Wednesday, September 19, 2012

The ( REAL) Innocence Of Moslem ( 2 )



Kedua, jika berdasarkan data pada tahun 2010, kira-kira 85,1% dari 240.271.522 penduduk Indonesia adalah pemeluk Islam, 9,2% Protestan, 3,5% Katolik, 1,8% Hindu, dan 0,4% Buddha .Jelas sampai saat ini muslim sebagai mayoritas, sepanjang sejarah berdirinya Negara Indonesia selalu berusaha menjaga keharmonisan antar agama. Hal ini berdasarkan fakta, bukan opini bahkan propaganda. Namun, Jika ada konflik, konflik yang terjadi pun bersifat lokal. Nah, jika bicara konflik, tentu kita akan bicara kepada korban, dan data korban itu pasti akan menyebut angka/jumlah. Pada zaman sejarah modern tidak ada yang dapat melebihi jumlah korban dalam genosida muslim di Bosnia, Tragedi Sabra Shatilla, perang Irak, Perang Afganistan, Pembantaian etnis Rohingya,dll bahkan jumlah korban Holocaust (jika benar terjadi ) yang dijadikan momentum awal ide pendirian  Negara Israel tidak akan sebanding dengan jumlah muslim yang dibantai. Fakta yang menunjukan betapa Muslim menjadi korban kekerasan terbesar sepanjang sejarah modern, tetapi banyak yang "mengubur" fakta ini dalam-dalam.
Kesimpulannya adalah, film TIOM amat sangat tendensius, penuh kebencian, dan menggunakan dasar argumentasi yang lemah. Namun, hinaan tetaplah hinaan, entah benar atau salah, sebuah hinaan adalah suatu hal yang sangat menyakitkan, inilah yang membuat kamu muslimin dunia marah besar. Lalu jika dilihat dari beberapa kasus penghinaan terhadap islam terdahulu, mulai dari karikatur di Jyllands Postan, film Fitna, film TIOM, dan yang paling baru adalah Karikatur di majalah mingguan di Prancis Charlie Hebdo, tampaknya para Islamophobis mempunyai  “cara baru” untuk mengekspresikan penyakit mereka (Islamophobia-red), yakni menggunakan “prinsip kebebasan berekspresi” cara yang dianggap efektif memprovokasi dan yang pasti cara yang paling ekonomis (murah-red). Sesungguhnya trend Islamophobia cenderung meningkat sejak terjadi krisis ekonomi di Negara Eropa dan Amerika Serikat yang mengakibatkan pertumbuhan ekonomi menjadi minus, pengangguran meningkat. Ditambah jumlah muslim yang berkembang pesat. menurut  data statistik yang dikeluarkan Pew Research Center (Oktober 2009), menunjukkan, pada 1973 penduduk Muslim dunia sekitar 500 juta jiwa. Namun, saat ini jumlahnya naik sekitar 300 persen menjadi 1,57 miliar jiwa. Tercatat, satu dari empat penduduk dunia beragama Islam, hal inilah yang membuat para Islamophobis menjadi “frustasi” dan akhirnya menunjukan eksistensinya, dengan tindakan vandalisme (di Masjid & daerah komunitas Muslim), atau membuat karya seni yang anti-islam dengan dalih kebebasan ekspresi. Artinya jika kita lihat fakta yang ada terdapat korelasi yang positif antara keadaan ekonomi,politik,dan sosial budaya di Negara barat dengan perilaku masyarakatnya.
Semoga Masyarakat Indonesia dan muslim pada khususnya tidak terpancing dengan banyaknya provokasi oleh Islamophobis, dan kita berharap kerukunan yang telah kita jaga dengan sesama pemeluk agama dapat terus terbina dengan baik karena muslim adalah Rahmatan Lil’ Alamin dan itulah The Real Innocence Of Moslem.CMIIW (wiwitwibowowidadi.blogspot.com).
Source: Google, Wikipedia

No comments:

Post a Comment