebih miskin dari Anda (yang waktu itu tidak mungkin mampu beli sepatu, apalagi kirim SMS), saya juga berpikir seperti Anda ini kok.


Suami Saya Liver, Gejala Serosis?
Smg cpt pulih pak. Suami sy jg skt liver tp tdk parah. Apakah awalnya bpk jg begitu? Atau langsung tahu bhw itu sirosis? Maaf sy br baca yg bag 11.Trm ksh.
081336422XXX
Pastikan dulu karena hepatitis atau bukan? Kalau hepatitis B atau C? Atau sebab yang lain? Soalnya penanganannya beda. Saya dulu terlambat tahu bahwa sudah telanjur sirosis parah. Waktu masih sirosis awal pun, sebenarnya sudah ke dokter, tapi memang hanya diberi tahu bahwa Anda sudah sirosis. Tapi tidak dijelaskan bahaya-bahayanya. Jadi saya agak mengabaikannya.

Bagi Kiat Sukses
Slmat sore Pak! Mgkn bisa berbagi tntang kiat2 Bpk untuk bs sukses dunia & akhirat? Terima kasih sblumnya. Puput
08883872XXX
Sbkn u byk bkrj krs spt ummnya org yg dlm dhpnya bs mrh sks. Paham kan, Puput?


Hati Baru Menjawab (2)

Masih seperti Dulu, Penuh Joke
Sy belum lihat ada perubahan2 di tulisan bpk msh seperti dulu padat berisi diselingi joke2 segar. Kapan bukunya dilaunching? Smg cepat pulih stamina bpk utk terus berkarya.
08123122XXX
Buku akan terbit dalam tiga bahasa. Yang Indonesia, mungkin tanggal 22 Oktober, bersamaan dengan kedatangan saya di Surabaya. Yang Mandarin dan Inggris, menunggu lebih lama sedikit. Penerjemahan ke Mandarin dilakukan tim redaksi harian Guoji Ribao (Grup JP), yang Inggris masih diedit oleh Mr John Mohn, master jurnalistik di Indiana, USA, sana.


Pekerjaan Pertama Guru Madrasah
Ass.Wr.Wb. Saya mau nanya, apa pekerjaan pertama Pak Dahlan yg menghasilkan uang/gaji? Bapak masih ingat ndak kapan kejadiannya? Wass. (Uray Iskandar-Pontianak)
08125744XXX
Guru madrasah di Karangasam, Samarinda. Itu tahun 1967.


Kuliah Pengalaman Pribadi
Membaca artikel Pak Dahlan tentang transplantasi liver, saya cukup terkesan. Tapi akhir2 ini kok terkesan terlalu melebar dan spt sedang memberikan kuliah, bkn pengalaman pribadi. Semoga segera sehat kembali.. -ming, sby.
08123270XXX
Pengalaman pribadi memberi kuliah, atau memberi kuliah pengalaman pribadi. ha ha…


Alamat RS di Tianjin?
Saya mina tolong alamat RS Liver di Tianjin itu. Thx. GBU. Joshep.
03170183XXX
Nama RS: Di Yi Zhong Xin Yi Yuan. Alamat: Nan Gai Qu, Fu Gang Lu. Saya tunggu…


Siapa Liver Baru?
Asslmkm…Tulsan ke 23 bpk blg dpt liver made in 1985-an, maaf knp ngak bpk lanjutin liver itu punya siapa, dr ras mana, gimana prosesnya, byr apa gratis dll, tlsan ke 24 kok topiknya lngsung tntng wjh yg menghitam dst, pdhl tunggu2 lho pak..Wasslmkm. _= hamid kudus
081325350XXX
Semua di-rhs-kan. Kecuali info umum seperti umur tsb. Hubungan antara donor dan pendonor di Tiongkok tidak boleh ada. Itu untuk menghindari masalah hukum di antara dua pihak di kemudian hari. Juga bagian dari menghindari problem psikologis. Saya sendiri ingin sekali mengetahui untuk berbuat sesuatu, tapi tidak diizinkan. Kalau donor hidup, tentu mau tidak mau kita bisa tahu semuanya.


Ciri Virus Hepatitis B
Saya pembaca setia Manado Post. Saya mengikuti cerita transplantasi lever anda. Apa ciri-ciri orang terkena virus hepatitis B? Apakah lever yang terkena kanker setelah transplantasi lever, virus hepatitis B dan kanker "mati" ? Ly (Manado)
081356100XXX

Saya bukan dokter lho Ly, tapi kata dokter, kita tidak akan tahu dan tidak merasakan apa-apa ketika virus itu sudah berada di liver kita. Satu-satunya cara untuk melihat di liver kita ada virus itu atau tidak, hanya dengan tes darah. Jangan hanya lihat SGOT-SGPT, tapi juga HBS-Ag dan kelompoknya. Ketika badan selalu sehat, tidak akan terasa apa-apa. Tapi, saat badan lemah dan virus menyerang, biasanya badan panas sekali. Ketika badan panas, kita baru bertanya kita ini sakit apa ya? Lalu baru mau tes darah. Nah! Ternyata hasil tes menunjukkan sudah ada virus hepatitis.
Kalau badan kita panas dan kita merasa itu panasnya hanya karena flu, lalu tidak tes darah, ya kita tidak akan tahu. Tahunya nanti, kalau sudah parah. Lalu jadi sirosis. Lalu tumbuh kanker. Setelah transplan, tidak tentu. Kalau kanker telanjur menyebar ke mana-mana, setelah transplan pun ada kemungkinan liver baru terkena lagi. Dalam kasus saya, sudah dinyatakan (oleh lab) liver baru saya bersih dari hepatitis dan sel kanker. Terlalu panjang ya, maaf.


Merasa Keberatan
Saya keberatan dgn tulisan pribadi anda yg mncapai ’17 seri’ smp skrg. Saya tau itu koran anda, tp sy mhon anda brsikap dwasa. Jgnlah sprti anak kecil.
08125744XXX
Huuuu. Uhuk. Uhuk. Uhuk….


Analisis Operasi
Bung dahlan! coba anda analisis persamaan. Perbedaan operasi hati nabi Muhamad dg operasi sampeyan!
085649936XXX
&H@QS^WX@#FPC>$$. He he…paham kan?


Imunisasi Hepatitis kok Nggak Ngetop?
Pak Dahlan, sbtlnya imun hepatitis b itu dimulai thn brp di indonesia? Dulu2 kok gak ngetop ya ingetnya ms kecil cm imun cacar aja? Salam-ekies Jakarta
0817821XXX
Rasanya sejak 1979-an, sejak ada gerakan PKK dan posyandu. Dulu saya juga hanya tahu imunisasi cacar. Bekasnya masih jelas sampai sekarang karena setelah mennjalani itu kulit jadi seperti borok. Dulu nyacarnya kan pakai benda tajam… Tapi itu sekaligus mengingatkan bahwa kita pernah dicacar kan? Coba, tanya anak sekarang: sudah dicacar belum? Pasti dia akan lihat catatan medis dulu. Kalau generasi kita ditanya begitu, njawabnya gampang: lihat nih, lengan kiri saya!


Ingin Belajar Menulis
Bapak, saya kagum sekali dgn tulisannya yg sangat lugas dan enak dibaca. Bgmn saya dpt menulis sebagus bapak? Apa saya dpt belajar mjd penulis yg bagus?
03171930XXX
Harus transplantasi liver dulu, he he.. Lihat dari sms anda, tulisannya anda juga lugas dan enak dibaca.


Trik agar Tak Berkembang
Nama sy DAYA, 30 thn, sy brasal dr lomaok NTB, penyakit bapak sm dngan penyakit yg sy derita sekarang ini yaitu hepatitis B, apa boleh dikata bg sy ini smu takdir, sy mw tax slama ini kira2 apa trik2 untk menjaga agar verus tdk cpt berkembng coz kl sy ganti lever kyx g mungkin coz biayanya terlalu mahal, tentu sy tdk mampu pak…!
081917476XXX

Belum jadi sirosis kan? Kalau belum, jaga badan agar terus sehat. Hindari situasi yang bisa bkin anda kena flu. Kalau telanjur sirosis, ikuti nasihat Prof Shao: jangan kerja keras, jangan lelah, jangan jalan cepat, jangan marah/kesal/emosi, banyak istirahat, jam 9 malam harus sudah tidur, jangan minum alkohol/tape/durian/tuak, jangan waswas (sekarang ada buku berjudul La Tahzan! yang laris), tengah hari tidur sebentar, jangan serba kesusu. Itu semua memegang peranan 80%, obat hanya 20%. Gembira! Ceria! Jangan risau!


Mimpi Majukan Olahraga
Ass.alaikum, nm: yudhy seno prakoso 26 thn dr salatiga jateng, Sy mmpy mimpi utk membangun olahraga indonesia mnjd diakui n disegani bangsa2 diselurh dunia, saat ini sy mlth klub bolavoli amatir, atlet2 yg sy latih usia 13-17 thn, bbrp diantarny mpy tinggi bdnny diatas 190cm, dgn hrpn tinggi bdn max bs 200cm, dgn modal tinggi bdn max hrpn sy bs bersaing dg bolavoli negeri ras kuning/eropa, modal yg skg kami miliki hny smgat kerja krs pntg menyerah serta bersandar pd ALLAH, Bapak apakah mimpi sy realistis??? mengingat minimny perhatian pemerintah kota/prop thd klub km dan tdk adany sponsor/bpk angkt d klub kami.
08562697XXX
Mimpi Anda realistis sekali, cocok dengan nama Anda. Apalagi Anda fokus hanya di satu bidang. Banyak orang gagal memulai apa pun karena pikirannya bercabang-cabang, maunya menangani banyak hal sekaligus. Ini yang saya istilahkan "manajemen yang musyrik". Tapi, ini bukan konsultasi manajemen lho ya. Saya tidak punya kemampuan jadi konsultan manajemen.


GMN KL TLS BPK D Bukukan
pak sy sk bc bk, gmn kl tlsn bpk d bukukan sj coz sy jrg bl jw pos lg sjk ada jtv, ya pak ya please….bc tlsn bpk sy jd kgn ma bpk sy yg sdh alm. -army mlg-
081805104XXX
tlsn sy pst dibkkn hny Jumat, 28 Sept 2007 tbtny blm bs dpstkn n u pst bl kan?


Cari Data Profil Pemimpin
Siang pak. Sy mahasiswa petra sy dpt tugas dr dosen profile seorg pemimpin. Dan sy memilih bpk sbg pemimpin dlm tugas. Tapi sy kesulitan data2 ttg bpk. Kmaren sy udah browse d www.Jawapos. Tapi datanya masi kurang. Dmana sy dpt memperoleh profile dan perj hidup selain d www.Jawapos.Thx
081331108XXX
Di Tianjin, pasti dapat! He he…jauh ya? Kan bisa sambil nikmati musim gugur yang sejuk?


Tolong Beri Harapan Teman Saya
Eca umur 13 thn. saya membaca tlsn bpk dijawa pos, sy sangat kagum kpd bpk krn bpk sangat tabah menghadapi penyakit bpk. sy ingin meminta pertolongan bpk. ada tmn sy punya penyakit yg lmyn parah, dia sdh pts asa dn sprt tdk punya hrpn lg. sy ingin memberix smngt, tp sy tdk tau bagaimana crx. mhn petunjuk bpk, unt memberi solusi kpd saya unt memberi smngt hdpnya. mohon dibls. trm ksh.
08175182XXX
Aduh, Eca! Anda baru berumur 13 kok sudah begitu hebat jiwa menolongmu! Sepulang saya nanti saya akan tilp kamu. Remaja kita ternyata tidak hanya cerdas, cantik, dan peduli, tapi juga sudah baca koran (he he takut nyebut Jawa Pos…).


September 29, 2007

Hati Baru Menjawab (3)

Fotonya kok Nggak Pernah Lihat Kamera?
Pujian yg mmg pantas bp terima, kl saya tulis disini ngga’ akan cukup. Alhamdulillah bp berhasil mjlni transplantasi liver dg lancar. Cuman, kenapa di setiap foto bp koq pandangan bp tdk pernah mhadap kamera.. ? ( mey)
0811378XXX
Mey, bukan sayanya yang tidak menghadap kamera. Tapi, kameranya yang tidak menghadap saya!


Hati dan Otak
Ada pemberian Alloh yg lbh baik drpd otak, yaitu hati.
081330521XXX
Saya tidak tahu persis, mana pemberian Tuhan yang lebih penting di antara hati, otak, dan bagian yang lain. Yang jelas, banyak sekali perintah-Nya agar kita berpikir.


Sifat-Sifat Acuan Jurnalis
Sifat2 wajib para rasul i.e.sidiq,amanah,tabligh dan fathonah bisa dijadikan acuan jurnalis dlm menunaikan tugas. Nah anda ikut pers Islam apa pers gila?
085645727XXX
Saya ikut "hu"- nya Sathariyah.


Transplantasi Hati Nurani
apakah di CHINA sudah bisa trans plantasi HATI NU RANI ? menging at makin banyak pemimpin yg TI DAK PUNYA HATI NURANI. salam dari mantan PU/PR mingguan SWADESI yg ter kena wabah re formasi (Harso ko Soediro)
08129093XXX
Kalau Anda mau bikin cabangnya di Indonesia, belum tentu laris lho, Pak.


Operasi Kelas Ekonomi
Seandainya operasi di lakukan di klas ekonomi, dan belum tau uang dari mana untuk bisa melunasi tagihan rumah sakit. Kira2 apa bisa bapak melakukan sujud syukur seperti dlm tulisan itu.
0811536XXX
Memang ada filsafat seperti ini: Tuhan itu baik. Tapi, hanya uang yang bisa membuat orang mengatakan bahwa Tuhan itu baik. Tapi, saya bukan penganut filsafat itu. Puisinya Arsyal Al Habsyi alm, seniman dari Makassar, sangat baik: miskinku alhamdulillah. kayaku alhamdulillah. sakitku alhamdulillah. sehatku alhamdulillah. sedihku alhamdulillah. senangku alhamdulillah…


Aduh… Tumbuh Tulang Rawan
Dokter tulang yg bagus di kota apa?Soalnya tumit kaki bawah saya tumbuh tulang rawan.Saya tiap pagi bangun tidur mesti baca J Pos,terutama tentang Pak Dahlan Iskan,adik saya saat ini juga di Hangcouw belajar mandarin.
08125236XXX
Di Jakarta, Surabaya, Medan, dan Makassar juga banyak ahlinya. Hallo Dok, tolooong rekan kita ini (soalnya saya tidak boleh merekomendasikan satu nama secara terbuka di sini).


Nyesal Tak Jadi Dokter
Pak org tua saya sakit maag dan diabetes.apa solusinya
08127415XXX
Saya sungguh menyesal tidak jadi dokter….


Mengadu Penyakit Kista
Isteri sy ada kista di payudaranya apa itu berbahaya? Kami sdh ke dokter dan tindakannya adalah menyedot kista tsb. Bgm menurut bapak?
03170155XXX
Hasilnya sudah baik, kan?


Kalau Diabetes, Gimana?
HM Ghufron Bojone goro,saat sy sdg terkena deabit hg gula drh sy pernah men capai 466 dan sy mhn bila dengar yg sakitnya kayak sy bisa sembuh.
085649131XXX
Teman saya, Robert Lai itu, punya sakit yang sama. Tapi, sudah 10 tahun ini stabil dan tidak pernah minum obat penurunan gula darah apa pun. Tapi, disiplin dietnya luar biasa. Saya belum pernah lihat orang disiplin setinggi dia. Dia nanti menemani saya pulang ke Surabaya. Penderita yang sama bisa ngobrol dengan dia. Prof Sam Abede Pareno juga sukses menstabilkan gulanya bertahun-tahun. Saya heran, seniman seperti dia juga bisa disiplin diet. Baru-baru ini dia menengok saya ke Tianjin. Wah, sehat sekali. Banyak juga pembaca yang lain yang punya kisah sukses, please bagi-bagi info dong.


Titip Pertanyaan ke Prof Shao
Alm kakek, alm kakak ipar semua pergi dgn penyakit spt Bpk tp krn keterbatasan biaya kami tdk bisa membawa ke Luar Negeri, krnnya kami mengalami trauma pnjg, skrg 2 adik ipar saya & 1 keponakan anak alm kakak ipar mengalami skt tsb walaupun masih stadium rendah, tolong tanyakan pd Prof. Shao, apa benar penyakit tsb menular, gmana cara penularannya dan antisipasi agar kami tdk terkena pnyakit tsb.
081319400XXX
Semua dokter akan bilang bahwa kalau itu mulanya dari hepatitis B, ya! Menular! Bisa lewat air liur (ciuman, makan pakai piring/sendok/alat makan yang sama, gelas yang sama, sikat gigi. Tentu dengan asumsi, air liur dari seorang penderita menempel di alat-alat itu, lalu pindah ke mulut yang sehat), atau lewat darah (transfusi, suntik pakai jarum yang sama, cuci darah dengan mesin yang sama dlsb), atau juga lewat hubungan sexual. Kalau keluarga dekat, asumsinya tentu dari air liur. Kalau sentuhan tubuh biasa atau lewat napas, tidak. Dok, tolong kalau ada yang salah diralat. Bagi yang belum tertular, tapi sudah punya kekebalan tubuh (karena sudah imunisasi hepatitis), tidak akan tertular. Tapi, bagi yang belum kebal, segeralah imunisasi! Untuk tahu sudah kebal atau belum, harus tes darah di lab (he he, saya tidak punya bisnis lab lho!)


Pak, Apa Sudah Pulih?
Saya Ibu Meyanti Mulyadi, sangat simpatik dgn Bapak, saya terus mengikuti perkembangan Bapak, hanya sayang sewaktu diadakan Teleconference dgn Bpk SBY saya tdk ada di Jkt. Apa Bpk sdh sehat menunggu pulih ? Saya terus mengikuti perkembangan Bapak, saya baca dari Indo Pos setiap hari.
08128393XXX
Sangat baik, Bu Mul. Sudah bisa nonton sepak bola di stadion baru Tianjin. Kemarin saya punya tamu, orang Shenyang, transplant liver 4 tahun yang lalu. Enam bulan setelah transplant sudah bisa mendaki gunung setinggi 1.000 meter.


Lawan Hepatitis dengan Temulawak
Saya 50th, domisili di Jkt, sejak 13th yg lalu mengidap hepatitis B dan dari pemeriksaan dinyatakan virusnya masih tidur. Selama ini sy berusaha hidup sehat dgn menjaga makanan dan sy minum temu lawak tiap hari yg dibikin sendiri, mhn saran Bpk apa yg harus sy lakukan agar virus tsb tdk berkembang jadi sirosis?
0811107XXX
Kalau mau cara murah, itu sangat-sangat-sangat tepat. Disiplin makan bergizi, jaga badan tetap fit, jangan kena infeksi, jangan kena flu, demam berdarah, tifus, dan sebangsanya. Anda hebat, bisa punya tekad seperti itu. Itu yang menurut Prof Shao, 80 persen peranannya. Sudah 50 tahun belum sirosis, alhamdulillah. Berarti tidak mungkin Anda akan meninggal di umur 49! (bercanda juga baik lho, agar tidak stres. Tidak apa-apa kan?)


Konsultasi Bisnis Lobster
Sy sngt trinsfirasi dgn artikel bpk,ttg prgantian liver d lombok pos. Sy baru 3Bln selesai kuliah mncoba merintis bisnis lobstr air tawar(LAT). Menurut otak bpk yg brilian dan ati yg tdk sombong apa yg mesti sy lakukan? ERWIN.
0818545XXX
Yang utama, jangan taruh bibit lobster di air panas! He he…(Maaf Bung Erwin, saya suka humor -di samping suka makan lobster. Tapi, saya benar-benar nol di bisnis itu. Justru saya nanti yang harus belajar ke Anda…lima tahun lagi). Orang bilang, bisnis benda hidup (kecuali benda hidup yang satu itu….) susahnya luar biasa. Harus tekun, dipelototi sendiri, dijalani sungguh-sungguh, dan harus dianggap seperti merawat bayinya sendiri. Anda harus tahu kapan dia ngompol, badannya anget, atau kapan haus. Dia belum bisa ngomong, jadi kitanya yang harus benar-benar sangat dekat sepanjang hari dengan dia. Nah, selamat punya bayi baru, bung Erwin. Semua bisnis, kalau mau sukses, tidak ada yang gampang. Siang, malang, Anda harus memikirkan bayi itu. Mimpi pun harus mimpi bayi udang itu. Kalau Anda belum bisa mimpi tentang dia, berarti Anda belum sungguh-sungguh! Bagaimana?


September 30, 2007
Summa Cumlaude dari Profesor

Hati Baru Menjawab (4)


Setelah membaca dan menghayati tulisan Anda sampai tamat, sebagai guru besar saya berikan predikat summa cumlaude baik dari segi kognitif, afektip, psikomotor, informatip, dan edukatip.
PROF. DR. dr. BOEDIWARSONO
Saya tahu kok prof suka guyon… he he… meski lebih suka nyanyi rock’n roll


Resep Santri Cari Beasiswa
Gimana cari terobosan bea siswa yg gampang, tulung pak perjuangkn nasib kami para santri ini.
081359478XXX
Terobosan termanjur adalah Anda harus belajar keras agar pintar sekali. Pintar saja tidak cukup. Harus ada ’sekali’-nya. Kalau sudah begitu, akan banyak jalan -bahkan terobosannya yang akan mencari Anda.


Untuk Apa Liver Bekas?
Kalo anda uumek soal lever baru gimana dng lever bekas anda apa boleh dminta ama SUMANTO?? Kan sdh gak kanggo. Karnadi
0811311XXX
Hiiiii!! Naudzubillah!! Wolowolokuwato saweg poso telung ndino!


Paling Rajin Nulis di Koran Sendiri
Selain Atang Ruswita, barangkali andalah yg paling rajin menulis dan harus dimuat di koran milik sendiri. Kasihan redakturnya pak. Kapan tulisan bersambungnya usai?
0818343XXX
Bedanya, tulisan beliau umumnya tentang nasihat agama, tulisan saya karya jurnalistik. Anda tahu itu? He he… Kalau tulisan saya dikirim ke koran Anda, takut gak dimuat -bisa Anda anggap kurang bermutu. He he…


Orang Ndeso Ingin Kuliah
Di kampung saya orang gede seperti pak lurah, pak kamituwo, pak bayan, sering membicarakan pak dahlan iskan. Saya tinggal di desa nongkodono, ponorogo. Di kampung saya hanya pak lurah yang bisa membeli koran. Bila ada berita pak lurah menceritakan pada rakyatnya. Apakah orang ndeso seperti saya bisa kuliah dan menjadi guru smp pak?
+6285259666XXX
Dari cara Anda kirim SMS (maaf, SMS Anda kami potong hingga tinggal ¼-nya) yang panjang, saya pastikan Anda akan bisa kuliah. Apalagi kalau biaya SMS-nya bisa dihemat. Setuju Mas Mulyono?


Sama, Berobat ke Tiongkok
suami sy cirrocis skrg lg opname di rs 302 beijing, sy dpt info dr kel via koran bpk lg berobat di Tianjin jg, kl gk bnr mhn maaf.
0811876XXX
Benar, saya di Tianjin. Saya akan besuk suami Anda, bagi-bagi pengalaman. Tianjin-Beijing hanya 1,5 jam naik kereta kok -karena keretanya cepat sekali dan gak pakai glek-glek, glek-glek…


Persiapan Bila Waktunya Tiba
Apa yg mmbuat pk Dahlan kuat brthn? Tnttan profsi? Nurani? Religi? Dan apa yg pk Dahlan siapkn jk wkt itu tiba, cpt atau lmbt?
085231437XXX
Semua makhluk hidup punya naluri untuk bertahan hidup -meski ada juga yang tidak mau menggunakannya. Kalau saatnya tiba? Beli kavling 1 x 2 meter tidak mahal, kan?


Bersatulah Peramu Jamu
Saya meramu jamu yg terbuat dr tanaman obat, yg khasiatnya sudah dibuktikan penderita infeksi berat (banyak sekali nama penyakit yang diklaim Ibu Ivon bisa disembuhkan, tapi terlalu panjang kalau dimuat di sini, Red) ingin menggandol bapak agar binis saya sukses.
081805422XXX
Bagaimana kalau orang seperti Ibu Ivon ini (yang jumlahnya ribuan), berkumpul lalu membuat satu kekuatan agar obat tradisional indonesia bisa semaju obat dari Tiongkok? Banyak sekali lho obat Tiongkok yang bahan bakunya diambil dari kita, meski dulu yang membawa bibitnya ke sini juga rombongan Zheng Ho. Hallooo siapa yang bisa bantu risetnya? Depkes? Universitas?


Setuju!!! Lindungi Makhluk Lemah
Sy msh kepikiran lever baru bpk. Sy ingin tahu pendapat bpk bila dikaitkan dg ajaran yg melarang makan babi. Menurut sy, bukan hanya babi yg tdk blh dimakan, tetapi semua makhluk hdp. Kita tdk dpt menciptakan kenapa mesti mengambil nyawa mereka? Kita seharusnya melindungi makhluk lemah bkn malah memakan.
08123199XXX
Pak, kalimat Anda yang terakhir itu saya setuju sekali. Lalu kita akan berdebat seumur hidup apakah tumbuhan itu makhluk hidup atau bukan.


Ganti Liver, Ganti Kalbu?
Katanya kalbu itu ada di hati (liver) jika pernyataan ini benar, padahal liver bp sdh diganti berarti kalbu bp ganti pula?
0811378XXX
Sudah baca seri yang menguraikan bahwa qalbu itu artinya jantung (bukan liver), bukan?


Kapan Sirosis Terdeteksi
Sya orang yg menderita seperti bpk. sejak kpan bsa diket bahwa liver bpk kena siroses.
085649009XXX
Tidak tahu, tapi 15 tahun yang lalu, ketika menjalani USG, tahu-tahu liver sudah sirosis (ringan). Karena ringan, saya anggap enteng. Saya salah.(*)


October 1, 2007
Beruntung, Rasakan Kehidupan Kedua

Hati Baru Menjawab (5)


Anda beruntung bisa merasakan kehidupan kedua.setelah yg pertama mengalami kerusakan piston. bagaimana org yg tdk memiliki finansial. di indonesia apakah ada perkumpulan utk penyakit spt ini
+6281346208XXX
Kita harus galakkan donor dalam negeri. Agar biaya murah dan dokter kita yang tidak kalah pintar itu kian terampil. Perkumpulan sedang dirintis para dokter di Surabaya. Di RRT (Tiongkok) ada kongresnya, dan ada porseni-nya (pekan olahraga dan seni). Setuju kan?


Makan Ada Pantangan?
Apakah makan banyak pantangan? Apakah makan obat tradisional china (lin tze) atau yg lainnya u/ proses pencegahan timbul lagi cancer?
+62811234XXX
Selama tiga bulan pertama ini jangan makan pedas, tapi harus mulai dibiasakan terkena pedas sedikit-sedikit. Lainnya tidak ada. Tapi, saya akan hati-hati menjaga keseimbangan makanan, terutama agar tidak terlalu mengonsumsi makanan berlemak. Saya pernah coba ling zi (ini ejaan baru yang benar), termasuk yang seharga Rp 10 juta, tapi tidak berhasil menyembuhkan. Mungkin tidak cocok untuk saya. Ling zi baik untuk menjaga, bukan untuk menyembuhkan. Temu lawak dan kunyit, asal cara membuatnya benar, saya kira lebih hebat. Setelah transplan, saya tidak perlu lagi itu. Setelah diimunisasi dan diperiksa semuanya tidak ada masalah lagi, saya tinggal minum dua obat: afk dan anticavier, sehari dua kali.


Ganti Liver kok Nyantai Banget?
Saya heran membaca pengalaman anda di Pontianak Post. Kok kayaknya gak mungkin. Kok terkesan nyantai aja saat ganti liver? Belum lagi Anda bercerita dgn gaya santai seperti komik shinchan. Kok kayaknya buat anda ganti liver itu hal kecil dan biasa banget dlm hidup anda?
+6285252467XXX
Karena pilihannya tinggal dua: mati atau ganti. Kalau ganti liver pun gagal, kan juga mati, ha ha. Banyak SMS yang juga bilang, rasanya tidak mungkin. Bahkan, banyak yang mengira tulisan itu hanya saya ucapkan, lalu direkam, dan seseorang menuliskannya. "Mana mungkin seminggu setelah transplan liver sudah bisa menulis," kata banyak SMS. "Menulis seperti itu kan perlu pikiran dan energi yang banyak," tulis yang lain.


Ibu Sirosis, Anak Tertular Hepatitis B
Ibu sy br 1 mgg mninggal dg cirosis heptis+ kencing manis. Stlh diprksa 4 dr anaknya + kena vrs Hep B. Sy minta saran anda mengingat km bkn keluarga mampu.
+6281373717XXX
Masya Allah! Tapi, jangan panik. Panik hanya akan membuat Anda stres dan itu malah musuh penyakit Anda (kata Prof Shao, lho. Saya kan bukan dokter). Tenanglah, banyaklah tawa dan guyon. Santai saja. Atur hidup sesehat mungkin. Makan yang sehat (jangan berminyak, terlalu pedas, hindari vetsin dan kimia), hindari sedapat mungkin obat antibiotik (karena itu jangan sampai flu dengan cara kalau ada orang flu menjauhlah, kalau tidak tahan hujan-hujan jangan nekat, kalau gak tahan terik matahari harus pakai topi). Kalau bisa pukul 21.00 sudah tidur untuk paling tidak tujuh jam. Siang tidur lagi sebentar. Jangan sering kecapekan, jangan stres, jangan dalam keadaan kesusu (kemrungsung), jangan emosian, jangan ambisius, jangan bertengkar, sukalah mengalah. Pokoknya, hiduplah yang tertib. Semua itu tidak perlu biaya. Bahkan bisa menambah pahala. Maaf, saya hanya bisa bicara, tapi tidak mampu menjalani itu. Juga karena sadarnya sudah terlambat. Anda mampu kan? Kalau mampu, Anda akan kami jadikan contoh nasional bagaimana bertahan hidup secara murah. Setuju?


Dari Donald Trump hingga Kiyosaki
Saya sms lagi krn tdk cukup 1 sms untuk menggambarkan kekaguman sy. Saya (31 th), ingin mencapai tahapan seperti anda, bkn dari segi materi tp dari cara berpikir. Sy yakin anda punya sesuatu melebihi donald trump dan robert t kiyosaki yg kebetulan bukunya sedang sy baca.
+628123006XXX
Anda bahkan akan melebihi saya karena dua buku hebat itu pun saya belum sempat baca. Saya tidak mau melebihi Donald Trump -karena saya hanya tahu McDonald’s. Juga tidak akan setingkat Kiyosaki-san karena saya jarang makan sukiyaki.


Lebaran, Baju Baru, Liver Baru
Di hr lebaran nanti bnyak anak pakai baju baru, ternyata Anda tdk mau ktinggalan, pakai liver baru. Christ, Tuban.
+6285648757XXX
Asal jangan minta setiap Lebaran, ya Christ?


Uskup di Bali yang Terlambat…
Umat Katolik di pulau Dewata tengah berduka atas meninggalnya pemimpin kami Uskup Denpasar Mgr.BENYAMIN YOSEP BRIA.Pr dlm usia 51 thn krn hepatitis b yg terlambt di tanggulangi krn beliau selama ini terlihat sehat2 saja.
+6285239406XXX
Semua orang yang terkena hepatitis B tidak merasakan apa pun! Bahkan ketika sirosis sudah sampai tingkat menengah pun tidak akan merasakan apa-apa kalau organ yang lain semua normal. Saya ikut berduka. Cuci hati? Tidak ada cara seperti itu. Mungkin Anda salah informasi.


Kapan Isra Mikraj?
Setelah sukses operasi hati kapan menjalani isro mi’roj? Mau mengikuti jejak kanjeng nabi,ya?
+628883534XXX
Anda hanya bermaksud guyon, kan?


Karena Banyak Yang Mendoakan
Sepertinya ada lagi faktor yg mempengaruhi keberhasilan transplantasi anda gus. Banyak teman, relasi, keluarga bahkan khalayak ramai yg tidak anda kenal (termasuk saya) yg mendoakan. Akibatnya malaikat Izroil pun sungkan melaksanakan tugasnya. IFC (Iskan fans club) di Sidoarjo.
+628165415XXX
Syukron katsir ya akhi. Kaifa khaluq antum kulluh?


Jadi Inspirasi bagi Perawat
Saya perawat kamar bedah di sby. Banyak ulasan bapak yg saya gunakan untuk memotivasi semangat sesama rekan kerja. Jika bapak menjadi presiden, tentunya dunia medis kita akan ikut maju. Maria.
+628170925XXX

Jangan, Maria! Nanti presidennya akan mengharuskan semua rakyat transplantasi liver! Ngeri kan?


Masih Salat Lima Waktu?
Apa bapak selama sakit ini masih menjalankan shalat wajib 5 waktu?
+6281510298XXX
Kalau ya, Anda mau tambahi "pahala" apa?


October 2, 2007
Doa agar Tak Kehilangan Idola

Hati Baru Menjawab (6)

JUJUR, sebelum ini, idola saya NURCHOLIS MAJID, meski saya juga nggak tahu persis kenapa saya mengidolakan beliau. Cuma naluri saya mengatakan beliau pantas diidolakan. Sekarang saya mengidolakan P DAHLAN dengan alasan lebih jelas. Saya berdoa untuk tidak kehilangan idola lagi. IDHA WINATA, Banyuwangi.
+6285232464XXX
Tidak ada rotan, akar pun jadi! Ha ha


Kapan Lagi Imunisasi?
Ko Isekan, di awal reformasi Jawa Pos mengadakan imunisasi hepatitis dng Prof. Tahalele, di Hotel Simpang, kapan lagi?
+6281332662XXX
Sedang dirumuskan strategi yang lebih tersistematis. Ikut lagi, ya?


Daripada Busuk Dimakan Belatung
Kalo lik dahlan mati apa ada rencana mengosongkan organ tbh utk org lain jg? Sy jg mau daftar krn sy tdk bs zakat pd ms hdp sy. Dr pd busuk dimakan belatung jg kan, kubazir.
+6281331349XXX
Tentu, seperti Anda, saya mau.


Hubungan Sepatu Kets dan Penyakit
Setiap ketemu, saya lihat Anda selalu memakai sepatu kets (meskipun pakai baju batik). Apa ada hubungannya dg penyakit? Saya tunggu tulisan petualangan yg lebih seru lagi. Ny Iwan, jemaah Fath Indah.
+62811360XXX
Yang pasti ada hubungannya dengan penyakit…. sepatu kets! Tidak, tidak! Hanya suka saja, Bu Iwan. Anda tunggu tulisan petualangan saya yang lebih seru? Saya harus transplan apa lagi? Ha ha. Kapan bareng keluarga ke Makkah lagi?


Kaya, tapi Tak Lupa Miskin
Saya dulu jg bkn org kaya. Tapi masak sih pak Dahlan dulu semiskin itu? Kok bisa kaya setengah mati tapi tidak ’lupa’ miskin?
+62811370XXX
Saya sih, pengin melupakan, tapi itu kan kenyataan? Mana bisa lupa hal-hal yang bertahun-tahun dialami? Memang ada juga yang meragukannya. Bahkan, ada lho yang marah. Seorang bangsawan Tegalsari kirim SMS, merasa tersinggung, karena dengan menceritakan kemiskinan itu, saya dianggap mencemarkan martabat trah bangsawan Tegalsari. Lalu saya jawab: kalau begitu, pecat saja saya. Ha ha. Apalagi saya tidak pernah merasa menjadi turunan bangsawan!


Jual Saja Mercy-nya…
Nggak perlu show up punya mercy 3 miliyar. Malu ah! masih bnyk rakyat Indonesia yg makan aja susah. mencret aja g bisa berobat ap lg transplantasi liver? Jual aja mercynya sbg wujud syukur udah sembuh! orang media mestinya ngerti lah urusan beginian! Thena
+6281338185XXX
Cerita kemiskinan, dimarahi bangsawan. Cerita punya Mercy, juga dimarahi Thena. Susah ya hidup ini, pembaca?


Hati-Hati Sifat Riya
Apa mksd yg sesungguhnya di hati bpk menulis smpe 32 seri, cerita masa lalu, kesehatan & berakhir dgn mercy seharga 3 M?. Hati hati dgn sifat "RIYA" atau "PAMER". Jangan krn masa lalu yg miskin trus skr kaya, lupa nahan kendali "RENDAH HATI".
+6285648099XXX
Menghadapi begini inilah para sastrawan sering dalam posisi terancam dan terkungkung kreativitasnya. Sebuah penutup tulisan panjang yang saya rancang dengan penuh makna, jatuhnya salah. Allah Hu. Hu Allah. Hu! Wolo-wolo kuwato!


Lambang Mercy Mahal, Lambang Daihatsu?
Ternyata dokter di tiongkok pengertian sekali ya, tahu kalo biaya transplan mahal, sayatan di perut dibuat lambang mercy…coba kalo bentuknya lambang daihatsu pasti bpk complain… he..he, semangat lagi!
+6281392589XXX
Ha ha. Untung ada hiburan ini. Gak sumpek-sumpek amat!


"Dahlan Iskan" Nama Transplantasi?
Nama "Dahlan Iskan" sangat familiar di telinga banyak orang, rangkaian dua kata yang "enak" diucapkan. Bahkan dimandarinkan juga tetap keren. Apakah ini nama asli ataukah hasil "transplantasi" yang sukses juga ? Teddy Tan - Surabaya
62811372XXX
Nama asli saya Dahlan, pemberian guru tarikat keluarga kami. Iskan itu nama bapak saya (Mohamad Iskan). Nama Dahlan sebenarnya sulit diucapkan karena ada huruf ’H’-nya. Orang asing sering hanya memanggil ’Dalan’. Orang desa, bahkan juga bapak saya sendiri, memanggil ’Dakelan’. Iskan, juga sering diucapkan salah gara-gara terlalu banyak orang yang bernama Ihsan -ha ha, maaf Pak Ihsan, suatu saat nama Anda akan dipanggil Iskan lho. Dalam ilmu balaghah, nama saya itu termasuk tanafurul kalam -sulit diucapkan. Ya, kan?


Mahasiswa Baru dari Palembang
Sy seorng mhsswa bru di Palembang dan membaca cerita Anda di harian Sumatera Ekspres. Bagaimana bisa menulis karya begitu baik, dan enak dibaca…?
+6285269300XXX
Harus siap dimarahi dan disalahkan!


Tertawa, Merenung, Bersyukur..
Ya nangis, ya tertawa, merenung, bersyukur. Tulisan yg memang hrs dibaca u menunjukkan kebesaranNYA bernama Dahlan. Saya ingin gabung dlm lmbg u mencr or miskin yg terkena heptts B. Tutut. Sby.
+6281331402XXX
Tapi kalau bertugas nanti gak boleh menangis lho, Tut?



Rasanya Masih Ingin Terus
Akhirnya tulisan Bp brakhir pd edisi32. Rasanya msh ingin terus, ada lanjutannya. Apakah betul nama lengkap Anda DAHLAN ISKANDAR? Indikator awal/konvensional problem liver spt: SGPT, SGOT, HBSAG dlm kasus sirosis sudah tdk relevan lagi? K.Muhadi,Jogj
628122741741
Masih sangat relevan, Pak.


Wira-Wiri atau Riwa-Riwi
Di episode 32, ada kata-kata wira-wiri dan riwa-riwi. Sebenarnya artinya sama gak sih. Atau salah tulis aja. Atau pengaruh transplantasi liver.
+6285649218XXX
Priyantun Ngayogya akan bilang wira-wiri. Arek Suroboyo bilang riwa-riwi. Liver baru bisa bilang rawa-riwi.


October 3, 2007
Pascatransplan Bisa Tahiyat Akhir

Hati Baru Menjawab (7)


sy umur 26 tp berat badan hanya 40 kg. dan sangat sulit untuk brkeringat sperti di tulisan bapak.apa kira2 sy harus periksakan hepar sy?sy jadi takut.Muhtadin
085746144XXX
Tapi, liver Anda baik, kan? Kalau saya sih, karena liver tidak berfungsi. Tapi belum tentu kasus Anda sama dengan saya. Setelah transplant, saya gampang berkeringat. Bahkan, setelah dua tahun tidak bisa duduk tahiyat akhir (duduk terakhir dalam salat) dengan benar (sakitnya di pinggang luar biasa), sebulan setelah transplan saya bisa bertahiyat akhir dengan sempurna lagi.


Kok Tak Sekalian 17 Agustus 1945
Edisi-31 lucu banget sampai sy ketawa-ketawa sendiri. Kok PD bikin tanggal lahir 17 agust 1951. Kenapa gak milih 17 agust 1945 sekalian proklamasi RI? Hayoo…Takut ketuaan yaa..
Soalnya, hari itu tidak ada gunung tua yang meletus…


Hidup Rendah Hati, Bukan Rendah Diri
Sy orang sehat tp miskin. Ruuaar biasaaa… "kaya bmanfaat n miskin bmartabat" bs merubah kita utk bpikir maju n mngikis jiwa korupsi n sok, Hdp dgn rendah hati, bkan rendah diri. Hidup utk menentukan takdirnya sendiri, bkan takdir menentukan hdp kt.
08122620XXX
Kalau berhasil, toko-toko yang jual beli martabat akan tutup semua kan?


Novel Tamat, Langganan Tamat
Seharusnya awal septmber ini sy berhenti membaca jawa pos. sdh tdk mampu bayar. Kalaupun smpe sekarang masih bertahan,disebabkan harus menamatkan novel nyata karya besar bapak. Kasihan..maaf bukan bpk yg kasihan…tapi saya. pembaca masih sangat mbutuhkan tulisan bapak…seiring tamatnya novel bapak,maka tamatlah sy berlangganan jawa pos.
08122765XXX
Masak, saya harus transplan lagi, Pak? Kasihanilah juga saya…


Indahnya Kebenaran
tolak amplop pilih jalan kaki. Sesungguhnya kbenaran itulah yg memerdekakan orang!
0811299XXX
Kalimat terakhir itu indah sekali. Akan selalu saya ingat. Bolehkah saya ikut memasyarakatkannya?


Ragu Miskin Bermartabat
Saya sangat kagum filsafat "kaya bermanfaat, miskin bermartabat", tapi sy masih ragu tentang MISKIN BERMARTABAT dpt dilakukan.
085250934XXX
Saya gembira, Anda masih normal…



Pertanyaan Berat, Liver Baru Kiwir-Kiwir
Kerja itu ibadah. Di tengah persaingan, konflik & tingkat stres yg tinggi, apa msh bisa diterapkan zaman skg bekerja itu ibadah?
08563352XXX
Ini pertanyaan kok berat banget, sih? Memikirkan jawabannya dengan keras, sampai-sampai liver baru saya seperti kiwir-kiwir. Saya tidak sepintar yang Anda duga lho. Pembaca, hayo!, siapa yang bisa bantu menjawab?


Mobil 3 M, Kesan Pamer
Anda menulis biaya operasi dikaitkan kepemilikan mobil shrga 3M. Kesannya -maaf- seperti memamerkan kekayaan?
085935213XXX
Kalau saya mau pamer kan lebih jreng kalau menulis bahwa saya punya Jaguar? Ha ha…


Merawat Ibu, Lebih Hebat
Setiap membaca satu seri dlm hati sy berkata berulang ulang hebat , hebat , hebat… Seandainya sy punya uang ingin rasanya sy ajak ibu sy utk transpalasi spt bpk krn beliau saat ini jg menderita kanker hati. Saat ini beliau hanya minum obat dr kunir putih hanya dng itu apakah kankernya akan sembuh pak…
0811282XXX
Anda lebih hebat, punya kesempatan merawat ibunda. Saya menangis kalau ingat ibu saya meninggal muda tanpa saya sempat merawatnya. Kalau saja masyarakat kita bisa menerima kenyataan pentingnya transplantasi, tentu tidak mahal lagi dan banyak kasus seperti ini yang bisa diselamatkan. Berserah diri, selalu dalam keadaan gembira, dan terus berusaha (termasuk mengatur makanan dan minuman) ditambah terus makan kunyit akan jadi jalan keluar bagi ibunda. Kalau saya sudah pulih benar dan ingin menengok beliau, boleh kan?


Vaksinasi Umur 50 Tahun
Kalau sdh berumur 50th apkh boleh divaksin hepatitis, krn sy tdk tahu sdh/blm divaksinasi. Yusuf di Gresik
Kata dokter Wawan, boleh. Biar belum vaksinasi, tapi kalau antibodi Anda sudah muncul dan dalam jumlah yang cukup, tidak perlu vaksinasi. Artinya: perlu uang untuk ke lab. Kok semua pakai uang, sih!


Saya Murid Dahlan Iskan
Sy selalu bs merasakan pesan moral yg dibungkus dlm setiap tulisan Anda, dan sy sll berusaha utk mempraktekkannya, sampai-sampai teman-teman di kampus bilang sy skrg jauh berkembang. Sy jawab itu krn sy skrg kan muridnya ’Dahlan Iskan’ (maaf ya tanpa ijin. Sad Kurniati W., Mataram
08123386XXX
Awas! Jangan kencing berlari lho ya.


Pantas Masuk Muri
Cak, cerita ’petualangan’ anda mencari tombo sngt pantas mdptkan penghargaan Muri. Opo tumon pasien yg sdg ’meregang nyawa’ isok njlentrehno riwayat penyakit dg gaya bhs yg enak.
081330493XXX
Ojok! Ojok! Nggarai tambah sombong, Cak. (Jangan! Jangan! Nanti menambah kesombongan) ……….
Awas Santet Blitar
Kayaknya kok kebingungan dng hatinya yg muda lagi, tp awas lho jng sampai jatuh cinta lagi lalu menikah lagi. Tak santet dari Blitar nanti, hehe (pris)
085645675XXX
Santet Blitar masak ampuh sih? Kok gak pernah dengar…ha ha…


Lebaran dengan Hati Baru
Ucapan "mari kita sambut IDUL FITRI 1428 H dg hati yg baru" cukup pas buat Anda. Selamat ya pak.
+6281347391857
Dari hati saya yang dalam (eh, yang baru), saya juga ucapkan minal aizin wal faizin, kullu am wa antum bil khair.

Mau Operasi Minta Bantuan
Saya mantan pecandu narkoba suntik krn kebodohan & rayuan teman. Tuhan msh sayang, walau hep. C diberikan atas dosa saya, juga sbg penyadar diri. Bila cerita saya dpt dibukukan, maukah anda membantu kekurangan finansial yg ada bila saya juga menjalani operasi seperti anda?
085931340XXX
Kenapa harus dioperasi? Belum tentu lho! Jangan cepat-cepat cari bantuan dulu. Kalau gak perlu operasi, bagaimana hasil bantuannya, hayo!


October 4, 2007
From Zero to Hero

Hati Baru Menjawab (8)

Apakah bpk dpt saham di perusahaan krn keahlian/reputasi bpk sbg wartawan? Rasanya di luar bidang industri pers, mana ada ya yang spt bpk. From zero to hero, mgkn jwban bpk akan menjadi inspirasi/ trigger bagi generasi muda agar bangsa ini bisa maju. paulus sa.
0816535XXX
Benar, Pak. Saya hanya mengandalkan kerja keras, jujur, dan menjaga reputasi. Tanpa itu tidak mungkin saya bisa jadi pemegang saham. Uang dari mana untuk beli saham?


Jangan Bayar Penuh
Kliping sy tdk lgkp gara2 Kendari Pos suka bolos ngantar, pdhal byran blnanx full. Bisakah memberi sya buku tlsn anda scra lngkp? Sya ingin skali membacax scra utuh. Wahda/Kendari
081524761XXX
Wanda, bulan depan Anda jangan mau bayar penuh. Bilang, saya yang menyuruh! (Galak kan ya?). Akhir Oktober, bukunya bisa Anda dapat di harian yang Anda langgani itu.


Hepatitis B, Bukan Kiamat
Setelah membaca kisah anda tiap hari saya menangis karena anak bungsu saya positiv hepatitis B yang 17 agustus kmrn genap19thn yang saat ini sdng kuliah di unibraw mlng. krn faktor miskin kmi tdk dpt memberikan imunisasi krn saya adalah rakyat kls bawah sedangkan untuk membiayai kuliahnya saja kami gali lubang ttp lubang dengan harapan spy masa dpnnya lebih baik.
081330269XXX
Bu, menangis itu baik -setidaknya bisa membuat mata lebih bersih. Tapi, tidak cukup ditangisi. Itu sama sekali bukan kiamat, Bu. Yang penting, anaknya menyadari agar menjaga gaya hidup, makanan, tidur teratur, dll, seperti yang sudah saya sebutkan untuk jawaban kepada yang terdahulu. Kelemahan dan kesalahan saya dulu, saya tidak menyadari dan sangat sembrono! Yang penting, keluarga yang lain harus segera vaksinasi. Di Barat, biasanya penderita sendiri yang menganjurkan teman-teman dekatnya agar vaksinasi. Ingat, penularannya bukan seperti flu. Penularan hanya terjadi lewat air liur, darah, dan hubungan seksual. Yang sudah vaksinasi secara benar, atau sudah punya antibodi dalam jumlah yang cukup, jangan takut bergaul dengan penderita.


Iri dengan Semangat Anda
Saya malu pada diri saya sendri. anda sakit tpi semangat hidup dan kerja keras anda begitu nyata. sedang saya yg sehat kenapa sangat malas. Jujur saya iri.
081338772XXX
Anda sudah punya malu, jujur, dan iri. Cukuplah, ha ha…. Tinggal soal malas. Itu urusan kecil. Jangan dipikir-pikir amat!


Tidak Lulus karena Hepatitis
Sya gadis 22 th, sempat ikut test kerja di kota saya. Saya tidak lulus, katanya, karena saya punya hepatitis B. apa ada obt yg tidak mahal supaya sy msh bsa membhagiakan ibu & adik2. sy jg sering skt bgian perut sampe dada.
081347683XXX
Sudah agak lama, banyak perusahaan bersikap begitu. Maksudnya baik, agar karyawan yang lain tidak tertular. Tapi sebenarnya kan bisa ditempuh cara lain, yakni agar karyawan yang lain diimunisasikan. Pemerintah harus turun tangan untuk yang begini. Tapi, pemerintah itu siapa ya? Ikuti saran dokter seperti yang saya jawabkan ke penanya sebelumnya. Jangan panik. Hanya akan memperparah. Jalani hidup dengan gembira. Tapi, juga hati-hati, jaga makanan dan gaya hidup.


Minta Kata Kunci
Bagaimana caranya memanage semangat tanpa bermaksud mencari kekayaan tapi bisa mendapatkan Mercy S500 minimal bekas?! Jika terlalu panjang cukup minta kata kuncinya saja! Harry.S - Sda
08123297XXX
Apa sanggup tegang terus selama 30 tahun baru dapat yang itu?


Tanpa Jam Tangan, Tanpa Baju Bermerek
Sy slalu antusias ngikuti tulisan bpk, sayang sekali kayaknya ternoda dgn mobl mercy itu. Apa mngkin krn pengaruh liver baru? Trus bpk jd sombong? Ato udah dr dulu sombongnya? Ngapunten sanget nggih, biar bpk nggak lupa diri & jd contoh bahwasanya bpk org kaya yg rendah hati.
08123350XXX
Ya, deh. Agar kelihatan rendah hati, sekarang saya tulis apa adanya bahwa saya tidak punya jam tangan, tidak punya baju bermerek, tidak punya tas, tidak punya minyak rambut….. Anda punya jam tangan, kan? Hayo, sombong mana! Ha ha…


Seandainya Suami Saya ….
Sering guyoni suami sy, seandai nya sy punya suami spt ..Sy sering mikir,apakah suatu saat sy bisa ketemu Pak Dahlan?
03170162XXX
Husss!


Belum Lihat Tanah Leluhur
Sebenarnya kami iri, kami yang ketrunan tionghoa aja gak pernah melihat tnh leluhur km dgn mt kpala sndri. Apa bnr dihati org tiongkok (komunis) itu tdk ada Tuhan? apa bisa?
081649293XXX
Yang komunis itu pemerintah dan sistem politiknya. Anggota partai komunis se Tiongkok hanya 75 juta orang (tahun ini jadi 82 juta). Bandingkan dengan penduduknya yang 1,3 miliar. Saya lihat umumnya mereka merasa bertuhan, hanya umumnya mereka membedakan antara "bertuhan" dan "beragama".


Ampuunnn, Pilihan Sulit Semua
Thanks berat udh mau ikut memikirkan kal-bar yg miskin, kami wrga kal-bar merasa trharu. moga cpt smbuh biar th 2009 bs ikt capres. km pasti plh. km keturunan dr tiongkok yg sdh tdk bs hdp tanpa indonesia. Anda pilih miskin seperti dulu, atau kaya tp kena transplantasi?
081649293XXX
Ampuuuunnnn paaaak! Kenapa pilihannya sulit semua paaaaak!


Ampuuun, Ini Dobelannya
Betul2 hebat. Sy salut akan kegigihan bpk. Dlm kondisi spt itu pun msh bs terbang, terbang dan terbang. Punya nyawa dobel tah?
08563828XXX

Tidak lagi. Ampuuun, ini sudah dobelannya!


Ikan Kutuk di Air Keruh
Ikan kutuk itu sebenarnya ikan apa? Apa ada nama lain yg biasa dpakai di masyarakat? Tina Dps.
03617437XXX
Maaf Tina, saya sudah cek ke teman-teman di Bali, tidak ada jenis ikan ini di Bali. (Wah, peluang bisnis ya?) Konon di Bali tidak bisa hidup karena air di Bali terlalu jernih. Ikan ini suka di air keruh (bukan keruh karena polusi lho!).

Hallo Ustad
Ustad, (saya panggil ustad sebb aku salut pd Anda), dlm sgala situasi masih sempat menggunakan ILMU MANTIQ & USHUL FIQIH dlm memutuskan suatu pilihan)
Sssssstttttt! Jangan keras-keras, nanti didengar orang!

Setelah Operasi, Apakah Bisa Sehat?
Saya dr pontianak, apakah setelah transplantasi kembali sehat utuh, atau setelah beberapa tahun lg ada kemungkinan sirosis&kanker lg?
08125687XXX
Kalau bisa selamat minggu pertama, ada harapan selamat selama sebulan. Kalau selamat satu bulan pertama, ada harapan selamat selama 1 tahun. Kalau selamat dalam 3 bulan pertama, ada harapan selamat selama 2 tahun. Kalau selamat satu tahun pertama ada harapan selamat selama 8 tahun. Kalau bisa selamat 2 tahun pertama, ada harapan selamat sampai akhirnya mati juga…. Ha ha, ini bukan kata dokter lho ya.


October 5, 2007
Panggil Saja Dahlan Padeks

Hati Baru Menjawab (9)

Saya andi pengemarmu di Padang sejak ada harian Padang Ekspres (Padeks) tahun 2000. Benarkah anda dulu org miskin dari Payakumbuh?
08126710XXX
Lihat tuh, orang Payakumbuh! Setiap ada yang pinter selalu dia klaim! Mentang-mentang gudangnya intelektual Indonesia! Ha ha…bercanda. Nggak menyesal guru tarekat keluarga kami tidak memilihkan nama untuk saya Jogokloso Mangkusopo Angonopo.
Tapi tarekat syatariyah itu, wahai muslimin wal muslimat, di Indonesia memang hanya ada di dua tempat lho: di Payakumbuh dan di Takeran. Tapi, saya benar-benar tidak ada hubungannya dengan tokoh nasional asal Payakumbuh Dahlan Jambek. Kalau toh nama saya di Padang mau dimirip-miripkan beliau, sebaiknya dipanggil saja Dahlan Padeks.


Maklum Penyakit Orang Asia
Sy jd kuatir. apa iya virus hepatitis B bisa dimatikan? setahu saya blm ada obatnya kan pak? sy sdh idap virus ini 7th. benny
081931034XXX
Anda betul Ben, belum ada obatnya. Maklum, ini penyakit orang Asia, dunia kedokteran Barat yang maju rupanya kurang memprioritaskan. Dompetnya orang Asia kan masih tipis. Kurang menarik bagi bisnis, rupanya. Lho, kok saya jadi curiga begini sih, gak baik ah!


Nenek Moyang dari Xian
Tiap hr sy baca harian Sumatera Ekspress di Palembang. Anda ini asli suku jawa atau jaketna (Jawa ketrn Cina?)
0819777705XXX
5000 tahun yang lalu, nenek moyang saya dari Xian. Akibat perang suku, lari ke Yunnan, lalu keturunannya lagi lari ke Guanxi, lalu ke Vietnam (Champa). Keturunannya lagi, 3000 tahun yang lalu ke Qugang (Palembang). Karena itu orang Palembang kulitnya bersih-bersih (tidak gelap, maksud saya). Keturunannya ke mana-mana. Juga ke Jawa. Raja Majapahit Wirabhumi itu, konon marganya Wi, yang dalam bahasa Mandarin disebut Wang! Kok saya tahu apa yang terjadi 5000 tahun yang lalu? Saya kok! Ha ha…ngawur dikit kan nggak apa-apa ya?


Jangan Bebani Hati Makanan Berat
Saya di Pontianak ingin tahu bagaimana cara merawat hati supaya tdk sampai terjadi sirosis yg mengakibatkan hrs transpalansi. Ini takdir kalau sudah terjangkit dan tapi tidak semua org bisa transpalansi.
08125619XXX
Kata dokter, jangan bebani hati dengan makanan-minuman yang berat: sangat berminyak, beralkohol, berpengawet, berkimia, beracun, dan sebagainya. Memang makanan itu akan diolah dulu di pencernaan, tapi kalau pencernaan nggak kuat, beban itu juga dikirim ke liver. Jadi, jaga juga benteng pertamanya: pencernaan! Agar pencernaan hanya mengirim makanan-minuman yang sudah diolah dengan baik saja ke liver.




Ikan Kutuk di Padang Lebih Lezat
Aku baca di harian Padang Eskpress di situ bpk tulis ingin naikkan albumin, berburu banyak ikan kutuk, apa itu?
08127696XXX
Menurut teman Yousri Noer Raja Agam, ikan ini di Sumbar disebut rutiang (ruting). Di Malaysia, Riau, Jambi, Palembang disebut ikan haruan. Tapi ikan rutiang lebih lezat. Ikan ini suka hidup di air keruh. Tapi, rupanya sekeruh-keruhnya air di Sumbar, masih belum terkena polusi sehingga ikan rutiang lebih lezat. Karena itu saya nasihatkan "jangan memancing di air keruh di Padang!". Nanti dapatnya rutiang -uh, lezat juga! Gimana Uda?


Numpang Promosi Nih…
Saya bosan lihat muka anda lagi dan saran saya spy tulisan diakhiri sblm saya ikut teman pindah lggnan ke harian KOMENTAR.
08194055XXX
Numpang promosi nih, ye? Ha ha…becanda!


Tawar Tanah
Tanah mau sy jual di Bpp Baru luas 2600m2-hgb-rp 1 M, lokasi dpn PLN Ring Road 100 m dr jl ry Mt Haryono, sgt strategis utk property. Andi
0816202XXX
Bung Andi, saya hanya perlu 1 x 2 meter! Itu pun 30 tahun lagi!


Kalau Pendonor Orang Miskin?
APA ANDA MENOLAK JIKA PENDONOR LIVER ITU DR ORANG MISKIN & TAK BERPENDIDIKAN SY RIRIN DI YOGYA PENYUKA TULISAN ANDA, PENGAGUM KESUKSESAN ANDA
02747034XXX
Uhuk, uhuk, uhuk…. kok Anda gitu sih. Kok tega tanya seperti itu sih…uhuk, uhuk!


Gratis, Tak Bisa Jawab
Saya sakit perut sebelah kanan bawah kadang sampek ke pinggang sakitnya. Itu penyakit apa dan apa obatnya.
081331017XXX
Memang bertanya di sini gratis, Dik, tapi juga tidak bisa menjawab! Memang dunia ini harus diberontak: Mengapa yang bisa menjawab mesti yang pakai membayar dan yang gratis yang tidak bisa menjawab?


Dari Fans Berat Iskan
Dari aktivis FBI yg di ndeso. Fans Berat Iskan  Pak Yu, apa sbaiknya org miskin dilarang sakit?
08563682XXX
FBI ini apa hubungannya dengan yang kapan itu mengaku IFC (Iskan Fans Club) Sidoarjo? Belum kongres kok sudah pecah? Ikut gaya partai ya. Amit-amit nuwun sewu, siapa pelit bakal kebendu! Ha ha… malah lupa menjawab yang ditanyakan, kan?




Yang Sedang-Sedang Saja
Kenapa bapak dalam melakukan operasi lbh memilh di TIONGKOK dari pada di SINGAPURA atau amerika?
08129706XXX
Jawaban yang serius: baca di buku nanti. Jawaban yang kurang serius: Di Singapura terlalu dekat. Di Amerika terlalu jauh. Bukankah yang baik yang sedang-sedang saja? Ada lagunya lho!


Hubungan dengan Operator Seluler?
Hay frens gimana keadaan km skrg?
081363248XXX
Hai! Whats up? Apa hubunganmu dengan telkomsel, excelkom, dan Indosat?


Transplantasi Otak untuk Yang Muda
Sampean memang hebat, pinter! utek’e encer biar pun kadang nyeleneh. tanya’o dokter tiongkok be’e mbesok utek sampean bisa ditransplantasi ke sing enom2 cek tambh maju kita. tak doakan cak, liver gak logor. (- Anda Memang hebat, pintar, otak encer walaupun kadang nyeleneh. Tolong tanya dokter Tiongkok, bila suatu saat otak Anda ditransplantasi ke anak muda biar kita maju. Saya doakan, liver Anda tak jatuh)
+628121657592
Cak, kalau mau transplan otak, bukankah justru harus cari otak yang belum pernah dipakai, ha ha…


Ganti Liver, Ganti Sifat Ya?
Saya ceritakan ke anak sy Ellsa (8th) bhw bpk tranplantasi lever, dia jwb "lho nanti sifat orang itu lak ganti". Itulah yg dia pahami.
+62811307029
Ellsa, orang itu, tetap baik lho. Ellsa mau dibelikan apa? (Huh, coba-coba nyogok nih, agar bisa diakui anak kecil sebagai orang baik, ha ha)


Kagum Robert Lai

Saya salah 1 fans anda. Saya terharu akan indahnya persahabatan anda dan robert lai. Jadi penasaran bgm wajah robert lai? mariana, blora jateng.
628122803972
Wajahnya bisa dilihat di buku yang terbit akhir Oktober. Hati-hati, nanti jatuh hati (lho, kok saya cemburu, apa hak saya?). Hallo IFC dan FBI, bersainglah memperebutkannya.


Tolong Alamat Dokternya
Saya ingin mengetahui dengan jelas alamat dan nama dokter yang menangani anda.
0811295XXX
Nama dokter: Shen Zhong Yang (tulisan mandarinnya: shen dari Shenyang, nama ibu kota Liaoning. Zhong dari Zhong Guo. Yang dari yang-nya Shenyang). Nama rumah sakitnya: Tianjin Di Yi Zhong Xin Yi Yuan, di kota Tianjin. Ini juga jawaban untuk ratusan penanya lain (sampai hari ini ada 8.000-an SMS dan email yang masuk. Jadi mohon maaf kalau membacanya tidak bisa selesai cepat sehingga njawabnya juga agak lambat)


October 6, 2007
Sopir, Ingin Tukar Pengalaman

Hati Baru Menjawab (10)


saya cuma seorang sopir yg pas pasan, seandainya saya punya uang ingin mengenal Mas lebih dekat untuk saling bertukar pengalaman. tapi itu semua imposible.
085258150XXX
Impossible is possible! Mustahal adalah hil


Kangen Ayam Lodho
Nampaknya anda kesepian di Tiongkok sana shg anda harus pandai - pandai menyeret pembaca untuk menemani anda, yang salah satunya saya, saya menjadi amat ketagihan membaca cerber anda ini. Yuko - Blitar
085234833XXX
Tuh, orang Blitar! Kalau meramal, tepat sekali! Tapi, saya terutama kangen ayam lodho. Up! Ayam lodho kan Tulungagung ya? Gak apa-apa kan masih tetangga Blitar!


Habis Waktu Berjam-jam
Saya keberatan atas tulisan bersambung Anda. Tiap hari saya buang 1 jam nutuk baca. 1 bln=30 jam. 1 keluarga (8 org)=240 jam.
08123545XXX
Untuk menuliskannya, saya kehilangan 32 x 1 jam x 8 orang keluarga Anda x 4 orang keluarga saya! Hayo, gimana? Tapi, kok membacanya sampai satu jam sih? Kok begitu lama Anda di toilet?


Mau Nyoblos kalau Jadi Cagub….
Saya sempat suudzon, kok di tiongkok terus. Oalaah… Saya smpt b’pikiran mo ikut nyoblos pilkada jatim klo calonnya anda. Jangan GR lo.
08123020XXX
Tiwas saya GR Anda ingin nyalonkan saya jadi gubernur California


Tolong, Selamatkan Persebaya
Bersedia daftar jadi Gubernur dr calon Indepen? Selama bpk sakit, di pikiran masih ada PERSEBAYA? Tolong selamatkan!
081330346XXX
Uh! Dua pertanyaan begini ini yang bisa bikin sirosis lagi ha ha! Yang selalu saya ingat ketika tim bledug ijo, sudah di puncak kompetisi dan sudah tinggal beberapa menit, dan sudah unggul 3-1, masih terus kesetanan menyerang, dan akhirnya 3-3. Lalu, tersisih…uhuk uhuk uhuk…


Jangan-Jangan Jadi ABG
Lever pengganti itu levernya anak remaja.Apakah gak merasa sikap berubah jadi abg,agak centil gitu? Boyke, Pasuruan.
0818500XXX
Baca SMS ini, langsung saya raba-raba kening saya: kok gak kukulen ya?


Sekali Lagi, Checkup Penting
Tiga bulan yg lalu ayah sy meninggal. Sakitnya persis, kanker hati. Awalnya sehat wal afiat. Dari awal sakit sampai meninggal, hanya 1,5 bln. Dokter angkat tangan dan memvonis 3-6 bln trnyta 3 mggu lsg niggl stelah muntah drah. Seandainya kami mampu tranpalasi spti bpk mgkin ayah kami msh hidup. jujur sy salut ats kukuatan mental bpk utk brani terbuka ttg pnykt bpk. (hery,solo)
085647356XXX
Sudah jalannya harus begitu Hery. Kalau tahunya sudah amat parah, transplantasi juga belum tentu bisa. Memang sakit ini sangat menipu. Badan tidak merasa apa-apa, seperti yang sudah saya ceritakan panjang lebar. Cerita Bung Hery ini sekali lagi mengingatkan checkup itu perlu.


Jadi Wartawan? Musuh Nomor 1!
Sy sari, pngidap hepatitis B. Dokter prnh blg, kl smpe kmbuh lg, sy bs mati. Bapak saya lalu khawatir & over protek. aktfts sy hmpr sll dbtasi. bhkn dlm mmilih krj sy dlarang krj ini itu. Tmsk mlamar wrtwan JP. Tp mmbca ksah bpk, saya jadi paham kekhawatiran bapak saya.
08121644XXX
Sari, Anda beruntung sekali punya bapak yang begitu sayang anak gadisnya. Mau jadi wartawan? Amit-amit jangan! Itu musuhnya nomor 1!


Khawatir Jadi Sombong
Bukanya pykt liver tu disebbkn kelelahan. jd virus mudh mask ke hati? apkh hati br bpk nanti bs mjdkn anda berubh sombong? nana ch Tuban
085746039XXX
Nana, biar lelah kalau antibodinya sudah ada kan tidak bisa kena hepatitis? (Eeiii, kita kok seperti sama-sama sudah jadi dokter ya?) Khawatir saya jadi sombong? Emang sekarang belum? Alhamdulillah, masih ada orang sebaik Anda ha ha…


October 7, 2007
Minang Mengklaim, Manado Juga, Saya Malu … Ah

Hati Baru Menjawab (11)


Alhamdulillah, "Kaya bermanfaat, miskin bermartabat" sudah lama jadi budaya Ranah Minang, betapa pun miskinnya tidak boleh mengemis. Harus tetap tampil necis dan gagah. Kalau lapar, sekalian puasa, dapat pahala! Yousri NRA.

Tiwas saya bangga karena saya pikir itu penemuan saya. Eeeiii, orang Manado juga begitu lho! Tambah malu saya…


Terima Kasih Keluarga Cak Nur
Kecaman khatib tentang Cak Nur memang benar terjadi. Di mana-mana disampaikan pada awal Cak Nur meninggal. Tapi kami, dari keluarga Cak Nur, tidak bisa berbuat apa-apa. Kami lega bapak menulis hal tersebut. Makasih, Pak…

Saya sih semula hanya bermaksud membela istri saya. Pakai backing Cak Nur, ha ha. Bu, kami yang malah harus berterima kasih karena telah menjadikan Cak Nur tameng. Tapi, saya memang menerima beberapa sms ucapan terima kasih dari ibu-ibu yang selama ini merasa malu digosipkan tetangga karena suami mereka meninggal dengan wajah hitam akibat sirosis. Salah satunya dari Madura yang begitu terbebasnya sampai memeluk koran edisi tersebut.


Semoga Program Imunisasi Sukses
Saya termsuk org yg ngefans sm tulisan bpk, semoga progrm utk imunisasi bg kluarga miskin bs sukses krn bngsa kt bth generasi yg sehat utk bs maju.. Kiki-malang.
+628123288446
Kok Anda memikirkan masa depan bangsa! Emangnya Anda anggota DPRD? Tentu Anda akan balik bertanya: emangnya anggota DPRD mikirkan bangsa? Saya jawab balik: lho Anda ini siapa? Anda tentu akan jawab lagi: saya Kiki! Kan sudah ditulis di belakang sms? Oh, iya. Kok ngelantur, jadinya lupa…



Punya Mercy, Jangan Ternoda
Gara-gara Mercy saja, bapak jadi sindiran bertubi-tubi. Apa salah kalau setelah kerja keras 30 tahun sampai sakit parah bisa punya Mercy? Kita memang tidak boleh bahagia melihat orang lain sengsara, tapi juga jangan susah melihat orang lain kaya. Jangan merasa ternoda Pak meski banyak yang mencibirkan. Hanya orang yang jujur yang sukses.
0811324XXX
Gak apa-apa. Mereka tidak nyindir kok, hanya mengingatkan agar jangan sombong. Jadi, baik saja, ya kan, pembaca? Bagaimana kalau Mercy itu digunting-gunting kecil jadi 27 juta kepingan kecil, lalu kita bagi kepada yang ingin punya Mercy? Ha ha beranca lho, daripada stress. Wis. Wis. Masak ngomongin itu terus, malu kepada agen bie mo wo. Yang jelas, saudara-saudara, harap diketahui satu Mercy yang di perut, akan saya pertahankan mati-matian. Tidak boleh diminta dan apalagi untuk dinaiki…



Mercy Lagi, Mercy Lagi
Masih tentang Mercy: apa yang bisa kita pelajari kalau di akhir cerita, Pak Dahlan hanya mampu punya motor bebek butut dan rumah berdinding gedhek? Stephen.
Lho, Mercy lagi! Gak apa-apalah. Biar sekalian kebal. Kalau akhir ceritanya sedih, jangan-jangan malah lebih disuka. Kan bisa seperti film nehi nehi. Lebih dramatik meski tidak jujur. Bagaimana kalau akhir cerita itu kita ubah begini: setelah transplantasi, harta saya habis. Ludes. Tinggal satu motor butut, seperti motor yang saya miliki 30 tahun yang lalu. Bahan makanan pun tidak lagi bisa beli. Saya harus cari pinjaman ke sana-sini. Ketika mencari pinjaman sekilo beras hari itu, saya menabrak pohon dan masuk parit. Di parit, kepala saya kejatuhan motor yang saya naiki itu. Air di parit itu memerah karena kepala saya pecah dan berdarah. Hari itu, perut saya memang kosong karena beras pembagian zakat fitrah sudah habis 3 hari sebelumnya. Pikiran jadi tidak konsentrasi sehingga kepala pusing. Antara hidup dan mati tangan saya mencoba meraih-raih sesuatu di dalam lumpur. Eh, saya masih bisa meraih satu benda aneh, yang ketika saya lihat ternyata simbol Mercy yang protol…Lho kok Mercy lagi!


Ban Serep Vukanisir
Kita brdua trmasuk org2yg diberi nyawa ke 2 oleh Allah. Saya dislamatkan dr terjangan tsunami di Aceh, smntara ibu,kakak2 dan klg bsr sy tak trselamatkan wkt itu. Ayah sy sdh duluan mninggal, beliau kena diabetes, smntara kakek, nenek, paman, kakak ipar, ibu mertua, dan adik spupu saya meninggal krn skt liver. Sayangnya, kami berasal dr klg sdrhana, jd meskipun tau ada transplantasi tp tak ada biaya utk itu.
085260306XXX
Anda masih ban serep beneran. Saya ban serep vulkanisiran. Semoga sama kuatnya.


October 8, 2007
Waswas, Warung dan Virus

Hati Baru Menjawab (12)


Saya jadi was2, setelah tahu media penularan hepatitis dapat melalui alat makan-minum yg sm. Kondisi warung-warung di sekitar kita tentu firdaus bg virus2 tsb. Slogan "kebersihan bagian dari iman" tnyt blm cukup. Bgmn?
+6281325756XXX
Setuju. Juga di acara-acara selamatan. Tapi juga tidak perlu paranoid.


Virus Saya Masih Bobok?
Saya Dyah ingin diskusi, apakah bisa melayani? Virus saya, kata pak dokter, msh ’bobok manis’. Mungkin setelah diskusi dengan bpk bisa memberi banyak masukan.
+6285235077XXX
Bagaimana kalau begini: saya akan atur diskusi tertutup sesama penderita. Yang bukan penderita jangan ikut, agar saling terbuka. Saya akan berikan nomor SMS rahasia, khusus untuk pendaftaran. Yang boleh buka SMS itu hanya saya dan Anda. Anda yang mengadministrasikannya. Mengelompokkan berdasarkan kota dan tahap penderita. Yang punya virus tapi masih tidur, kelompok sendiri. Yang sudah jadi sirosis awal, sendiri. Yang sirosis berat, sendiri. Yang sudah ada kankernya sendiri. Setelah dua minggu pendaftaran, kita kelompok-kelompokkan, lalu kita bikin jadwalnya. Saya akan datang dengan dokter yang kompeten. bagaimana Dyah -mbak atau ibu?


Liver Baru, Gairah Muda
Saya cuma mau mengomentari guyonan mengenai liver baru yg berusia sangat muda, wah..jgn2 gairahnya skrg malah tambah muda nih..ha ha, tp jangan kawin lagi lho..Pak!! ha..ha. HOTIM,BRIJG.KATAMSO 31 B.WANGI
+6281336153XXX
Rasanya memang begitu. (Hayo, apanya yang "memang begitu", gairahnya atau tidak kawinnya?)


Imunisasi Hepatitis untuk Bayi Hiperaktif
Baikkah imunisasi diberikan pada bayi? Anak saya mengalami hiperaktive (syndrome autisme) yang mungkin diakibatkan imunisasi hepatitis. Memang syndrome itu sendiri banyak penyebabnya. Sebaiknya diberikan pada usia berapakah? lanni di denpasar.
+628123682XXX
Ini jawaban pengurus Ikatan Dokter Anak Indonesia Surabaya yang saya hubungi: autisme sama sekali tidak ada hubungannya dengan imunisasi hepatitis B. Diberikan semakin dini semakin baik. Yang terbaik, diberikan sesaat setelah lahir.


Tanya Global Warming
Apa bisa menjelaskan tentang Global Warming.
+6281331335XXX
Kalau hati semua orang panas, dunia menjadi panas…ha ha! Meski dipaksakan, jawaban tadi agak cocok juga ya? Meski arti sebenarnya adalah: gara-gara ulah manusia yang rakus, suhu dunia terus meningkat. "Waktu saya muda, salju di Tianjin lebih banyak dari sekarang. Sekarang ini musim panas menjadi lebih panas," kata pasien transplantasi liver asal Tianjin yang kini berumur 68 tahun.


Ahli Toriqoh atau Sekuler?
Pak Kyai, ternyata bpk adlh seorang ahlittoriqoh. Bau saya mau tanya apakah bapak ’udah nyemplung’ ke toriqoh, ternyata malah wis ’klelep’ ing laut…. Soalnya pikiran sudah ter’kooptasi’ bahwa ahlitarekat itu hidupnya susah, dadi wong ora duwe opo opo seperti bapak gambarkan dlm tulisan, bahwa ortu keluarga pak dahlan jaman dulu itu. Tapi aku belum yakin bapak ahli toriqoh, krn kadang bpk adlh seorang yg sekuler (dlm’ tulisannya). Apa orang kaya cenderung sekuler? Saya ingin belajar dr bpk bgm bertoriqoh (Satariyah) yg baik.
+6285233695XXX
Saya mungkin ahli toriqoh (tarekat), tapi pasti bukan ahli zikir. Padahal, bertanya tentang itu, harus kepada ahli zikir. Bertarekat yang baik adalah: jangan tinggalkan dunia! Bahwa orang kaya cenderung sekuler, karena orang kaya biasanya berpendapat ’mengerti dulu, baru percaya’. Sebaliknya, siapa saja yang berpendapat ’mengerti dulu baru percaya’ dia akan jadi kaya. Nggak terlalu serius, nih?


Liver Baru, Jadi Tambah Kocak
Liver baru anda kayaknya udah membuat anda berubah. Buktinya dulu suka marah2,dan sekarang membaca tulisan anda di koran, bahasanya kocak buanget.
+623416368XXX
Wah, dengan pujian ini saya semakin pede untuk bisa menjadi pengganti Asmuni. Tidak mustahal kan?


October 9, 2007
Pak, Doakan Saya Hamil ya

Hati Baru Menjawab (13)


Setiap hari saya mengikuti perkembangan bapak dan syukurlah sudah sehat. Tapi jangan lupa doakan saya agar cepat hamil. Karena simpati, saya sealu mimpi ketemu bapak.Nawang
08121761XXX
Saya doakan Anda cepat hamil, dan kembar! Kalau Anda tidak setuju, Nawang, mudah-mudahan doa saya tidak dikabulkan.


Sisipi Peran Istri
Buku yg di cetak nanti agar disisipi peranan dukungan istri, di balik kesuksesan anda, teori saya sukses suami mustahil tanpa dukungan istri. Saya pesan buku satu, kalau bisa kredit.
081336277XXX
Saya sering cerita di ceramah-ceramah, tanpa isteri saya yang sekarang, saya sudah jadi duda! Ha ha…


Saya Juga Sering Gagal
Saya merasa krng puas karna belum menceritakan perjalanan kesuksesan hiangga seperti sekarang. Jacky.
081358787XXX
Jack, sebenarnya, kalau mau jujur, saya sering sekali juga gagal. Hanya saja yang gagal-gagal itu jarang disebutkan. Sebab, setiap selalu ada pertanyaan selalu tentang sukses. Tidak pernah ada pertanyaan tentang kegagalan. Ini sebenarnya juga kurang fair.

Apa Robert Lai Tak Kerja?
Saya yg tinggal di Sumbawa, merasa penasaran dng sosok Robert Lai, sampai berbulan-bulan mendampingi bapak. Apa tidak bekerja?(handoyo)
081339590XXX
Dia sudah 60 tahun, dan punya sikap hidup yang tidak ngoyo. Sebagai ahli hukum yang puluhan tahun bekerja di banyak perusahaan besar, saya kira tabungannya sudah cukup untuk membiayai tiga anaknya sekolah di USA dan Australia. Dia ingin berbuat baik, termasuk selalu membiayai anak miskin yang pandai sekali dan punya kepribadian yang baik. Di Surabaya, dia baru membiayai dua anak lulus sarjana. Tapi sayang, yang satu tiba-tiba meninggal dunia. Dia banyak punya anak asuh seperti itu di beberapa kota di RRT. Kini, dia masih menjabat direktur atau komisaris di beberapa perusahaan publik di Hongkong dan Singapura. Dia juga sering rapat di dalam mobil saya, melalui konferensi telepon. Peserta rapatnya ada yang di Singapura, Hongkong, New York, dan di mobil saya.


Mercy Saya Hanya Bisa Dielus
Saya udah operasi Lever karena ada tumor. Jadi liver saya sekarang tinggal 70 persen Itu sudah 17 bln lalu. Tidak ada Hepatitis. Kita sama dong ada simbol Mercy. Bedanya saya cuma bisa ngelus2 simbolnya. Gak pernah rasakan setir mercy. Saya operasi di Malaysia.
081703754XXX
Berarti kini liver Anda sudah 100 persen lagi dong. Karena liver itu bisa tumbuh. Satu-satunya organ manusia yang bisa tumbuh. Memang, kalau tidak ada hepatitis, dan tidak ada kanker yang menyebar, cukup dipotong di bagian yang ada tumornya. Soal Mercy, sssstttt, jangan disinggung-singgung lagi.


Mengapa Daging Babi Dilarang?
Saya non muslim ingin mengetahui knp umat muslim dilarang makan babi? Maaf krn pengetahuan sy msh kurang.
08123255XXX
Pengetahuan saya juga kurang kok. Kita sama-samalah. Di kitab suci, sebagaimana juga kitab suci agama-agama yang ada, sifatnya doktrin sekali. Tidak ada penjelasannya. Kecuali tegas sekali dilarang makan bangkai dan daging babi. Saya juga tidak jelas, mengapa untuk babi ini spesial disebutkan "daging babi", sedang untuk larangan makan bangkai tidak disebutkan "daging bangkai".
Seorang tokoh Muhammadiyah pernah minta saya mengadakan seminar dengan topik itu, dengan titik berat "apakah berarti yang bukan dagingnya tidak haram?". Dia seorang dokter dan ingin memanfaatkan salah satu unsur non-daging itu untuk katup jantung buatan, karena hanya benda itu yang paling cocok untuk dicangkokkan ke jantung manusia. Tentu saya tidak berani mengadakan seminar itu.


Jadi Loper, Ingin Sukses
Saya ingn mnjdi orng yg brhasil sprti bpk,skrang sy kliah smbil mnjdi loper koran.
08175736XXX
Banyak mantan loper koran yang sukses. Pemilik perusahaan raksasa Aqua itu dulu loper Jawa Pos. Dari loper, meningkatlah jadi agen. Agen koran itu pengusaha kecil yang hebat: dia ulet (harus bangun pagi), telaten (ngurusi uang kecil dan anak-anak), punya kemampuan manajemen (ngurusi orang-orang, terutama loper), dipercaya (tidak pernah melarikan uang setoran, karena kalau tidak setor tepat waktu bisnisnya hilang), punya kemampuan pembukuan (harus mengadministrasi uang dan koran). Jadi, agen koran itu pengusaha kecil yang tangguh! Mestinya bisa dibesarkan untuk bisnis yang lain.


October 10, 2007
Kaitan dengan Mahatma Ghandi?

Hati Baru Menjawab (14)


Sketsa lukisan bapak dengan logo hati, seperti mahatma gandi, apa ada kaitan dgn pencalonan gubernur JATIM?
081933312XXX
Mahatma Gandhi, rasanya tidak ber-KTP Jatim!


Bisnis itu Ada "Tauhid"-nya
Apakah pedagang jadi sukses itu karena bakat ataukah hanya bermodalkan kerja keras seperti bapak? heri balikpapan.
081346393XXX
Saya percaya pada kata "penularan". Keluarga pedagang umumnya jadi pedagang karena sejak kecil sudah belajar dagang, bahkan di meja makan pun yang dia dengarkan dari orang tua adalah omongan soal dagang. Termasuk penularan kerja keras. Sang anak akan memperhatikan apakah orang tuanya kerja keras atau tidak. Itu juga akan menular karena anak cenderung mengidolakan bapaknya. Orang tua yang kerja keras biasanya mengajak anaknya bermain pun masih di sekitar pekerjaannya dan si anak diam-diam memperhatikan itu.

Proses penularan ini memakan waktu dan ini memang bagian dari perjalanan seorang pedagang. Orang yang berkeinginan dan baru mulai dagang tapi tidak dari keluarga pedagang umumnya tidak sabaran. Maunya cepat dan langsung besar. Keinginannya banyak sekali untuk mengembangkan bisnis langsung ke banyak hal. Inilah umumnya yang membuat kegagalan. Pemula yang gagal seperti itu umumnya karena tidak sabar dan tidak fokus. Saya sering mengistilahkannya dengan "musyrik" -musyrik dalam bisnis: akhirnya masuk neraka, bentuknya bangkrut.
Inti dari tauhid adalah meng-esa-kan. Dan inti dari meng-esa-kan adalah fokus -"hu" dalam tarekat keluarga saya. Jadi, dalam bisnis, ada juga "tauhid"-nya: tauhid-bisnis. Dia harus fokus -agar tidak musyrik.
Memang ada pertanyaan: kok saya menangani banyak bisnis? Jawabnya: jangan dilihat sekarang, lihatlah awalnya dulu. Lebih dari sepuluh tahun saya sangat fokus. Bahwa sekarang sudah bisa menangani banyak bisnis, anggaplah karena saya sudah tidak lagi bergerak dalam tataran "syariat" atau bahkan "hakikat", tapi sudah masuk dalam tahap "makrifat" -makrifat bisnis, maksud saya. Ha… ha…
Ingat! Bagi pemula yang tidak dari keluarga pedagang seperti saya, janganlah langsung merasa sudah "makrifat"! Jalani syariat dulu sebaik-baiknya, setekun-tekunnya, sekeras-kerasnya. Lama-lama, Anda akan masuk ke dunia hakikat dan akhirnya juga makrifat. Bagi yang dari keluarga pedagang, proses syariat itu sudah dia jalani sejak kecil hingga dewasa secara otomatis begitu saja.
Tentu, saya sadar, semua ini akan menimbulkan perdebatan. Saya juga tidak mengklaim pendapat saya ini benar. Ini bukan pendapat seorang sarjana, apalagi seorang ahli. Juga tanpa penelitian. Anggap saja, ini ceramah satu semester.


Esensinya Kerja Keras
Saya tahu banyak yang pro dan kontra mengenai tulisan anda. Tapi saya rasa itu bukan hal yg patut diributkan, malah saya rasa banyak yg mendukung anda. Menjaga kesehatan (memperhtikan pentingnya imunisasi buat aset hidup anak2 kita), bekerja dan berbagi dgn sesama, setidaknya itulah esensi yg saya dptkan dr tulisan anda. Saya yakin seyakin -yakin nya, anda tdk bermaksud menyombongkan diri dgn menulis sepanjang komik serian itu hehe.."Bekerja keras adalah wujud syukur tertinggi kpd Sang Pemberi hidup", itu yg melekat di benak saya dari tulisan anda. Tetaplah berkarya bagi kita semua.Banyak yg mengasihi dan mendoakan anda.(maaf,kok malah ikut2an menulis panjang). LIVI
081331188XXX
Panjang dikit tidak apa-apa. Agar jawaban panjang saya di atas tidak terasa terlalu panjang sendiri.


Obat Generik Liver
Selain interferon obat baru yg diminum namanya apa? Sdh dijual di indo? Harga? Cia you! Indonesia butuh bnyk org seperti bapak! Indira, 27 th.
08123521XXX
Saya hanya bisa menyebutkan generiknya: anticavir (agar hepatitisnya tidak aktif) dan essensiale forte (untuk menguatkan livernya). Sudah bisa didapat di Indonesia, tentu harus dengan resep dokter.


Manado Tak Kalah Necis
Saya pembaca Manado Post. Anda akan membuat petugas pembersihan lantai di gedung graha pena berdandan. Saya sungguh senang dgn ide tersebut. Tapi apakah infrastruktur di Indonesia sudah mendukung? Misalnya saat mereka pulang naik bemo, apakah dgn dandanan seperti itu merasa nyaman? Beda dgn di Tiongkok walaupun ada bis tidak ber-AC tapi kenyamanan tetap diutamakan. Noldy
081553920XXX
Meski "instruksi" saya itu baru saya tulis di koran, ternyata manajemen Graha Pena sudah langsung melaksanakan. Di Tiongkok, biasa orang berdandan cantik sekali sambil mengayuh sepeda! Ini soal sikap. Di Manado kan juga? Lihat orang-orang yang naik bemo di Manado, semuanya necis-necis. Naik bemo pun jadinya nyaman. Pencopetnya pun kelak juga harus necis. Bahkan, bemonya sendiri akhirnya juga necis: dihias, diberi ornamen warna-warni, dilengkapi sound system yang baik dan selalu dicuci bersih, sehingga bemo di Manado membanggakan saya. (sayangnya, belakangan banyak bemo baru yang tidak khas Manado lagi. Uhuk uhuk uhuk…menangis saya)!


October 11, 2007
Tak Ingin 25 Juta Orang Menderita

Hati Baru Menjawab (15)


Di balik Allah menurunkan musibah apa pun, pasti ada rahasia yg semestinya tdk baik utk diexpose. Terimalah dgn ihlash, ridho, evaluasi diri. Yg demikian itu, anda telah mendekati KESUFIAN JIWA seperti yg dimiliki oleh orang2 khos. wallahu a’lam.
081392344XXX
Persoalannya, saya tidak ikhlas kalau ada 25 juta orang yang mestinya bisa diselamatkan harus menderita seperti saya. Belum lagi generasi mendatang yang akan kian rapuh. Menyembunyikan soal ini hanya akan seperti menyimpan wereng yang terus beranak-pinak. Dan lagi, saya tidak berpretensi untuk jadi seorang sufi, apalagi sufi yang khos.


Pak, Bagaimana kalau Buka Kursus Menulis
’Keren’ banget tulisan Bpk. dg bhs yg bersahaja, komunikatif, pendek2.Apalagi alur critanya runtun n mampu mendiskripsikan kjadian per kjadian. Pembaca terbawa dan terbuai se-olah2 melihat n mrasakan keadaan yg sbenarnya (saat dicukur rambut, pas ngeliat cewe yg gak tahunya para perawat, n saat memuji perawat di depan pimpinanya) luar biasa!! Lalu..bgmn Bpk bisa memiliki daya ingat yg tajam dan terinci?Dicatat poin2nya atau…? Saran aja, bgm kalo Bpk membuat kursus/short course menjadi Penulis crita?Jangan2 banyak peminatnya. Khan kalo tulisanya apik kayak Bpk bisa buat nyari duit. Fernando N sby.
0811322XXX
Kalau saja saat orang dioperasi boleh bawa buku catatan, mungkin mencatatnya berhasil, operasinya yang gagal. Pilih mana? Ha… ha…


Sayang, Jawa Pos Bukan Parpol
Pak dahlan, apakah anda brsedia mjd gub jatim, mentri, atau bhkn jd presiden. Ga ush gandeng parpol, ngabis2in duit. Promo lwt JP grup aja. Pst saya pilih. 081333698XXX
Sayang, Jawa Pos bukan partai! Jadi, mustahal!


Menu Hati Rendang dan Jantung Semur
Mau tny pak,apa rs disana ada daft menu & taripnya. Mis u/gnt lever 3 myd.kl gnt jantung brp.gnt paru2 brp. Gnt empedu brp . Lha kl gnt 2 atau 3 item skaligus apa dikorting pak skalyan turun mesin tks.wsn sda
08123499XXX
Hi… hi…! Yang ada: paru goreng, hati rendang, jantung semur, usus bumbu kuning, limpa sambel ijo, buntut rawon! Uh, enak semua ya. Ditutup dengan empedu mentah!


Pantang Pinjam Uang …
Dng ini aku mau pinjam uang utk usaha jualan bakso sebesar 10jt, siapa tahu berhasil dan jadi org kaya. Ni no rekeningku 003263….. BNI. Percaya sama saya, tapi jangan diharap2 saurannya, aku takut kalao mati mendadak malah jadi tangungan di akherat.
085293220XXX
Ini bukan jawabannya, tapi for your information only: Pantangan tertinggi dalam hidup seorang entrepreneur adalah pinjam uang untuk bisnis kecuali kepada keluarga sendiri atau kepada bank (bank resmi maupun perorangan yang memfungsikan diri seperti bank). Kepada orang lain, entrepreneur harus menawarkan kerja sama, bagi hasil. Syaratnya standar: Apakah yang ditawarkan menarik dan apakah yang menawarkan bisa dipercaya (cara kerja dan cara mengelola uangnya). Meminjam uang kepada teman untuk sebuah bisnis, Anda akan kehilangan dua sekaligus: kehilangan uang dan kehilangan teman. Yang paling merasa kehilangan dua-duanya adalah teman Anda.


Jumlah Korannya Berapa, Pak?
Saya jadi paham apa itu fungsi lever. Kalo boleh tau brapa banyak koran sluruh provinsi yg tergbung dlm jawa pos? Skali2 tolong ceritain kisah hidup waktu susah sampai menjadi sukses? Krn saya ingin menjadi pengusaha! Dr Heriyadi M Jamil, palembang!
081368139XXX
Kira-kira sekitar 100 koran harian-mingguan. Persisnya saya tidak pernah menghitung. Sesekali akan saya ceritakan kegagalan saya.


Datang, Langsung Peluncuran Buku, Win…
Saya winda pak:) Kira2 sesmpainya di INA nanti, agnda p’tma yg akn dlkukn apa pak?apkh vcum dlu?
081803132XXX
Tanggal 22 Oktober pukul 9 pagi, saya mendarat dari Singapura, dari bandara langsung ke kantor di Graha Pena Surabaya, menghadiri acara peluncuran buku Ganti Hati. Siangnya rapat dengan karyawan, kangeeeen!


Saya Dimutasi; Bagaimana, Pak?
Saya dimutasikan dari tempat tugas sy skr, tmpat yg skr adl tmpat yg tdk sy sukai. Menurut anda apa yg hrs sy lakukan utk menenangkan hati sy?
085245826XXX
Tergantung motif yang melatarbelakangi pemindahan Anda itu. Saya pernah memindah orang dengan latar belakang: A) orang itu tidak cocok di tempatnya. B) tidak berprestasi di tempatnya. C) karena ingin menggantinya dengan yang lebih muda. Tentu, semuanya harus dijelaskan secara baik. Pernah, karena saya anggap sudah terlalu senior, dua orang karyawan yang saya pindah menangis karena sudah puluhan tahun di tempat itu dan merasa hanya itu bidang yang dia bisa lakukan. Lalu, saya bilang, coba saja dulu. Salah satunya belakangan sering saya goda: Apa masih mau balik ke tempat yang lama? "He… he… tidak mau!" kata Pak Anas Sadaruwan yang sekarang jadi direktur utama perusahaan perjalanan haji ONH-Plus BIA Travel. Dia dulu seorang redaktur dan merasa hanya itu yang bisa dia lakukan. Ternyata, ketika memegang perusahaan travel, jauh lebih sukses. Saya tidak tahu latar belakang pemindahan Anda.


Malah "Bangun" Lebih Pagi
Sesudah sukses ganti hati, bgmn dg hubungan sama ibu? Apa sudah boleh?
081615362XXX
Maksud Anda tentu apakah tetap bisa "bangun"? Rasanya, bangunnya malah lebih pagi! Dengan ibu boleh! Gak berpengaruh (terpaksa saya jawab karena banyak sekali yang menanyakan soal ini).


Transplantasi, Haram atau Halal ya?
Bagaimana hukumnya halal/haram, memakai organ org lain di tubuh kita.
085648544XXX

Menurut saya, tidak halal, tapi juga tidak haram. Tapi, saya kan bukan ahli agama. Jadi, pendapat ini jangan dipegang. Ini hanya pegangan saya.


Kapan Mulai Kuliah, Prof?
Jika Mitch Albom memilih Profesor Morrie Schwartz sbg gurunya maka saya memilih Profesor Dahlan Iskan sbg guru saya.jd,kpn kuliyah dimulai,Prof?:) =niachan,sby=
0811327XXX
Kuliah dimulai tanggal 11 Oktober 3007. Ha… ha… masih mau daftar?


October 12, 2007
Tak Ada Hujan Air Mata

Hati Baru Menjawab (16)


Maunya sih, semua SMS dijawab, tapi menjawab 7.000 SMS? Rasanya mustahil. Karena itu, jawaban hari ini adalah yang terakhir. Selanjutnya, dari hati saya yang dalam (juga yang baru), saya mengucapkan selamat Idul Fitri, Minal Aidin wal Faizin, mohon maaf lahir batin.

Tak Ada Hujan Air Mata
Ass Wr. Wb. Ada cerita seorang ksatria pd saat terluka parah dan ajal mau menjemputnya masih tenang2 saja dan bergurau. Semua orang gembira saat itu. Tetapi tiba2 ksatria itu meninggal akibat sakit yg dideritanya. Akibatnya seluruh masyarakat negeri itu hujan air mata. Saya curiga, boleh kan? pak dahlan ingin berbuat seperti ksatria itu, yakni ingin ’menghujani’ air mata bangsa ini? Bila iya, meminjam istilah bahasa si entong, sungguh terlalu!
081330668XXX
Anda ambil kisah itu dari buku Mahabharata atau Ramayana terbitan tahun berapa ya? Kok kisah Ramayana yang saya baca, ujungnya begini: si Entong akhirnya tidak meninggal, jadi tidak ada hujan air mata! Ha ha, asyiiiik. Sama-sama ngawurnya, ya!


Tunggu Saya ke Pantai Kupang
Saya Amelia (18 thn), sudah seperti ritual tiap pagi baca kisah bapak di Harian Timor Express Kupang. Skrg udh ga ad lg tlsn2 bpk, sy jd kgen. Kpn bpk mw mnulis lag?
085253381XXX
anti ya, Amelia. Kalau saya ke pantai Kupang yang indah itu dan makan kelapa muda di sana, akan saya tulis. Eh, tapi apa pantainya masih bersih ya?


Di Indonesia Sudah Banyak Ahli Tumor
Saya 18 thn, sy jg mendrta skt tumor di dsr otak, skrng sy ga mau dioprasi lg, jd sy biarkan sj. Sy mo tny apa prof Shao bs menymbkan? Saat ini sy srhkan smua sm Sang Pencipta, sy percaya bhw mukjizatnya itu nyata.
081359240XXX
Dari nada SMS-nya tentu sahabat kita ini sudah beberapa kali operasi. Sayang, Prof Shao itu ahli liver, limpa, dan empedu -bukan ahli tumor otak. Di Indonesia, juga sudah ada ahlinya kok. Bisa di Jakarta, Surabaya, Medan, Bandung, Makassar, juga Manado.


Kulakan Ide dan Semangat di Tiongkok
brdasarkn tulisan2 tntang prjlanan2 yg bpk lakukan, bpk "Tiongkok Minded". apa btul? & knp?
081317753XXX
Dulu, setiap kira-kira enam bulan saya ke Amerika untuk "kulakan" ide baru buat pengembangan perusahaan. Waktu itu Tiongkok belum maju. Kini, dengan majunya Tiongkok, saya cukup "belanja ide" ke Tiongkok. Lebih dekat dan lebih murah. Bahkan, di Tiongkok saya bisa "kulakan semangat" -setidaknya untuk diri saya sendiri. Saya melihat di Tiongkok itu semangat orang ingin maju kok begitu tinggi ya. Saya ingin ketularan. Siapa tahu pada gilirannya nanti bisa menulari teman-teman saya seperti Anda.

Dulu waktu kita bilang USA kok bisa maju, kenapa kita tidak? Kita selalu berdalih, yah, USA sudah merdeka 200 tahun. Lalu, ketika kita bilang kok Singapura bisa maju, kita selalu berdalih, yah, Singapura negara kecil, gampang ngaturnya.
Nah, sekarang kita lihat Tiongkok. Negara yang baru merdeka pada 1949, yang awalnya lebih miskin dari kita, yang penduduknya lima kali lipat kita, yang negara besar sekali, kok bisa maju? Hayo, apa lagi dalih kita?
Salahkah saya kalau selalu "belanja" ide dan semangat ke Tiongkok? Atau harus belajar ke Burma? Atau ke Bangladesh? Biar Anda bisa bilang "Bangladesh Minded?" Becanda, ya. Minal Aidin! Sepurane.


Prihatin Listrik Kalbar
Ie Se Kan sien sen ni hau? (apa ie ?). Saya perantauan kalbar yg Jumat, 12 Okt 2007 d jawa. sy sgt terharu wkt baca betapa bpk msh mau trt serta mengatasi krisis listrik d kalbar. entah sampai kpn keadaan gelap sepanjang hari akan terus berlangsung, mnrt ortu sampe hr ini msh iya.
08123024XXX
Bunyi "i" dalam huruf Mandarin selalu ditulis dengan "yi" atau "yu". Pasti di antara dua pilihan itu. Yang bunyinya "i" biasa, seperti nama saya, ditulisnya "yi". Tapi yang bunyinya "i", dengan bibir dimoncongkan, menuliskannya "yu". Saya memang sangat prihatin dengan listrik Kalbar. Kok mentolo (tega) ya?


Biarkan Semuanya Mekar
Jgn ambil pusing dgn isi smsnya si 08125744XXX. Sy pikir dia itu org yg frustrasi atau sakit apalah. Padahal dr tulisan anda itu dpt memberi pelajaran bagi bnyk org, baik materi tulisan, tata bahasa, maupun sistematika penulisannya.
08125486XXX
Biarkanlah sejuta bunga bermekaran, nanti akan terlihat sendiri mana yang harum dan mana yang… lebih harum. He he… (bulan puasa, tidak berani omong kasar!)


Ayo Berjuang Transplantasi Liver Bisa di Surabaya
Saya SUPRIYADI biasanya sy beli koran 4 x seminggu, stlh membaca tulisan Bapak jadinya tiap hari beli, habis ketagihan sih dg celotehan yg syarat makna. dulu sy tahu klu sakit liver tdk ada obatnya (kebanyakan orang bilang kena santet, krn perutnya besar), stlh membaca kisah Bpk ternyata ada obatnya. Mungkinkah nanti transplantasi liver bisa dilakukan di Surabaya?
085850445XXX
Bung Pri, harus mungkin! Setuju kan? Ayo kita berjuang bersama dengan para dokter untuk mewujudkan itu! Semangat, yuk!


Intinya, Perbanyak Oksigen
Mumpung Pak Dahlan msh di Tiongkok, apa btl olah raga yg dari sini kaya taichi, qi kong bisa buat badan bisa sehat? Buku Bpk bisa beli dimana.
0811255XXX
Kata Robert, yang juga ahli olahraga itu, semua itu intinya adalah memperbanyak oksigen yang masuk ke paru. Biar makan baik, kalau yang membakar makanan itu tidak cukup, apakah makanan tersebut bisa dimanfaatkan secara sempurna? Dari Indonesia sendiri banyak juga jenis olahraga seperti ini, tidak harus yang dari Tiongkok. Jadi, makanlah empat sehat lima sempurna, plus bernapas dengan baik!


Onderdil Baru
Harapan kami jangan mentang2 sudah ganti onderdil baru lantas merasa muda kembali lalu melihat pipi licin langsung mau dilamar. Apa lagi yang bisa ngebor.
081349108XXX
Tuh, apa enaknya jadi Dahlan Iskan?


Beri Peran yang Muda, Setuju!!!
P Dahlan, seandainya bapak diperiksa di Indonesia dan saat itu ada bbrp dokter muda praktek yg juga memeriksa bapak spt pengalaman bpk di Tianjian; bersediakah Anda?. Tks. Dini
0818376XXX
Dini, pasti mau! Mengapa tidak mau? Bahkan, ketika suatu saat saya ke dokter gigi dan ditarik bayaran mahal (cabut gigi Rp 2,5 juta! Tambal gigi Rp 7,5 juta), saya tidak ngomel dengan pertimbangan: 1) saya mampu. 2) kapan dokter bisa memperbaharui alatnya agar jadi modern kalau tidak ada yang mau bayar mahal? 3) Supaya dokter juga bisa sering ikut seminar penemuan baru. 4) Supaya terjadi subsidi silang, sehingga jangan menarik mahal untuk pasien yang tidak mampu.
Dokter-dokter muda pun harus banyak diberi akses. Waktu saya menunjuk anak berumur 23 tahun jadi dirut di sebuah anak perusahaan, ada staf saya yang mengingatkan: apakah dia sudah matang? Lalu saya jawab: emangnya waktu saya pertama memimpin Jawa Pos dulu sudah matang? Bung Karno umur 27 tahun sudah memimpin partai. DN Aidit umur 23 tahun jadi ketua PKI. Syahrir, umur 31 tahun jadi perdana menteri Indonesia! Kalau menunggu matang, nanti cepat busuknya! Ha ha…

Sumber: Jawa Pos dotcom

10 comments:

  1. Hello! Apakah Anda membutuhkan pinjaman mendesak untuk menyelesaikan tagihan Anda, Atau untuk menangani
    beberapa tantangan keuangan? Atau Anda di luar sana mencari sumur
    menawarkan pinjaman rahasia untuk mendapatkan pinjaman? Di sini Anda tiba di keinginan Anda
    Pintu yang diinginkan langkah. Di sini, di Francis Johnson Institute Kredit, menawarkan pinjaman untuk orang dewasa juga sah minimal
    usia 18 tahun ke atas, dengan tingkat bunga minimum serendah 2%,
    Setiap tahun. Untuk mendapatkan rincian informasi lain, silakan menempatkan kami dalam kontak melalui alamat email di bawah ini.
    Corporativeloancompany@gmail.com
    Terima kasih.

    ReplyDelete
  2. Apakah Anda perlu pinjaman? Atau yang Anda menolak pinjaman oleh bank atau lembaga keuangan untuk satu atau lebih alasan? Anda memiliki tempat yang tepat untuk solusi pinjaman Anda tepat
    sini! Elizabeth Kean Firm Loan memberikan pinjaman kepada perusahaan dan individu pada tingkat bunga rendah dan terjangkau dari 2% tanpa colerteral a.
    Silahkan hubungi kami di email kami hari ini jika Anda perlu urget pinjaman. email: elizabethkeen.loanfinance@gmail.com...

    ReplyDelete
  3. Apakah Anda perlu pinjaman? Atau yang Anda menolak pinjaman oleh bank atau lembaga keuangan untuk satu atau lebih alasan? Anda memiliki tempat yang tepat untuk solusi pinjaman Anda tepat
    sini! Elizabeth Kean Firm Loan memberikan pinjaman kepada perusahaan dan individu pada tingkat bunga rendah dan terjangkau dari 2% tanpa colerteral a.
    Silahkan hubungi kami di email kami hari ini jika Anda perlu urget pinjaman. email: elizabethkeen.loanfinance@gmail.com...

    ReplyDelete
  4. Apakah Anda perlu pinjaman? Atau yang Anda menolak pinjaman oleh bank atau lembaga keuangan untuk satu atau lebih alasan? Anda memiliki tempat yang tepat untuk solusi pinjaman Anda tepat
    sini! Elizabeth Kean Firm Loan memberikan pinjaman kepada perusahaan dan individu pada tingkat bunga rendah dan terjangkau dari 2% tanpa colerteral a.
    Silahkan hubungi kami di email kami hari ini jika Anda perlu urget pinjaman. email: elizabethkeen.loanfinance@gmail.com...

    ReplyDelete
  5. Apakah Anda perlu pinjaman? Atau yang Anda menolak pinjaman oleh bank atau lembaga keuangan untuk satu atau lebih alasan? Anda memiliki tempat yang tepat untuk solusi pinjaman Anda di sini! Elizabeth Kean Firm Loan memberikan pinjaman kepada perusahaan dan individu pada tingkat bunga rendah dan terjangkau dari 2% tanpa colerteral a.
    Silahkan hubungi kami di email kami hari ini jika Anda perlu urget pinjaman. email: elizabethkeen.loanfinance@gmail.com

    ReplyDelete
  6. Halo Setiap Satu, saya mrs Adhi Aini Dari Indonesia tetapi saya tinggal di sini di São Paulo, saya cepat ingin menggunakan media ini untuk geser kesaksian tentang bagaimana Tuhan mengarahkan saya untuk
    Legit dan nyata pemberi pinjaman kredit yang telah mengubah hidup saya dari rumput untuk rahmat, dari menjadi miskin untuk seorang wanita kaya yang sekarang dapat membanggakan dari hidup sehat dan kaya tanpa
    stres atau kesulitan keuangan. Setelah berbulan-bulan mencoba untuk mendapatkan pinjaman di internet dan scammed jumlah Rp5.000 saya menjadi begitu putus asa dalam mendapatkan
    pinjaman dari pemberi pinjaman kredit legit secara online yang tidak akan menambah rasa sakit saya, maka saya memutuskan untuk menghubungi seorang teman saya yang baru-baru mendapat pinjaman online, kita bahas tentang
    masalah dan kesimpulan kami dia mengatakan kepada saya tentang Perempuan yang disebut Mrs Elizabeth yang merupakan C.E.O dari Elizabeth Kean Badan Kredit. Jadi saya diterapkan untuk jumlah pinjaman (Rp300,000.000) dengan tingkat bunga rendah dari 2%, sehingga pinjaman tersebut disetujui dengan mudah tanpa stres dan semua persiapan di mana dibuat tentang transfer kredit dan dalam waktu kurang dari 4 jam, pinjaman diendapkan ke bank saya. Jadi saya ingin saran salah satu yang membutuhkan pinjaman untuk cepat menghubunginya melalui email di .. elizabethkeen.loanfinance@gmail.com Dia tidak tahu bahwa saya melakukan hal ini saya berdoa bahwa Tuhan akan memberkatinya untuk hal yang baik yang telah dilakukan dalam hidup saya. Anda juga dapat menghubungi saya di adhiaini05@gmail.com. untuk info lebih lanjut.......

    ReplyDelete
  7. Apakah Anda pernah ditolak terus-menerus oleh bank, teman, kerabat, lembaga keuangan Anda?
    Jika Anda membutuhkan pinjaman konsolidasi 2%, kita memiliki banyak rencana yang fleksibel pada panel pinjaman kami untuk membantu Anda,
    Kemudian kabar baik di sini !!! Anda telah datang ke tempat yang tepat yang Anda bisa mendapatkan mudah pinjaman Anda cepat dan,
    * Pinjaman Pribadi (Aman dan Tanpa Jaminan)
    * Kredit Usaha (Aman dan Tanpa Jaminan)
    * Kredit Mobil
    lebih banyak, tanpa fees.We tersembunyi bersertifikat, dapat dipercaya, handal, efisien, cepat dan pemberi pinjaman uang dinamis,
    Kami memberikan pinjaman pada tingkat bunga 2%, jumlah berkisar dari $ 500.000,00 USD untuk $ 80,000,000,000.00 USD dan periode ulang pembayaran 1 tahun untuk durasi 50 tahun

    Mohon kembali ke saya dengan email: Lucysmithloanfirm@gmail.com jika Anda tertarik untuk mendapatkan pinjaman sehingga saya bisa memberikan informasi lebih untuk persyaratan pinjaman dan kondisi
     
    Peminjam Informasi (Information diperlukan bidang muncul dalam cetak tebal).
    Nama Lengkap (s):
    Usia:
    Alamat jalan:
    negara:
    Nomor kontak:
    Jumlah Pinjaman Diminta:
    Pinjaman Tujuan:
    Durasi Pinjaman:
    Status Pekerjaan:

    Hubungi kami melalui email kami Lucysmithloanfirm@gmail.com

    ReplyDelete
  8. Apakah Anda ingin menjual ginjal Anda? Apakah Anda mencari kesempatan untuk menjual
    ginjal Anda untuk uang karena istirahat keuangan turun dan Anda tidak tahu apa yang
    lakukan, maka
    hubungi kami hari ini dan kami akan menawarkan jumlah yang baik untuk ginjal Anda. Saya
    Nama (Dr.franchesso) seorang Nephrologist di (rumah sakit franchesso memorial). Kami
    rumah sakit khusus
    di Bedah Ginjal dan kami juga menangani pada pembelian dan transplantasi ginjal
    dengan hidup donor yang sesuai. Kami terletak di India, Turki,
    Nigeria,
    USA, Kuwait, Dubai, Arab Saudi, London, Malaysia. Jika Anda tertarik
    jual atau beli
    ginjal jangan ragu untuk menghubungi kami melalui
    email: franchescomemorialhospital@gmail.com

    ReplyDelete
  9. Saya adalah Widya Okta dari SURABAYA, saya ingin memberi kesaksian tentang karya bagus Tuhan dalam hidup saya kepada orang-orang saya yang mencari pinjaman di Asia dan sebagian lain dari kata tersebut, karena ekonomi yang buruk di beberapa negara.
    Apakah mereka mencari pinjaman di antara kamu? Maka Anda harus sangat berhati-hati karena banyak perusahaan pinjaman yang curang di sini di internet, tapi mereka tetap asli sekali di perusahaan pinjaman palsu. Saya telah menjadi korban penipuan pemberi pinjaman 6-kredit, saya kehilangan banyak uang karena saya mencari pinjaman dari perusahaan mereka.

    Saya hampir mati dalam proses karena saya ditangkap oleh orang-orang dari hutang saya sendiri, sebelum saya dibebaskan dari penjara dan teman saya yang saya jelaskan situasi saya, kemudian mengenalkan saya ke perusahaan pinjaman yang andal yaitu SANDRAOVIALOANFIRM. Saya mendapat pinjaman saya sebesar Rp900.000.000 dari SANDRAOVIALOANFIRM dengan tarif rendah 2% dalam 24 jam yang saya gunakan tanpa tekanan atau tekanan. Jika Anda membutuhkan pinjaman Anda dapat menghubungi dia melalui email: (sandraovialoanfirm@gmail.com)

    Jika Anda memerlukan bantuan dalam melakukan proses pinjaman, Anda juga bisa menghubungi saya melalui email: (widyaokta750@gmail.com) dan beberapa orang lain yang juga mendapatkan pinjaman mereka Mrs. Jelli Mira, email: (jellimira750@gmail.com). Yang saya lakukan adalah memastikan saya tidak pernah terpenuhi dalam pembayaran cicilan bulanan sesuai kesepakatan dengan perusahaan pinjaman.

    Jadi saya memutuskan untuk membagikan karya bagus Tuhan melalui SANDRAOVIALOANFIRM, karena dia mengubah hidup saya dan keluarga saya. Itulah alasan Tuhan Yang Mahakuasa akan selalu memberkatinya.

    ReplyDelete
  10. Halo,
    Ini untuk memberi tahu masyarakat bahwa Nyonya Charity White, pemberi pinjaman swasta memiliki kesempatan finansial untuk semua orang yang membutuhkan bantuan keuangan, membayar tagihan, untuk berinvestasi dalam bisnis baru atau untuk meningkatkan bisnis Anda. Kami memberikan pinjaman dengan bunga sebesar 2% kepada perusahaan dan perorangan. Ini tidak memerlukan banyak dokumen, juga syarat dan ketentuan yang jelas dan peka. Hubungi kami via e-mail: (charitywhitefinancialfirm@gmail.com) Kami akan memberikan layanan terbaik kami.

    ReplyDelete